Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa terdapat sekelompok manusia yang meneliti hadis Nabi dan berbeda pandangan terhadap mayoritas ulama hadis terkait hadis Nabi, di antara mereka ada yang berpandangan bahwa sunnah atau hadis sesungguhnya sebagian besar hadis tidak sahih, dia meragukan keaslian hadis sebagai sabda Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam, menurutnya hadis lebih hanya merupakan hasil dari interaksi berbagai aliran dan kencenderungan yang muncul balakangan di kalangan masyarakat Islam pada periode kematangannya. Mereka meneliti hadis disebabkan beberapa faktor dan tujuan di antaranya adalah agama, dan telah datang ulama'pada masa ini yaitu al-Siba’iy yang membantah beberapa argumen yang dinyatakan oleh orientalis. Kata kunci: Orientalis, Hadis, Siba'iy Abstract: This paper aims to explain that there is a group of people who examine the traditions of the Prophet and differing views on the majority of scholars related to the traditions of the Prophet's traditions, among them who are of the view that the Sunnah or the traditions are actually most of the traditions are invalid, he doubts the authenticity of the traditions as the words of the Prophet Muhammad sallallahu 'Alayhi wa sallam, according to him, the hadith is only a result of the interaction of various streams and trends that appear lately among the Islamic community in its maturity period. They examined the hadith due to several factors and objectives including religion, and the cleric had arrived at this time namely al-Siba'iy who disputed some of the arguments expressed by the Orientalists. Keywords: Orientalist, Hadith, Siba'iy
Sebagai sekolah menengah yang turut mengajarkan bahasa Arab dengan metode langsung kepada santrinya, metode dan bahan ajar bahasa Arab di pesantren sangat perlu dimutakhirkan. Hal ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan MoU kerjasama antar perguruan tinggi yang ada di pesantren tersebut. Kerjasama kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk Praktek Pengayaan Lapangan dengan fokus desain pembelajaran bahasa Arab. Pondok pesantren yang dituju, memiliki beberapa kesamaan fokus dengan visi dan misi program studi. Khususnya dalam hal desain bahan ajar. Kegiatan ini berlangsung selama 1 pekan. Hasilnya, realisasi kegiatan ini menghasilkan rekomendasi bahwa: 1) penyusunan bahan ajar harus mempertimbangkan aspek geografis dan jadwal keseharian pesantren. 2) bahan ajar harus mengandung terjemah dalam 2 bahasa: Indonesia dan Inggris. 3) pengajaran lebih efektif jika melibatkan pengurus pondok dari santri.
Muhammadiyah merupakan salah satu kelompok gerakan Islam besar di Indonesia, oleh karena itu sangat dibutuhkan sekali pengetahuan umat Islam tentang kelompok ini. Dalam Islam hadis merupakan sumber utama agama setelah al-Qur’an karena pentingnya kedudukan hadis dalam Islam, maka sangat penting sekali kita memahami pemahaman kelompok Muhammadiyah terhadap hadis. Metode yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji pemahaman Muhammadiyah terhadap hadis adalah dengan metode penelitian kuantitatif dengan cara mengumpulkan data-data berupa teks-teks yang ada kemudian ditelaah untuk mendapatkan pemahaman dari teks tersebut atau dapat disebut dengan content analisys. Penelitian yang penulis dapatkan Muhammadiyah sangat memperhatikan kesahihan sebuah hadis sebagai rujukan dalam bersyariat terutama kritik dalam sanad hadis, dalam bidang Akidah Muhammadiyah hanya menerima hadis mutawatir, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan dalam penerapannya.
Hadits merupakan komponen penting dalam beragama karena hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Oleh karena itu, hadits mempunyai kedudukan yang tinggi di Islam. Hadits dilihat dari caranya sampai kepada kita dapat dHadits mutawatir sendiri telah mendapatkan kesepakatan antar ulama bahwa hukumnya adalah sahih, dikarenakan banyaknya rawi yang meriwayatkan hadits. Beda halnya dengan hadits ahad, yang diperselisihkan tentang hukumnya, dan diperselihikan juga kriteria sahihnya, salah satunya tentu golongan syi’ah. Dalam tulisan kali ini penulis akan mengkaji khusus tentang pandangan syi’ah, terutama Syi’ah Zaidiyyah tentang hadits ahad beserta kriterianya melalui pandangan dari Imam al-Shaukany. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hadits ahad menurut al-Shaukany dapat dikatakan sahih apabila memenuhi 5 kriteria yaitu; sumbernya harus seorang yang mukallaf, sumbernya harus orang yang beragama Islam, sumbernya harus orang yang memiliki ‘adalah, sumbernya diharuskan memiliki kecermatan, dan sumbernya harus orang yang jujur. Syi’ah Zaidiyah ini berbeda dengan Syi’ah lainnya. Karena, dalam pandangan mereka, sahabat-sahabat lain selain Ali bin Abi Talib, masih dianggap sahabat mafdul sedangkan Ali bin Abi Talib adalah yang paling afdal.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.