Diabetes mellitus merupakan keadaan hiperglikemik kronik yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku pengendalian DM dengan terjadinya komplikasi penyakit di puskesmas Kassi-Kassi kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Analitik dengan jenis desain cross sectional yaitu merupakan jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen pada satu saat, tujuan untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan ada tidaknya komplikasi sebuah paparan dan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Penelitian ini dilakukan di puskesmas Kassi-Kassi kota Makassar, yang dimulai pada tanggal 11 Desember 2017-11 januari 2018. Data dikumpulkan dengan alat bantu kuesioner yang selanjutnya diolah dengan menggunakan SPSS versi 16.0. dan dilakukan analisis univariat dan bivariat, dengan a= 0,05. Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang berobat di puskesmas Kassi-Kassi kota Makassar dan menderita komplikasi penyakit diabetes melitus dengan cara accidental sampling. Adapun samplenya adalah sebanyak 43 respponden. Hasil penelitian ini menunjukkan banhwa ada hubungan antara perilaku pengendalian DM dengan komplikasi penyakit (r=0.008).
Americans and Buginese have the strategies to respond the compliment which are different from the theory that proposed by linguists. The aims of this research were (1) addressing types of strategies used by the Americans and Buginese to respond the compliments based on gender; and (2) disclosing the effect of complimentary responses in American and Buginese culture. The research data consist of English and Buginese language. Data on English language were taken from the you tube that contained the strategies used by Americans to respond the compliment, while Buginese data were gathered from the field by recording DCT questionnaire. Both types of data were analyzed by using descriptive qualitative. The result of research showed that (1) complimentary responded strategies used by American and Buginese were applying the complimentary responded category of Holmes (1988, 1993). Other wise, the types of the complimetary respond that used by Buginese, such as joke and social norm did not appeart in this theory. Both American males and females tended to respond the compliments by acceptance, while females Buginese tended to accept the compliments by showing solidarity between interlocutor and reject the compliment to avoid self-praise. Males Buginese tended to accept jokes not compliments in. (2) the exsistance of Culture played important roles to respond the compliments to nor the Americans orBuginese. The Americans responded the compliments with simple answers and accepted them as the princip of informality and equality. Buginese prefered to respond the compliments with other compliment or inferiority because they were leaning on the principle known as ‘sipakatau’, sipakalebbi’, and ‘sipakainge’. Dalam merespons pujian, orang Amerika dan orang Bugis memiliki strategi yang berbeda dengan teori yang telah diusulkan para ahli. Penelitian ini bertujuan (1) menunjukkan jenis strategi yang digunakan oleh orang Amerika dan orang Bugis dalam merespons pujian berdasarkan jenis kelamin dan (2) mengungkapkan pengaruh budaya orang Amerika dan orang Bugis ketika merespons pujian. Data penelitian terdiri atas bahasa Inggris dan bahasa Bugis. Data bahasa Inggris diambil dari video youtube yang mengandung kalimat respons pujian oleh orang Amerika. Sementara data bahasa Bugis diambil dari lapangan melalui proses rekaman dan kuesioner DCT. Kedua data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) respons pujian oleh orang Amerika dan orang Bugis masih mengaplikasikan kategori respons pujian dari Holmes (1988, 1993) Namun, di sisi lain terdapat tipe respons pujian bahasa Bugis yang tidak dijelaskan dalam teori, yaitu tipe bergurau dan norma sosial. Baik laki- laki maupun perempuan Amerika lebih cenderung merespons pujian dengan tipe menerima, sedangkan perempuan Bugis lebih cenderung menerima untuk menunjukan solidaritas terhadap mitra tutur dan menolak pujian untuk menghindari sikap meninggikan diri. Sementara laki- laki Bugis cenderung bergurau daripada menerima pujian. Laki- laki Bugis juga cenderung menolak pujian. (2) Kehadiran budaya sangat berpengaruh dalam merespons pujian, baik oleh orang Amerika maupun orang Bugis. Orang Amerika merepons pujian dengan jawaban sederhana dan cenderung menerima pujian karena mereka berpegang pada prinsip informal dan kesetaraan, tetapi orang Bugis cenderung merespons pujian dengan kembali memuji atau dengan merendah diri karena mereka bersandar pada prinsip yang mereka sebut sipakatau, sipakalebbi,dan sipakainge.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.