Abstrak: Pertumbuhan Kappaphycus alvaerzii dipengaruhi oleh jumlah klorofil-a, fioeritrin serta faktor kualitas lingkungan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam yang berbeda terhadap kandungan klorofil-a dan fikoeritrin pada Kappaphycus alvarezii hasil kultur jaringan yang dibudidayakan pada patok dasar. Penelitian ini dilakukan di Perairan Pantai Siwak Desa Gerupuk Kecamatan Sengkol Kabupaten Lombok tengah. Budidaya Kappaphycus alvarezii dilakukan selama tiga puluh hari yaitu pada tanggal 10 Maret sampai dengan 9 April 2020 dengan menggunakan metode patok dasar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan yaitu perlakuan A (jarak tanam 10 cm), B (jarak tanam 15 cm), C (jarak tanam 20 cm), D (jarak tanam 25 cm sebagai kontrol). Bibit Kappaphycus alvarezii yang digunakan adalah hasil kultur jaringan yang telah diadaptasikan di pantai. Pengukuran klorofil-a dan fikoeretrin dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri dan selanjutnya data dianalisa secara statistik. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa jarak tanam 25 cm (kontrol) menghasilkan kandungan klorofil-a tertinggi yaitu 5,4986 mg/l dengan kandungan fikoeritrin 0,0049 mg/l. Kandungan fikoeritrin tertinggi adalah jarak tanam 10 cm yaitu 0,0057 mg/l dengan kandungan klorofil-a sebanyak 4,7662 mg/l. Jarak tanam 25 cm dapat meningkatkan kandungan klorofil-a yang lebih baik karena dengan jarak tanam tersebut memberikan ruang bagi semua bagian thallus rumput laut K. alvarezii untuk bisa menerima cahaya matahari yang cukup dan sesuai untuk kebutuhannya. Jarak tanam 10 cm memberikan kandungan fikoeritrin yang tertinggi, yaitu 0,0057 mg/l karena terlalu rapatnya jarak ini menyebabkan semakin banyak terbentuknya naungan sehingga mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam dinding sel rumput laut. Pada bagian thallus yang sedikit atau tidak menerima cahaya matahari ini diduga terjadi pembentukan fikoeritrin yang lebih banyak sebagai bentuk adaptasi thallus rumput laut pada kondisi tidak mendapatkan cahaya matahari yang optimal. Kesimpulan penelitian ini adalah jarak tanam mempengaruhi kandungan klorofil-a dan fikoeritrin. Jarak tanam yang ideal adalah 25 cm untuk menghasilkan kandungan klorofila-a yang optimum untuk mendukung pertumbuhan.Kata kunci: Fotosintesis, cahaya matahari, talus, pertumbuhan, unsur hara.Abstract: The growth of Kappaphycus alvarezii is influenced by the amount of chlorophyll-a, phycoerythrin and the quality factors of the aquatic environment. This study aims to determine the effect of different plant spacing on the content of chlorophyll-a and phycoerythrin on Kappaphycus alvarezii tissue culture results that are cultivated on the bottom-off method. This research was conducted in the waters of Siwak Beach, Gerupuk Village, Sengkol District, Central Lombok Regency. Kappaphycus alvarezii cultivation is conducted for thirty days, from March 10 to April 9, 2020, using the bottom-off method. The study design used was a completely randomized design with four treatments, namely treatment A (10 cm spacing), B (15 cm spacing), C (20 cm spacing), D (25 cm spacing as a control). Kappaphycus alvarezii seeds used are the result of tissue culture that has been adapted on the beach. Measurements of chlorophyll-a and phycoerythrin were carried out using spectrophotometry and then the data were analyzed statistically. The results of this study found that the spacing of 25 cm (control) resulted in the highest chlorophyll-a content of 5.4986 mg/l with a phycoerythrin content of 0.0049 mg/l. The highest content of phicoeritrin is a spacing of 10 cm which is 0.0057 mg/l with a chlorophyll-a content of 4.7662 mg/l. A spacing of 25 cm can increase the chlorophyll-a content better because the spacing gives space for all parts of the Kappaphycus alvarezii thallus to be able to receive sufficient sunlight and is suitable for their needs. A spacing of 10 cm gives the highest content of phycoerythrin, which is 0.0057 mg / l because of the too-close this distance causes more shading to form and thus reduces the intensity of light entering the seaweed cell wall. On the part of the thallus that receives little or no sunlight, it is thought that the formation of phycoerythrin is more likely to occur as a form of adaptation of the seaweed thallus in conditions that do not get optimal sunlight. This study concludes that the spacing affects the chlorophyll-a and phicoeritrin content. The ideal spacing is 25 cm to produce the optimum chlorophyll-a content to support growth.Keywords: Photosynthesis, sunlight, thallus, growth, nutrients
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jarak tanam terhadap pertumbuhan rumput laut (Eucheuma cottonii) hasil kultur jaringan dengan metode patok dasar.Penelitian ini dilakukan perlakuan dengan perbedaan jarak tanam rumput laut hasil kultur jaringan. Beberapa refrensi budidaya rumput laut menganjurkan jarak tanam yang diterapkan adalah 25 cm. Namun, jarak tersebut diduga terlalu lebar karena ukuran bibit rumput laut Eucheuma cottonii hasil kultur jaringan lebih kecil (50 g) dari ukuran benih konvensional (100 g). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat 4 peralakuan, yaitu P0 dengan jarak 25 cm sebagai perlakuan kontrol, P1 dengan jarak 20 cm, P2 dengan jarak 15 cm dan P3 dengan jarak 10 cm, dengan masing-masing 4 ulangan.Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam atau analysis of variance (ANOVA) pada taraf nyata 5% dengan selang kepercayaan 95%. Hasil penelitian pertumbuhan mutlak paling tinggi didapatkan pada perlakuan P1 dengan nilai rata-rata 124 g, laju pertumbuhan spesifik paling tinggi terdapat pada perlakuan P1 dengan nilai rata-rata 4,15 %/hari, dan nilai rendemen karaginan menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.Pengamatan rendemen karaginan pada Eucheuma cottonii menunjukkan hasil berurutan pada masing-masing perlakuan yaitu kontrol sebesar 17%, P1 dan P2 sebesar 16%, dan P3 sebesar 14%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jarak tanam memiiki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii kultur jaringan dengan metode patok dasar (off bottom). Dengan jarak tanam terbaik dalam penelitian ini adalah P1 (20 cm)
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.