Antiseptik adalah suatu zat kimia yang memiliki kerja untuk menghancurkan mikroorganisme ataupun menghambat kerjanya, sehingga dapat mencegah terjadinya suatu infeksi. Daun kunyit mengandung senyawa kimia flavonoid yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk memformulasi dan karakterisasi spray gel hand sanitizer dari ekstrak etil asetat daun kunyit. Gel dibuat dengan basis gel HPMC dan dibuat menjadi F1, F2,dan F3 dengan kandungan ekstrak etil asetat daun kunyit masing-masingnya 6%, 12%, dan 18%. Karakterisasi gel yang dilakukan meliputi pemeriksaan organoleptis, uji viskositas, uji kecepatan mengering, uji pH, dan uji stabilitas. Hasil organoleptis menunjukkan F1, F2, dan F3 bentuk cairan, warna coklat kehitaman, dan bau khas daun kunyit. Hasil uji viskositas diperoleh 750 cps (F1), 900 cps (F2), dan 1000 cps (F3). Hasil uji kecepatan mengering diperoleh 16,47 detik (F1); 14,25 detik (F2); 10,45 detik (F3). Hasil uji pH diperoleh 5,59 (F1); 5,59 (F2); 6,84 (F3). Hasil Uji stabilitas diperoleh F1, F2, dan F3 stabil selama pengujian 6 siklus. Semua formula dapat diformulasi menjadi spray gel hand sanitizer dengan hasil karakterisasi yang memenuhi persyaratan.
Infeksi sebagian besar terjadi akibat kemalasan dalam menjaga kebersihan tangan. Saat ini kegiatan membersihkan tangan lebih praktis menggunakan hand sanitizer. Formulasi dan karakterisasi spray gel hand sanitizer ekstrak etil asetat daun kunyit (Curcuma domestica Val) dengan basis HPMC dengan konsentrasi ekstrak etil asetat daun kunyit masing-masingnya 6% (F1), 12% (F2), dan 18% (F3). Semua formula dapat diformulasi menjadi spray gel hand sanitizer dengan hasil karakterisasi yang memenuhi persyaratan. Tujuan penelitian melihat bagaimana aktivitas antibakteri dari masing-masing formula spray gel hand sanitizer ekstrak etil asetat daun dunyit (Curcuma domestica Val) F1,F2, dan F3 terhadap Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antibakteri dari F1, F2, F3 dan P (sediaan pembanding) terhadap Staphylococcus aureus dilakukan menggunakan metode sumuran dengan melihat berapa diameter hambat dari masing-masing formula. Dari hasil uji aktivitas antibakteri didapatkan diameter hambat F1= 7,36±2,517 mm; F2= 9,26 ±2,082 mm; F3= 12,53 ±1,528 mm dan P= 9,4 ±1,0 mm. Dapat diambil kesimpulan bahwa sediaan spray gel ekstrak etil asetat daun kunyit (Curcuma domestica Val) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan kategori lemah dan F3 (spray gel mengandung ekstrak etil asetat 18%) memberikan daya hambat antibakteri yang paling besar dibandingkan formula yang lainnya (p<0,05).
The aims of this research are to analyze the phytochemical contents and to know the antibacterial potential of medicines herbs of Maek Society in controlling S. aureus and Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). This research is conducted on March – July 2017 in Biota Sumatera Laboratory and Microbiology Research Laboratory of Biology Departement, Andalas University. The method is experiment with five treatments of concentration against two bacterias test. The result showed that phytochemical test of medicine herbs extract contains alcaloids and phenol. All of the extracts concentration able to control S. aureus and MRSA. Antibacteria activity of the medicine herbs against S. aureus is stronger than againts MRSA. The highest diameter of the inhibitory zones extract against S. aureus is 12,98 ± 1,29 mm and against MRSA is 12,56 ± 0,38 mm.
Key words: Staphylococcus aureus, MRSA, medicine herbs, phytocemical test, antibacteria
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.