In recent decades, a number of studies in culture and the fine arts have found that the decline in environmental quality has become a significant problem. Ecological aesthetics is one of the intriguing subtopics that has arisen from these discussions. This paper seeks to pinpoint recent research trends and patterns in the field of ecological aesthetics. To do so, a systematic literature review was conducted using the keyword 'ecological aesthetics'. PRISMA (preferred reporting items for systematic reviews and meta-analyses) was used to filter and categorise scientific papers chosen from the Scopus, Science Direct, Proquest and Emerald platforms as study materials. A research roadmap of ecological aesthetics is the study's final output. This may facilitate the beginning of new research on the topic of ecological aesthetics.
This research is motivated by the culture of the people of Central Bengkulu which has begun to show symptoms of a shift towards extinction, for this reason efforts to map and develop traditional cultural arts in Central Bengkulu Regency as a whole are needed. This study aims to describe the mapping and development of Central Bengkulu arts and culture. This research method uses qualitative research with data collection techniques in the form of observation, documentation and interviews. The data analysis technique uses an interactive model consisting of three principles, namely: data reduction components, data presentation, and drawing and testing conclusions. The results of the study show that preserving cultural arts in Central Bengkulu is quite concerning because the people of Central Bengkulu adhere to traditional art forms which are really attached to the traditional ceremonies of the Malay people. Ways of cultural development that are seen as strategic include; 1) Re-vitalization, namely by reviving or organizing culture as the embodiment of or reviving a culture that has been destroyed. 2) Re-construction, namely in the form of compiling or rearranging old cultural points that still exist. 3) Re-event, namely creating and building events for cultural performances and exhibitions.Keywords: mapping, development, art, culture. AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kebudayaan masyarakat Bengkulu Tengah sudah mulai menunjukan gejala pergeseran kearah kepunahan, untuk itu diperlukan upaya pemetaan dan pengembangan seni budaya tradsional Kabupaten Bengkulu Tengah secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemetaan dan pengembangan seni budaya Bengkulu Tengah. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan model interaktif yang terdiri tiga prinsip yaitu: komponen reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan serta pengujian kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melestarikan seni budaya di Bengkulu Tengah cukup memprihatinkan karena masyarakat Bengkulu Tengah berpegang teguh pada bentuk kesenian tradisional yang betul melekat dengan upacara tradisional rakyat Melayu. Cara pengembangan kebudayaan yang dipandang strategis diantaranya; 1) Re-vitalisasi, yaitu dengan cara menghidupkan atau menata kebudayan sebagai penubuhan atau menghidupkan kembali kebudayaan yang sudah musnah. 