A
ABSTRAKTelah dilakukan penelitian taman tanaman air (TTA) dengan tanaman bambu air untuk mengolah limbah cair terolah industri penyamakan kulit. Konstruksi TTA berukuran panjang 3 m, lebar 1 m, dan dalam 1 m, atau sama dengan volume 3 m 3 . Media terdiri atas empat lapisan mulai dari bawah adalah koral 0,3 m, kerikil 0,3 m, ijuk 0,1 m, dan lapisan paling atas adalah pasir 0,3 m. TTA dioperasikan dengan sistem aliran subsurface (SSF). Waktu tinggal divariasi berturut-turut pada 3,125; 2,083; dan 1,563 hari. Hasil penelitian menunjukan efektivitas penurunan COD sebesar 60,60% dengan waktu tinggal 3,125 hari, penurunan BOD sebesar 60,17% dengan waktu tinggal 2,083 hari, penurunan TSS sebesar 93,76% dengan waktu tinggal 3,125 hari, penurunan S sebesar 89,02% dengan waktu tinggal 3,125 hari dan penurunan krom sebesar 96,89% dengan waktu tinggal 2,083 hari.Kata kunci: air limbah penyamakan terolah, Bambu air, waktu tinggal
PENDAHULUANIndustri penyamakan kulit sangat potensial menghasilkan limbah dan mencemari lingkungan apabila tidak dilakukan upaya penanganan limbahnya. Air limbah yang dihasilkan untuk memproses satu ton kulit mentah sebesar 40-50 m 3 (Shreesadh et al., 2013). Dalam penanganan limbah cair industri kulit sering dijumpai adanya masalah di lapangan yang terkait dengan efluent yang keluar dari unit pengolah limbah. Masalah tersebut meliputi terjadinya kelebihan kapasitas influent karena desain yang kurang tepat dan adanya kenaikan produksi pada saat bahan baku kulit mentah melimpah disisi lain