Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegepty masih menjadi masalah kesehatan yang sering dijumpai di Indonesia. Data puskesmas terkait kasus gigitan nyamuk Aedes aegepty menunjukkan bahwa Kelurahan Mojo merupakan salah satu wilayah dengan kasus DBD yang cukup banyak. Pada tahun 2013, di Kelurahan Mojo terdapat 54 kasus kejadian DBD, jumlah tersebut meningkat dari tahun 2009 yang terdapat 37 kasus kejadian DBD. Salah satu upaya yang dianggap tepat dalam mencegah terjadinya DBD adalah dengan menggunakan produk insektisida antinyamuk. Oleh karena itu, ketepatan penggunaan produk insektisida antinyamuk ini perlu diperhatikan. Sampel yang dipilih adalah ibu rumah tangga di Kelurahan Mojo dan dipilih secara accidental sampling dengan jumlah sampel yag diperoleh sebanyak 100 ibu rumah tangga. Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan pola penggunaan produk insektisida antinyamuk oleh ibu rumah tangga Kelurahan Mojo. Hasil penelitian menunjukkan 35% (n=100) responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup baik terkait macam, cara penggunaan, cara penyimpanan, dan cara pembuangan produk insektisida antinyamuk. Terkait pola penggunaan dari para responden, insektisida antinyamuk yang paling banyak digunakan adalah jenis semprot. Alasan utama dalam menggunakannya adalah praktis, lama penggunaan lebih dari sepuluh tahun serta frekuensi penggunaan satu kali per hari.
is a journal published quarterly by the Center for the Study of Islam and Society (PPIM), IAIN Syarif Hidayatullah, lakarta (STT DEPPEN No. 129/SK/DITIEN/PPG/STT/1.976) and sponsored by the Department of Religious At't'airs of the Republic of Indonesia. It specializes in Indonesian Islamic studies, and is intended to communicate original researches and current issues on the subject. This journal warmly welcomes contributions t'rom scholars of related disciplines.All articles published do not necessarily represent the oiews of the journal, or other institutions to which it is ffiliated. They are solely the aiews of the authors. The articles contained in this journal have been ret'ereed by the Board of Editors. STUDIA ISLAMIKA has been accredited by The Ministry of National Education, Republic of Indonesia as an academic lournal. Muhamad HisyamIslam and Dutch Colonial Administration: The Case of Pangulu in Java Abstraksi: Pangulu, juga sering disebut Pangulon, rnerupakan institusi khm di Jaua ydng secdrd tad.isional telah ada, tepdtrrya hetika agama ini secara fornwl tehh trintegrasi ke dakm kebidupan kenegaraan di akbir abad. ke-15. Lembaga ini dipimpin seord.ng pmsrlu, auu dakm bahasa Indonesia pm gbulu. P angulu mmrpakan pelembagaan honsep qadt dakm fkib khm, makipun dahrn prahtiknya otoritas pangulu lebib luas dari qadt Sejahn dcngan konsep fikilt, otoritas pang':Jiu didasarkan atn rarity ah k"p"k negdra.kjak kedzangan Behnda di akhir abad. ke-16, dan secara grad.ual me-nguasaiJaana,lernbaga tad.isional keagarnaa.n ini teap eksis, dan kedud.ukan paagaht tctap indepmden dari kekuasaan pmerinah jajahan, rneskipun, kebijakanaan wnurn peftitrintahan dalam birlmglntkum btr.sha ffEnera? kan huhum dan peradilan Eropa. Ala"san rnempertzbankan ind.tpendmsi pangulu dari campur tangdn holonial ad.akh bahua lembaga ini berkaian dcngan khm, di nuna pernennah kolonizl mernang bersikap independcn. Akdn tetdpt" mempertimbangkan faka bahua pang'At tenryau bupengaruh kuat terbadap pehksanaan tertib hukum di ma.syarakat, maka pad"a 1882 pemerintah kolonial Beknda mekkukan reorganisasi kebrnbagaan pangulu. Sekin itu, reorganisasi juga dilakukan karena terdapat kekarauan ad.' ministrasi, terutarna. meny asul pmd.irian l.ernbaga peradilzn Lanraad oleb fuhnda.Reorganisasi di atas sekaligus memasukkan pangiu dan lembaga pangtlon ke dahm a"dministrasi kolonizl, dan rnengubah pmgadikn PanSrlu mmjadiP iesteraad aau Pmgadikn Pmdca. Pmd.iriznP riesteraad kemu' dian temy aa ntengundang kontrorwsi, Hal ini tenttanw berkenaan dcngan faku bahwa dahm khmtidak ada lernbaga kependetaan, dan jugadmgan tauliyah pangulu. Soalyangperuma selcsai hgitu saja dcngan diteqenab'
