Background : Nephrotic syndrome (NS) is common in children with massive proteinuria causing severe hypoalbuminemia and hypercholesterolemia. Various attempts are required to increase albunin serum, accelerate remission time, and prevent relapse in order to reduce kidney damage. The Channa striata extract is known for its benefits in increasing albumin levels. Objective : To prove channa striata extract supplementation effect in increasing albumin serum, reducing cholesterol serum, remission and relapse time in children with NS. Methods :This is a double blind randomized controlled trial pre and post test design, 60 children with NS aged 1-15 years were included. A total of 500 mg / day channa striata extract capsule supplementation were administrated 2x1 to the treatment group for 21 days, meanwhile control group received placebo. Children with other chronic disease and with steroid resistance NS were excluded. The outcomes were serum albumin, cholesterol levels, remission and relapse time. Analysis data of albumin and cholesterol was performed by using unpaired t test and Mann-Whitney test. Remission and relapse times were analyzed by chi-square test. Results: There are 60 children met the inclusion criteria (32 children received Channa extract and 28 children were given placebo). Increased albumin level after supplementation was 3,6+0.8 g/dL(p<0.05) higher compared to placebo group 3,2+0.8 g/dL( p<0.05). Decreased levels of total cholesterol between the two groups were not significant (p>0.05). The treatment group remission time was 8.4+2.9 days, 11.0+3.7 day faster compared to placebo group (p <0.05). Relapse in the treatment group (21.4%) were similar to the placebo group (21.9%) (p> 0.05). Conclusions: Channa striata extract supplementation 3x500 mg/day for 21 days is effective to increase albumin levels and accelerate remission time significantly. Decreased cholesterol serum and relapse were not significant. Keywords: nephrotic syndrome, channa striata extract, albumin, cholesterol, remission time, relapse Latar Belakang: Sindrom nefrotik (SN) banyak dijumpai pada anak dengan proteinuria masif yang menyebabkan hipoalbuminemia berat dan hiperkolesterolemia. Diperlukan upaya meningkatkan kadar albumin, mempercepat waktu remisi dan mencegah relaps guna mengurangi kerusakan ginjal. Ekstrak ikan gabus (EIG)/Channa striata) diketahui dapat meningkatkan kadar albumin. Tujuan: Membuktikan pengaruh suplementasi EIG terhadap peningkatan kadar albumin, penurunan kolesterol,waktu remisi dan kejadian relaps pada anak SN. Metode: Penelitian randomized controlled trial pre and post test design, tersamar ganda, dilakukan mulai Maret-November 2017 terhadap 70 anak SN usia 1-15 tahun, terbagi menjadi 35 anak kelompok suplementasi EIG 2x500 mg/hari selama 21 hari; 35 anak kelompok kontrol. Anak dengan penyakit kronis lain, anak dengan resisten steroid di eksklusi. Luaran yang diteliti adalah kadar albumin, kolesterol, waktu remisi dan kejadian relaps. Analisis data kadar albumin dan kolesterol dengan uji t tidak berpasangan dan uji Mann-Whitney, waktu remisi dan kejadian relaps dengan uji Chi-Square. Hasil: Enam puluh subyek masuk kriteria penelitian (32 di kelompok EIG dan 28 di kelompok plasebo). Peningkatan kadar albumin setelah pemberian EIG 3,6+0,8 g/dL lebih tinggi dibanding kontrol 3,2+0,8 g/dL (p<0,05). Penurunan kadar kolesterol total diantara dua kelompok didapatkan nilai p>0,05. Waktu remisi kelompok EIG 8,4+2,9 hari, lebih cepat dibanding kontrol 11,0+3,7 hari (p<0,05). Kejadian relaps kelompok EIG (21,4%) sama dengan kontrol (21,9%) (p>0,05). Kesimpulan: Suplementasi EIG 2x500 mg/hari selama 21 hari, efektif meningkatkan kadar albumin dan mempercepat waktu remisi secara bermakna. Penurunan kadar kolesterol dan kejadian relaps tidak bermakna. Kata kunci: sindrom nefrotik, ekstrak ikan gabus, albumin, kolesterol, waktu remisi, relaps
