Forty percent of the total oil palm plantation area in Indonesia belong to the smallholder palm oil plantations. The productivity of smallholder oil palm plantations is still relatively low, only around 2-3 tons of CPO/ha/year under PBN dan PBS. The aim of this study is to identify internal dan external constraints that cause low productivity of smallholder oil palm dan the recommended solutions. This research was taken in Sanggau dan Sintang Regencies which are the largest areas of smallholder palm oil plantation in West Borneo. Data obtained were analyzed by SWOT. The results showed that there were four main strategies to increase productivity dan solve problems on oil palm plantation in Sanggau dan Sintang Regencies, namely, 1) intensifying technical training of oil palm cultivation to increase the farmers’ knowledge dan capabilities, 2) increasing the role dan ability of farmer institutions both farmer groups dan ‘koperasi’ in establishing cooperation with stakeholders dan in marketing fresh fruit bunch (FFB), 3) escalating the awareness dan understanding of farmers in using digital information technology to support their business activities on oil palm, dan 4) strengthening the government protection against middlemen.
Gambir (Uncaria gambir Roxb.) merupakan komoditi unggulan dan spesifik dari Sumatera Barat Khususnya Kabupaten Lima Puluh Kota. Produsen gambir dunia terbesar terdapat di Sumatera Barat. Bahagian yang memiliki nilai ekonomis dari tanaman gambir adalah katekin. Katekin merupakan hasil metabolit sekunder tanaman gambir yang digunakan tanaman untuk melindungi dirinya dari gangguan biotis dan abiotis. Senyawa ini juga memiliki sifat sebagai bahan penyegar minuman selain dari kemampuan menyembuhkannya. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu meminimalkan kendala yang dialami Kelompok Tani Sembilan. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelompok Tani Sembilan di Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Memproduksi minuman penyegar dari tanaman gambir dilakukan dengan mengembangkan metode sederhana. Tahapan sederhana yang membutuhkan pengembangan lanjutan dari teknologi produksi ini terdiri dari tahapan pemetikan daun gambir, pengeringan, penggilingan dan pengemasan. Kendala yang membatasi produksi yakni standarisasi produk dan desain kemasan. Produksi teh oleh Kelompok Tani Sembilan yang telah berlangsung sangat membantu meningkatkan pendapatan petani gambir. Meningkatkan pendapatan petani gambir di Kapur IX dapat dilakukan menggunakan pendekatan teknologi sederhana untuk memproduksi teh gambir. Teh gambir yang di produksi oleh Kelompok Tani Sembilan memungkinkan petani gambir untuk memperoleh pendapatan selain dari produksi teh gambir yang harganya fluktuasi. Teh gambir yang sudah berhasil di produksi oleh Kelompok Tani Sembilan perlu di standarisasi dan desain kemasan produk, sehingga dapat memperluas pasar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.