Teluk Awur Jepara merupakan pesisir yang memiliki hutan mangrove yang dijadikan permodelan untuk program rehabilitasi mangrove. Untuk pengelolaan kawasan hutan mangrove secara terpadu perlu diketahui keberadaan biota yang ada di dalamnya. Gastropoda merupakan penghuni tetap hutan mangrove dengan informasi yang masih kurang sehingga perlu dilakukan penelitian tentang kelimpahan dan distribusi gastropoda di dalam hutan mangrove tersebut. Pengambilan sampel menggunakan 3 buah Line Transect sepanjang 100 m dengan jarak 30 m. Line ditempatkan tegak lurus dengan garis pantai. Pengamatan vegetasi mangrove menggunakan metode transek yang berukuran 10x10 m2 yaitu untuk pengamatan tingkat pohon, 5x5 m2 sebanyak dua buah dan 1x1 m2 sebanyak lima buah untuk pengamatan vegetasi mangrove tingkat pancang dan semai. Pengambilan data sampel gastropoda menggunakan kuadran 1x1 m2 sebanyak lima buah yang ditempatkan secara acak pada kuadran 10x10m2. Jenis gastropoda yang ditemukan di hutan mangrove Teluk Awur Jepara didapat 16 jenis yaitu Cerithidea cingulata, Cerithidea cingulata cingulata, Cerithidea quadrata, Cerithidea obtusa, Litorina carinifera, Littorina angulifera, Littorina scabra, Casidula nucleus, Casidula aurisfelis, Casidula multiflicata, Melampus nuxcastaneus, Melampus coffeus, Telescopium telescopium, Sphaerassiminea miniata, Neritina violacea dan Pythia plicata. Vegetasi mangrove yang paling mendominasi adalah Rhizophora mucronata baik pada tingkat pohon, pancang, dan semai. Jenis gastropoda yang paling melimpah dan mendominasi adalah Cerithidea cingulata dan Casidula nucleus. Cerithidea cingulata lebih mendominasi pada daerah mangrove terbuka sedangkan Casidula nucleus mendominasi pada daerah mangrove tertutup yaitu pada daerah mangrove yang lebih rapat. Distribusi gastropoda pada umumnya mengelompok. Keberadaan gastropoda pada hutan mangrove dipengaruhi oleh vegetasi hutan mangrove.
Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan tergantung pada kandungan zat hara di perairan antara lain nitrat dan fosfat. Konsentrasi nitrat dan fosfat di suatu perairan dipengaruhi oleh kualitas perairan dan buangan limbah yang masuk ke dalam suatu perairan sungai. Sungai Bremi mengalir di sepanjang pemukiman penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai buruh batik. Buangan limbah domestik dan industri tersebut dapat mempengaruhi kandungan nitrat dan fosfat. Kandungan nitrat dan fosfat dapat mempengaruhi keberadaan fitoplankton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan nitrat dan fosfat, kelimpahan fitoplankton serta hubungan antara nitrat dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton di Sungai Bremi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013.Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah air sampel untuk uji nitrat dan fosfat serta sampel fitoplankton yang berasal dari Sungai Bremi. Metode yang digunakan adalah survei lapangan dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Kegiatan sampling dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval waktu selama 3 minggu. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun yang berbeda. Masing-masing stasiun terdiri dari 3 titik. Pengambilan sampel plankton menggunakan plankton net. Sampel plankton diawetkan menggunakan lugol iodine 1-2 tetes kemudian diidentifikasi di laboratorium. Uji kandungan nitrat dan fosfat dilakukan dengan skala laboratorium. Analisa data dilakukan menggunakan software SPSS 16.Hasil penelitian menunjukkan kandungan nitrat di Sungai Bremi berkisar antara 0,81 mg/l – 0,99 mg/l. Kandungan nitrat tergolong rendah sehingga kurang optimal bagi pertumbuhan fitoplankton. Kandungan fosfat berkisar antara 0,90 mg/l – 1,35 mg/l. Kandungan fosfat tergolong tinggi namun masih dapat ditolerir oleh fitoplankton. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 1324 ind/l – 2444 ind/l. Perolehan nilai r sebesar 0,774 artinya antara kandungan nitrat dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton memiliki hubungan yang erat.
Adanya pengelolaan kualitas air yang baik dapat menjaga kualitas air agar sesuai dengan baku mutu dan dapat meningkatkan produktivitas tambak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengelolaan kualitas air pada proses budidaya udang vaname yang di lakukan oleh PT. Indokor dan mengetahui pengaruh pengelolaan kualitas air terhadap laju pertumbuhan dan tingkat kelulushidupan udang vaname . Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - November 2012. Hasil yang diperoleh melalui pengukuran kualitas air pada budidaya intensif adalah kadar oksigen terlarut berkisar antara 3,9 - 7,8 mg/l, kadar karbondioksida bebas berkisar antara 2,6 − 5,1 mg/l, nilai pH berkisar antara 6,47 – 7,65, nilai suhu berkisar antara 24 0C − 29 0C, nilai kecerahan berkisar antara 20 − 39 cm, nilai salinitas berkisar 15 − 19 ppt, nilai kandungan nitrit berkisar 0,010 – 0,052 mg/l, dan nilai kandungan amonia berkisar 0,006 – 0,017 mg/l. Kemudian rata-rata nilai laju pertumbuhan udang adalah 0,24 gram/hari dan tingkat kelulushidupan sebesar 84 %. Sedangkan pada budidaya semi intensif di peroleh kadar oksigen terlarut berkisar antara 1,8 – 3,5 mg/l, kadar karbondioksida bebas berkisar antara 4,9 – 6,6 mg/l, nilai pH berkisar antara 5,63 – 6,64, nilai suhu berkisar antara 26 0C − 29 0C, nilai kecerahan berkisar antara 15 − 39 cm, nilai salinitas berkisar 16 − 18 ppt. Kemudian rata-rata nilai laju pertumbuhan udang adalah 0,18 gram/hari dan tingkat kelulushidupan sebesar 75 %. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya pengelolaan kualitas air yang baik pada budidaya intensif di PT. Indokor dapat meningkatkan nilai paramater kualitas air, laju pertumbuhan serta tingkat kelulushidupan udang vaname (Litopenaeus vannamei).