2) Re-konstruksi, yaitu dalam bentuk menyusun atau menata kembali poin-poin kebudayaan lama yang masih ada. 3) Re-evented yaitu menciptakan dan membangun event untuk wadah pertunjukan dan pameran kebudayan.Kata Kunci: pemetaan, pengembangan, seni, budaya. Authors:Mulyadi : Institut Seni Indonesia PadangpanjangFerry Herdianto : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Amelia, D. I. (2021) Peran Pendidikan Seni Dalam Melestarikan Kekayaan Budaya Di Era 5.0 Pada SDN Margadadi IV. Prosiding dan Web Seminar (Webinar) “Standarisasi Pendidikan Sekolah Dasar Menuju Era Human Society 5.0”.Ahmad, S. (2013) Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenadamedia Group.Alfani, A. (2022) Perkembangan Festival Kebudayaan Tradisional Tabut di Kota Bengkulu pada Tahun 2013-2020. Skripsi tidak diterbitkan. Palembang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya.Biktagirova, G. F., Utemov, V. V., & Khitryuk, V. V. (2016). The Model of Realization of the Main Professional Educational Curricular for Training Middle Level Specialists. International Journal of Environmental and Science Education, 11(5), 907-914.Christophersen, C. (2013). Helper, Guard or Mediator? Teachers' Space for Action in" The Cultural Rucksack," a Norwegian National Program for Arts and Culture in Schools. International Journal of Education & the Arts, 14.Dianingasih, F. T. (2019). Fungsi Musik Dol Bagi Masyarakat Kota Bengkulu. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.MR, M. H. (2021). Lunturnya Permainan Tradisional. Aceh Anthropological Journal, 5(1), 1-15.Hasanadi, H. (2014). Seni dendang Bengkulu Selatan: Menelisik Sistem Nilai Budaya dan Dampak Sosial Ekonomi Seniman Tradisional. Jurnal Suluah, 14(18), 49-63.Irsal, I. (2017). Makna Etis “Punjung Nasi Sawo” pada Acara Pernikahan Suku Rejang di Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara. Manthiq, 2(1).Khairiah, K., & Walid, A. (2020). Pengelolaan Keberagaman Budaya Melalui Multilingualisme di Indonesia. Fikri: Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya, 5(1), 131-144.Koentjaraningrat, K. (2015). Pengantar Ilmu Antropolog. PT Rineka Cipta.Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). Manusia dan Kebudayaan (Manusia dan Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam Keanekaragaman Budaya dan Peradaban, Manusia dan Sumber Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 154-165.Kholis, N., & Mufidah, N. (2020). Community Multicultural Integration Pattern in Environment-Based Learning. International Journal of Instruction, 13(1), 101-124.Nahak, H. M. (2019). Upaya melestarikan budaya indonesia di era globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65-76.Puguh, D. R. (2017). Melestarikan dan Mengembangkan Warisan Budaya: Kebijakan Budaya Semarangan dalam Perspektif Sejarah. Jurnal Sejarah Citra Lekha, 2(1), 48-60.Permatasari, W. A., & Agustina, A. (2020). Analisis Proses dan Esensialitas pada Tradisi Mandi Bakumbo dalam Pernikahan Adat Melayu di Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 108-113.Ridwan, R. Problematika Keragaman Kebudayaan dan Alternatif Pemecahan (Perspektif Sosiologi). Madaniyah, 5(2), 195079.Rokhayatun, T. S., & Jatilinuar, S. R. K. (2022). Pemetaan Pola Tabuhan Bonang Penerus: Sebuah Upaya Pelestarian Karawitan GAYA Yogyakarta. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi, 22(1), 1-14.Suparno, S., Alfikar, G., Santi, D., & Yosi, V. (2018). Mempertahankan Eksistensi Budaya Lokal Nusantara Ditengah Arus Globalisasi Melalui Pelestarian Tradisi Gawai Dayak Sintang. Jurnal Pekan: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 3(1), 43-56.Sari, R. W. (2019). Eksistensi sebuah tradisi Tabut dalam Masyarakat Bengkulu. Majalah Ilmiah Tabuah: Talimat, Budaya, Agama dan Humaniora, 23(1), 47-58.Sari, F. D., Pratama, H. N., & Setiawan, I. (2020). Identifikasi Umah Adat Pitu Ruang sebagai Produk Kebudayaan Gayo. Studi Kasus: Umah Reje Baluntara di Aceh Tengah. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 451-454.Tabuena, A. C. (2022). Inclination State on the Philippine Culture and Arts Using the Appraisal Theory: Factors of Progress and Deterioration. Participatory Educational Research (PER), 09(01), 388-403.
