Semakin banyak populasi, maka semakin banyak krisis yang terjadi. Seiring berjalannya waktu dan pertambahan jumlah manusia maka peningkatan kebutuhan semakin tinggi ditambah lagi semakin tipis kebutuhan bahan baku. Jika krisis energi tidak segera ditanggulangi maka akan berdampak besar di kemudian hari. Maka dari itu penanggulangan energi terbarukan yang efisien harus menggantikan peran energi fosil salah satunya diperlukan peranan solar cell. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan merupakan penelitian eksperimen. Ketika terdapat data dari penelitian sebelumnya yang relevan maka dapat dianalisis data dengan persamaan-persamaan terkait dan disesuaikan dengan spesifikasi dari produk yang telah ada. Kemudian, hasil penelitian sudah didapat analisis perhitungan data maka sesuaikan hasil penelitian dengan spesifikasi yang ada. Untuk aplikasi panel surya berdasarkan penelitian ini maka bisa digunakan jenis panel surya tipe polycrystalline sesuai dengan nilai tegangan, kuat arus dan daya pada penelitian.Kata kunci: Panel Surya, Energi, EfisienThe more population there is, the more the crisis. As time goes by, and the number of people increases, the demand for raw materials is getting higher and supply for raw materials is getting thinner. If the energy crisis is not addressed immediately, it will have a big impact in the future. Therefore, efficient management of renewable energy must replace the role of fossil energy, one of which is the role of solar cells. This research is quantitative research and experimental research. When there is data from relevant previous studies, the data can be analyzed with related equations and adapted to the specifications of existing products. When the results of the research have been obtained, the analysis of data calculations is then adjusted to the results of the study with the existing specifications. For solar panel applications based on this research, polycrystalline types of solar panels can be used according to the voltage, current and power values in the study.Keywords: Solar Panels, Energy, Efficient
Penduduk Indonesia belum sepenuhnya mendapat layanan penerangan listrik, terutama yang berada di daerah terpencil dan berada di lereng-lereng bukit, sementara di lokasi tersebut terdapat potensi energi yang cukup untuk mengerakkan turbin air sebagai penggerak generator listrik. Turbin pelton adalah salah satu jenis turbin impuls yang performancenya dipengaruhi oleh debit air, nosel, dan jumlah sudu, atas dasar tersebut penulis menyajikan artikel yang menerapkan metode quality function deployment (QFD) dan pengujian eksperimental terhadap prototipe turbin pelton di laboratorium Universitas Buana Perjuangan Karawang. Langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi studi literatur dan lapangan, perancangan, pembuatan alat uji, pengujian, analisis data, dan kesimpulan. Variasi pengujian berdasarkan pada diameter, posisi dan jumlah nosel terhadap sudu turbin yang berjumlah 12 buah dan berdiameter150 mm, sedangkan untuk pembangkit listriknya menggunakan generator mini berdaya 350 watt. Hasil pengujian yang diperoleh adalah daya input (Pin) terbesar dengan nilai 73,6 watt terdapat pada dn 9 mm dengan posisi nozel atas dan bawah dan jumlah nozel 2 buah. Daya turbin (Pt) ) terbesar dengan nilai 70,1 watt terdapat pada dn= 6 mm, posisi nosel di atas dan jumlah nozel 1 buah, efisiensi turbin (ηt) terbesar dengan nilai 95,4 % terjadi pada dn = 9 mm dengan jumlah nosel 1 buah dengan posisi nosel di atas, daya generator (Pgen) terbesar 11,7 watt terjadi pada dn = 9 mm dengan jumlah nosel 1 buah dengan posisi nosel di atas, effisiensi generator (ηgen) terbesar dengan nilai 17,9 % terjadi pada dn = 9 mm dengan jumlah nosel 1 buah dengan posisi nosel di atas dan efisiensi sistem terbesar (ηsis) 17,1% terjadi pada dn = 9 mm dengan jumlah nosel 1 buah d posisi nosel di atas. Kata kunci: Turbin pelton, quality function deployment (QFD), pengujian eksperimental