ABTRAK Pantai Bandengan kabupaten Jepara merupakan salah satu habitat bagi lamun. Tegakan daun lamun yang rapat berperan penting untuk mengurangi energi gelombang sehingga dapat mengendapkan partikel organik dan nutrien yang menjadi sumber makanan dari biota infauna. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016 di Pantai Bandengan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kandungan bahan organik sedimen dengan kelimpahan infauna pada kerapatan lamun yang berbeda di pantai Bandengan Jepara. Metode yang digunakan yaitu metode Purposive Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan apabila sampel yang akan diambil memiliki pertimbangan tertentu. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 1 jenis lamun yang ditemukan di Pantai Bandengan yaitu Thalassia sp dengan kerapatan masing – masing stasiun 1840 ind/5m2, 1200 ind/5m2, 890 ind/5m2. Kandungan bahan organik sedimen pada kerapatan padat, sedang dan jarang berturut – turut adalah 9.81%, 8.00%, 5.71%. Kelimpahan infauna di kerapatan lamun padat, sedang dan jarang di Pantai Bandengan 26315 ind/m3, 22262 ind/m3, 18304 ind/m3. Berdasarkan hasil uji regresi diperoleh persamaan y = 984.52x - 288.5, menunjukkan bahwa hubungan bersifat positif, artinya setiap kenaikan kerapatan lamun diikuti oleh kenaikan kandungan bahan organik tetapi tidak diikuti oleh kelimpahan infauna. Nilai R² = 0.164206, dan nilai r = 0.405224 menunjukkan bahwa hubungan kandungan bahan organik dengan kelimpahan infauna memiliki keeratan sedang, karena nilai keeratannya 40.52%. Kata Kunci: Bahan Organik, Kelimpahan Infauna, Kerapatan Lamun , Pantai Bandengan ABSTRACT The Coastal Bandengan was one of habitat for seagrass. Density seagrass lived could redocing wave energy, so that caould precipitate particles and organic nutrients into the food source of the biota infauna. Research conducted in March 2016 at the Coastal Bandengan this experiment knowed the relationship of the content of organic of sediment matter with infauna abundance on the density of different at Coastal seagrass Bandengan Jepara. The method used Purposive Random Sampling methods i.e., the sampling technique when a sample taken has certain considerations. The results showed 1 type of seagrass found at Coastal Bandengan i.e. Thalassia sp with the density of each station 1840 ind/5m2, 1200 ind/5m2, 890 ind/5m2. Organic matter of sediment in solid density, medium rare and successive – co-designer were 9.81%, 8.00%, 5.71%. The abundance of infauna in the dense seagrass density, medium rare in the coastal Bandengan 26315 ind/m3, 22262 ind/m3 18304/m3. The results of the regression test obtained the equations y = 984.52 x-288.5, that relations are positive, meaning that increased the density of the seagrass were following by the increasing organic matter, but didn’t follow by an abundance of infauna. The value of R² = 0.164206, and the value of r = 0.405224, that the relationship of the content of organic materials with the abundance of infauna had medium, because the value of the correlation of 40.52%. Keywords: Organic Materials; Epifauna Abundance; Seagrass Density Bandengan Beach
Fenomena eutrofikasi di perairan Rawa Pening dapat dikatakan telah mencapai tahap akut. Hal ini dapat dilihat dari melimpahnya populasi tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) yang menutupi sebagian kawasan Rawa Pening. Pertumbuhan Eceng Gondok yang tidak terkendali akan mempengaruhi ekosistem danau Rawa Pening.Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya defisit oksigen (O2) dan terganggunya proses nitrifikasi. Apabila hal ini terjadi secara terus-menerus dapat terjadi potensi bahaya pendangkalan. Proses nitrifikasi sendiri tidak terlepas dari bakteri, proses nitrifikasi merupakan proses yang mengubah ammonia menjadi nitrat dengan bantuan bakteri. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan metode sampling menggunakan purposive sampling. Lokasi penelitian terdiri dari 2 stasiun yaitu kawasan perairan terbuka dan kawasan tutupan Eceng Gondok. Data yang diukur meliputi total bakteri, bahan organik, NO3, H2S, kedalaman, kecerahan, arus, suhu, pH dan DO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan bahan organik tergolong tinggi. Hal ini berbanding lurus dengan total bakteri di perairan Rawa Pening yang tinggi. Kandungan NO3 pada perairan iniberkisar antara 0,088 – 0,279 mg/l. Sedangkan kandungan H2S berkisar antara 0,009 – 0,015 mg/l.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.