Pluralism denotes an acceptance of plurality in the community. Plurality in terms of diversity means that human from different background live together under no circumstances. There are different reasons why diversity occurs. It may because of the way of thinking and the attitude to an object which is due to different life styles. The plural and multicultural concept in Islamic Education is equivalent to the concept of 'silaturrahim', which means a mutual respect and love among the creatures regardless of ethnic and religious background. Islamic Education does not only concern the hereafter, but the worldly life as well through integrated education. PENDIDIKAN dalam Islam tidak sesempit yang dipahami oleh segelintir orang, yakni adanya di antara mereka memahami pendidikan Islam hanya berkisar pada pendidikan rohaniah semata, tanpa menyentuh pendidikan yang sifatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula bahwa sangatlah tidak tepat anggapan yang mengatakan Islam itu sangat eksklusif dan tertutup, tidak siap menerima perbedaan dan keragaman. Oleh karena itu untuk menilai Islam, seseorang harus memahami Islam secara sempurna atau secara kaffah. 1 Dari segi historis misalnya, Islam telah mempraktekkan hidup rukun dalam keragaman, Nabi saw. membangun Yatsrib yang kemudian menjadi pusat pemerintahan, yang ditandai dengan perubahan nama menjadi Madinah yang terdiri atas keragaman etnis dan latar belakang agama dan kepercayaan, Nabi menerapkan konsep Al-Qur'an tidak memaksakan umat non Islam untuk terjadinya konversi ke Islam. 2 Dengan ikhlas umat Islam membangun kebersaamaan yang plural di Madinah, namun karena ulah kaum Yahudi dari Bani Nadhir, 3 maka Nabi kemudian memerintahkan mengusir mereka dari Madinah. 4 Maka sangatlah tidak tepat bagi yang sering membuat statement yang seakan konsep pendidikan Islam hanya berkisar pada pencapaian kehidup-* Kandidat doktor dalam bidang Hadis pada Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ini adalah dosen tetap Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin dan sedang menjabat Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam.
<p>The discourse to move the Indonesian capital city has repeatedly emerged. It occurs when critical events arise from social, political, environmental and disaster factors. The purpose of this study is to analyze how the discourse of Central Kalimantan as the Indonesian capital city. The method of this research uses qualitative approach with library research analysis. It uses primary books on public feasibility of an area becoming capital city of Indonesia. The results of this study with spatial, ecological and territorial approach, where Jakarta as a consideration for discussion. So in the temporary hypothesis, Jakarta is less feasible as the capital city of the country. Meanwhile, Central Kalimantan becomes alternative city to be the capital city. It is representative of its vast territory, not vulnerable to natural disasters, added a small population of its citizen.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.