Panel surya merupakan komponen penting dari suatu sistem pembangkit listrik tenaga surya yang berfungsi mengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik DC. Arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya dapat dialirkan ke baterai sebagai tempat penyimpanan listrik. Intensitas cahaya matahari dan temperatur lingkungan yang berbeda di setiap wilayah serta kenaikan temperatur kerja panel surya dapat mempengaruhi efisiensi panel surya. Pengujian performansi panel surya diperlukan untuk mengetahui efisiensi konversi energi cahaya matahari menjadi listrik DC. Pengujian performansi panel surya telah dilakukan di kampus IV Universitas Pasundan Bandung dengan menggunakan panel surya tipe polycristalline yang berkapasitas 100Wp. Pengukuran dilakukan selama 30 hari menggunakan sistem data akuisisi. Besaran yang diukur adalah intensitas cahaya matahari, temperatur, tegangan dan arus yang keluar dari panel surya secara realtime. Beban yang digunakan untuk menerima suplai tegangan dan arus dari panel surya adalah baterai (Accu). Hasil pada pengujian menunjukkan bahwa panel surya yang diuji memilki efisiensi sebesar 11.4%. Kinerja ini lebih rendah 5.5% dari kinerja panel surya yang diukur pada STC. Besar daya keluaran tertinggi mencapai 63.1 W. Solar panels are an essential component of a solar power generation system that converts sunlight (photon) into direct current electricity. The electric current generated by the solar panels flows into the battery as electricity storage. The sunlight intensity and the elevated temperatures on the solar panels affect the efficiency of solar panels. Performance measurement of solar panels is needed to determine their efficiency. Performance measurement of solar panels has been carried out on campus IV, Pasundan University using polycrystalline type solar panels with a capacity of 100Wp. Measurements have been carried out for 30 days using a data acquisition system. The quantities measured are the intensity of sunlight, temperature, voltage and current generated in real-time. The measurement result shows that this solar panel has an efficiency of 11.4%. This is 5.5% lower than the solar panel performance as measured by STC. The highest output power reaches 63.1 W.
Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Conveyor banyak dipakai di industri untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan. Banyak jenis coveyor yang di gunakan di dunia industri di antara nya conveyor yang berbentuk rantai dengan disc teplon di selang satu setiap rangkaian rantai nya yang berjalan di dalam pipa. Untuk mengetahui penyebab kerusakan pada bagian rantai vonveyor tersebut, maka dilakukan beberapa pengujian seperti pengujian komposisi kimia, pengujian metalografi, pengujian kekerasan. Berdasarkan pengamatan secara visual dan Pengujian komposisi kimia, Pengujian metalografi, pengujian kekerasan, dan analisa terhadap material rantai konveyor yang mengalami patah/putus, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Penyebab terjadinya patah/putusnya rantai konveyor yaitu dikarenakan material rantai konveyor tersebut memiliki konsentarsi tegangan dan kekerasan yang tinggi sehingga menjadi daerah yang rawan dan kritis terhadap fatique akibat tidak adanya PWHT (Post Welding Heat Treatment), tinginya nilai kekerasan pada daerah HAZ ini dapat mengakibatkan dearah tersebut semakin rentan terhadap putusnya material rantai konveyor tersebut. Kata kunci: rantai, conveyor, komposisi kimia, metalografi, kekerasan
This article reports the results of a study into the efficiency of refrigeration systems. The efficiency of the refrigerant-based cooling system is a significant issue due to its connection to global warming. Vapour compression refrigeration (VCR) systems utilise the inverted Rankine cycle to provide cooling process. Existing systems are evaluated and controlled, and their efficacy is either maintained or improved. A VCR device explores evaporator load variations at five different rpm levels as test equipment for measuring the performance coefficient of R32 refrigerant. A 365-watt compressor drives the VCR system. R32 is a more eco-friendly alternative to R22 as a refrigerant. Interpolation and extrapolation were utilized and adapted to convert the system's experimental enthalpy value to total performance. Genetron was chosen to evaluate enthalpy alongside other factors, such as VCR performance. Genetron properties was used to double-check the experiment's findings. The highest CoP was found and evaluated at a speed of 400 rpm (1st level) with the result about 3.17. The lowest value for CoP was found and achieved at the maximum attainable rpm, which was 2.53. The association between CoP and fan speed is inversely proportional during evaporator loading. Genetron properties software validation results produced an average CoP value of less than 10% compared to experimental data. In addition, this work significantly contributes to the study of VCR performance through the development of test devices for the provided VCR system
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.