Latar Belakang : Kanker Nasofaring merupakan penyakit endemik di beberapa bagian di Asia Tenggara dan Cina. Pada tahun 2018 terdapat 348.809 kasus baru dan 207.210 kematian yang disebabkan oleh kanker nasofaring. Insidensi kanker nasofaring akan meningkat setelah berusia 30 tahun dan insidensi tertinggi berada pada usia 45-55 tahun. Insidensi kanker nasofaring pada pria lebih tinggi 2-3 kali dibandingkan insidensi pada wanita. Pasien kanker nasofaing pada umumnya terdiagnosa pada stadium lanjut sehingga memberburuk prognosis. Berdasarkan masalah tersebut, maka penulis ingin mengetahui karakteristik histopatologi dan stadium klinis kanker nasofaring di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahun 2016 – 2019. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik histopatologi kanker nasofaring dan stadium klinis kanker nasofaring, untuk mengetahui distribusi frekuensi kanker nasofaring berdasarkan jenis kelamin dan usia di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahu 2016-2019. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dengan sampel sebanyak 63 pasien di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahun 2016 – 2019 Hasil: Secara garis besar ditemukan bahwa pasien dengan diagnosis kanker nasofaring di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun 2016 – 2019 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 63 pasien. Distribusi tertinggi berdasarkan umur yaitu pada kelompok 46 – 55 tahun dengan persentase 28.6%, berdasarkan jenis kelamin yaitu laki – laki dengan persentase 65%, berdasarkan tipe histopatologi yaitu Nonkeratinizing Cell Carcinoma – Undifferentiated subtype dengan persentase 71.4% dan berdasarkan stadium klinis yaitu Stadium III, yaitu sebanyak 22 kasus atau 63.3%.Kesimpulan : Didapatkan karakteristik histopatologi dan stadium klinis kanker nasofaring dan didapatkan distribusi frekuensi kanker nasofaring berdasarkan jenis kelamin dan usia di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahun 2016 – 2019
Latar Belakang: Faktor dominan timbulnya karsinoma nasofaring adalah dari Ras Mongoloid dengan kebiasaan mengkonsumsi ikan asin dan makanan yang diawetkan salah satunya daging asap. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara konsumsi ikan asin dan daging asap dengan kejadian karsinoma nasofaring. Metode : Penelitian ini metode observasional analitik dan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang didiagnosis karsinoma nasofaring yang tercatat dalam Rekam yang sesuai kriteria inklusi berjumlah 52 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik total sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil : dari 52 responden diketahui distribusi frekuensi karakteristik pasien karsinoma nasofaring mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebesar 64,4%, mayoritas tertinggi pada kelompok usia 46-55 tahun sebesar 32,7%, pekerjaan terbanyak adalah petani sebesar 32,7%. Diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi ikan asin dengan kejadian karsinoma nasofaring (p:0,003) dan terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi daging asap dengan kejadian karsinoma nasofaring (p:0,002). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi ikan dan konsumsi daging asap dengan kejadian karsinoma nasofaring
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.