This research is motivated by a marimba instrument soloist in performing his repertoire must be able to become a reliable music player and make a positive contribution to music lovers. This study aims to describe the solo playing technique by interpreting the Concerto in G Major RV 310 repertoire through the two mallet technique with string quartet accompaniment and realizing the solo play by interpreting the A Whole New World repertoire through the four mallet technique with the Marimba Instrument according to the needs of today's performances. The repertoire presented is the repertoire of Concerto in G Major Rv 310 and A Whole New World. This repertoire has been considered to be played according to the great or achievement of the percussion instrument. The research approach used in this study is a qualitative approach that is useful for analyzing phenomena and for interpreting data. Based on the repertoire analysis of Concerto in G Major Rv 310, several obstacles were found in playing it, namely there was a double stroke technique played in an allegro tempo. The repertoire of the Concerto in G Major Rv 310 baroque era, there is a lot of ornamentation on the melody, and the phrases of songs that have a clear theme. While the repertoire of A Whole New World is classified as modern music (popular) which is a simple choral composition that is logical and easy to digest. Keywords: description, interpretation, instrument, marimba. AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh seorang solis instrumen marimba dalam mempertunjukkan repertoarnya harus mampu menjadi pemain musik yang handal dan memberikan konstribusi positif kepada penikmat musik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan teknik permainan solis dengan cara menginterpretasikan repertoar Concerto in G Major RV 310 melalui teknik dua mallet dengan iringan kwartet string dan mewujudkan permainan solis dengan cara menginterpretasikan repertoar A Whole New World melalui teknik empat mallet dengan instrumen marimba sesuai dengan kebutuhan pertunjukan saat ini. Repertoar yang disajikan yaitu repertoar Concerto in G Major Rv 310 dan A Whole New World. Repertoar ini telah dipertimbangkan untuk dimainkan sesuai dengan great atau capaian instrument perkusi. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang berguna untuk menganalisis fenomena dan untuk menginterpretasikan data. Berdasarkan analisis repertoar Concerto in G Major Rv 310, ditemukan beberapa kendala dalam memainkannya, yaitu terdapat teknik double stroke yang dimainkan dalam tempo allegro. Repertoar Concerto in G Major Rv 310 zaman barok, banyak terdapat ornamentasi pada melodi, dan frase lagu-lagu yang memiliki tema yang jelas. Sedangkan repertoar A Whole New World tergolong musik modern (popular) yang mudah dipahami.Kata Kunci: deskripsi, interpretasi, instrumen, marimba. Authors:Ade Febri Yulfita : Institut Seni Indonesia PadangpanjangFerry Herdianto : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Arsyad, J., Putrianti, A., & Khadijah, K. (2020). Implementasi Alat Musik Perkusi Dalam Kemampuan Mengelola Emosional Anak Usia Dini di RA Az-Zahwa. Jurnal Raudhah, 8(2).Batallas, P.M. (2013). La marimba como Patrimonio Cultural Inmaterial. Fuente: Trabajo De Campo.David Samuel. (1982). Musical Approach to For Mallet Tecnique Volume 1. New York: New York Press.Dewatara, G. W., & Agustin, S. M. (2019). Pemasaran Musik pada Era Digital Digitalisasi Industri Musik dalam Industri 4.0 di Indonesia. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 18(1), 1-10.Herdianto, F. (2021). Pertunjukan Solis Marimba dengan Repertoar The Variantions on Theme (From The Malay’s “Pucuk Pisang”). Jurnal Sitakara, 6(1), 1-12.Herfanda, F. R. (2014). Bentuk pertunjukan musik perkusi Paguyuban Sayung Hore (PSH) di Semarang. Jurnal Seni Musik, 3(1).Hoffman, G., & Weinberg, G. (2010, May). Gesture-based human-robot jazz improvisation. In 2010 IEEE international conference on robotics and automation (pp. 582-587). IEEE.Hugh M. Miller. (1996). Pengantar Apresiasi Musik. Terjemahan B.Triyono PS. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Sinaga, S. S. (2017). Pemanfaatan Pemutaran Musik Trhadap Psikologis Pasien Pada Klinik Ellena Skin Care Di Kota Surakarta. Jurnal Seni Musik, 6(2).Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.Prier Sj, Karl –Edmund. (1993). Sejarah Musik Jilid 2. Pusat Musik Liturgi: Yogyakarta.Pono, Banoe. (1984). Pengantar Alat Musik. Jakarta: CV Baru.Yang, N., Savery, R., Sankaranarayanan, R., Zahray, L., & Weinberg, G. (2020). Mechatronics-driven musical expressivity for robotic percussionists. arXiv preprint arXiv:2007.14850.Saryono dan Anggraeni, Mekar Dwi. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.