Latar belakang. Etiologi definitif penyebab kanker pada anak masih belum jelas dan bersifat multifaktorial. Berat bayi lahir lebih dikaitkan dengan risiko terjadinya leukemia pada anak. Hal ini disebabkan karena tingginya hormon pertumbuhan pada bayi besar yang mempunyai efek onkogenik pada perkembangan sistem imun tubuhnya sehingga meningkatkan risiko dari progresifitas terjadinya leukemia. Tujuan. Menganalisis hubungan berat lahir dan faktor perinatal terhadap kejadian leukemia pada anak.Metode. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2018 hingga bulan Juni 2019 dengan desain case control pada pasien hemato-onkologi anak di RSUP dr. Kariadi Semarang. Data berat lahir dan faktor risiko perinatal dianalisis menggunakan uji Mann Whitney dan chi square untuk melihat hubungan berat lahir dan faktor perinatal antara anak penderita leukemia akut dengan anak yang tidak menderita leukemia. Nilai p dianggap bermakna apabila p< 0,05.Hasil, Penelitian ini terdiri dari 184 pasien, 90 (48,91%) adalah kelompok subjek yang menderita leukemia, dan 94 (51,,09%) adalah kelompok kontrol yang tidak menderita leukemia, Sebanyak 79 (87,7%) subjek menderita acute lymphoblastic leukemia, 7 (7,8%) subjek menderita acute myeloblastic leukemia dan 4 (4,.4%) subjek menderita chronic myeloblastic leukemia. Didapatkan nilai p 0,151 (p>0.05) dari hubungan berat lahir dan kejadian leukemia, nilai p=0,861 (p>0,05) dari hubungan usia ibu saat hamil terhadap kejadian leukemia dan nilai p=0,543 (p>0,05) dari hubungan jenis persalinan dengan kejadian leukemia.Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara berat lahir, usia ibu saat hamil dan jenis persalinan terhadap kejadian leukemia pada anak di RSUP dr. Kariadi.
Latar Belakang : Peroksidasi lipid yang terjadi pada pasien sindroma nefrotik (SN) yang mengalami dilipidemia dapat mempercepat laju dari penyakit ginjal. Stres oksidatif, yang berujung pada pembentukan Spesies Oksigen Reaktif (SOR), turut menyumbang pada proses degeneratif ini. Malondialdehyde (MDA) digunakan sebagai biomarker untuk mengukur stres oksidatif. Tujuan : Membuktikan hubungan antara dislipidemia dengan kadar MDA pada SN sensitif steroid relaps. Metode : Penelitian cross sectional pada anak dengan SN yang memenuhi kriteria inklusi di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD sekitar Semarang periode Februari 2016 sampai Juni 2016. Pengukuran terhadap MDA, kolesterol total, trigliserida, Low Dencity Lipoprotein (LDL) dan High Dencity Lipoprotein (HDL) dinilai saat pasien SN sensitif steroid sedang relaps. Digunakan uji korelasi dan regresi linear untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil : subyek penelitian sebanyak 37 anak yang terdiri 28 (75,7%) laki-laki dan 9 (24,3%) perempuan. Didapatkan korelasi positif antara MDA dengan kadar kolesterol total (r = 0, 386; p =Â 0,018), trigliserida (r = 0,036; p = 0,033) dan LDL (r = 0,196; p = 0,045). Sementara korelasi negatif didapatkan pada HDL (r = -0,31; p = 0,000). Pada regresi linear didapatkan kolesterol total memiliki hubungan korelasi terkuat dengan MDA dibandingkan variabel lain (r = 0,386). Besarnya angka koefisien determinasi adalah 0,188 atau sebesar 18,8%, dimana kenaikan MDA dapat dijelaskan dengan peningkatan kolesterol total, LDL dan Trigliserida. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara dislipidemia dengan kadar MDA pada SN sensitif steroid relaps. Kata kunci : Sindroma nefrotik, dislipidemia, malondyaldehyde
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.