Latar Belakang: Nyeri pascabedah merupakan permasalahan sangat penting yangdihadapi pasien pascabedah. Meskipun pengetahuan kita tentang mekanisme nyeripascabedah sudah mengalami banyak kemajuan, namun pengelolaan nyeripascabedah belum optimal dan masih sering terabaikan. Interleukin (IL) 1β adalahsalah satu sitokin proinflamasi yang kadarnya akan meningkat bila terjadi prosesinflamasi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar IL-1β, skala NRS, padakelompok yang mendapatkan epidural bupivakain 0,125% kombinasi parecoxib 40 mgdengan kelompok yang mendapatkan epidural bupivakain 0,125% yang digunakansebagai multimodal preventif analgesia pascabedah laparotomi ginekologi.Metode: Penelitian eksperimental dilakukan secara acak pada 50 pasien denganstatus fisik (ASA PS) II yang akan menjalani prosedur laparotomi ginekologi dengananestesi epidural. Subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok perlakuan, yaknikelompok pertama dengan kombinasi parecoxib 40 mg (n=25) dan kelompok keduadengan kombinasi plasebo NaCl 0,9% (n=25). Kedua kelompok tersebut mendapatkananestesi epidural selama operasi dan sebagai analgesia pascabedah. Pengambilansampel darah pasien dilakukan 35 menit sebelum pembedahan untuk pengukurankadar IL-1 β, selanjutnya dilakukan pada 2 jam dan 24 jam pascabedah. Analisisstatistik menggunakan uji Mann-Whitney U dan Levane test.Hasil: Rerata kadar IL-1β prabedah pada kelompok parecoxib 1,05±1,25 pg/ml, 1,24± 1,54 pg/ml untuk 2 jam pascabedah dan 1,82 ± 2,16 pg/ml pada 24 jam pascabedah.Kelompok kontrol, kadar IL-1β prabedah 1,65±1,69 pg/ml, 2,55±2,77 pg/ml untuk 2jam pasca bedah pg/ml, dan 1,96±1,97 pg/ml pada 24 jam pascabedah. Tidak adaperbedaan bermakna rerata skor NRS diam dan bergerak 2 jam, 12 jam, dan 24 jampascabedah diantara kedua kelompok sampel (p>0,05).Kesimpulan: Kombinasi epidural bupivakain 0,125% dengan parecoxib 40 mg dapatmenurunkan kadar IL-1β pada 2 jam pascabedah.
Komposit berpenguat serat alam banyak diteliti dan dikembangkan karena sifatnya yang lebih ramah lingkungan sehingga dapat dengan mudah terdegradasi secara alami. Gipsum adalah salah satu produk material komposit yang digunakan sebagai bahan bangunan dan biasa dipakai sebagai partisi bangunan, plafon, sekat, dan asesoris ruangan. Akan tetapi gipsum juga memiliki kelemahan pada sisi keuletan dan tidak tahan air. Inovasi yang banyak dikembangkan saat ini adalah memodifikasi menggunakan jenis serat yang memiliki kekuatan dan kekakuan yang baik, bobot ringan serta biaya produksi yang murah agar dapat mengatasi kekurangan sifat fisik gipsum.Telah dilakukan penelitian mengenai pembuatan dan karakterisasi papan semen-gypsum dengan menggunakan serat sisal (Agave Sisalana) dan campuran semen PPC. Papan gipsum dibuat dengan memvariasikan persentase massa serat sisal. Variasi persentase massa serat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, 8%. Dalam penelitian ini, gipsum komersial digunakan sebagai pembanding. Variasi persentase massa serat paling optimum untuk pembuatan papan gipsum yaitu pada persentase serat 0%. Untuk karakterisasi sifat fisis diperoleh densitas 1.185 g/cm3 dan daya serap air 42,53%. Hasil pengujian densitas pada semua variasi sampel telah memenuhi standar acuan yaitu SNI 01-4449-2006 dan nilai daya serap yang diperoleh pada semua variasi sampel telah memenuhi standar acuan yaitu JIS A-5908-2003.
Temperature and salinity play a role in the speed of sound and the process of sound propagation of acoustic waves in the water. Research on the propagation of sound waves in the ocean is a very interesting topic to do because it has many applications, including in underwater wireless communication systems and maritime security. This study aimed to analyze the propagation of acoustic waves in different water depths. The modeling was carried out with flat wave characteristics, in which the bathymetry characteristics of the seawater were ignored. In this ray path simulation, the frequency of 5.3Hz was used at 3 stations with different seawater depths in the Makassar Strait using temperature and salinity data downloaded from marine.coperniccus.eu data. The movement pattern of the acoustic waves was simulated using the Bellhop method. The ray tracing simulation results showed significant differences at the three locations. This was influenced by several factors, including the condition of the seawater environment, the placement of the transducer, the speed of sound, and the depth. Shallow seawater would show a more complicated ray path than deep seawater. The greater the angle of the half beam used, the greater the distance of the range of each beam of light will be so that the reflection of the resulting beam of light covers each column of seawater. The closer the distance between the resulting ray paths, the smaller the energy lost.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.