Intervensi perilaku sangat penting dilakukan dalam pencegahan HIV sebagai intervensi dalam upaya meningkatkan status kesehatan. Tujuan: Mengetahui bentuk intervensi perilaku untuk mengukur outcome dari pencegahan terjadinya HIV terutama pada kelompok berisiko. Metode: Electronic database dari jurnal yang telah dipublikasikan melalui ProQuest, PubMed., dan ScienceDirect. Hasil: Review dari delapan jurnal yang telah dipilih menyatakan bahwa intervensi perilaku memberi pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS, konseling bagi kelompok dengan rIsiko tinggi seperti pada Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) dan juga pelaksanaan tes HIV atau yang dikenal dengan Voluntary Counseling and Testing (VST). Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur behavioral intervention pada penelitian kuantitaif yakni kuesioner, instrumen berbasis komputer dan internet seperti sosial media, sedangkan pada penelitian kualitatif menggali informasi dengann indepth interview dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan intervensi perilaku dalam pencegahan HIV memberi manfaat dalam peningkatan pengetahuan, persepsi dan perilaku pencegahan HIV positif, serta penurunan stigma bagi ODHA. Simpulan: Penguatan intervensi perilaku dapat mencegah terjadinya HIV pada kelompok berisiko sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan.Kata kunci: intervensi perilaku, pencegahan HIV, LSL
Diabetes melitus merupakan penyakit global yang prevalensinya terus mengalami peningkatan di dunia, baik pada negara maju maupun negara berkembang, tidak terkecuali di Kabupaten Maros. Perubahan pola gaya hidup yang tidak sehat akan meningkatkan jumlah penderita diabetes. Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mencegah terus meningkatnya kasus DM adalah dengan empat pilar pelaksanaan agar dapat mempertahankan kadar gula darah dalam keadaan stabil pada penderita DM. Salah satu solusi yang dapat diberikan kepada penderita DM agar dapat mengontrol kadar gula darah adalah dengan memberikan pelatihan pengelolaan makan dengan 3J (jenis, jadwal dan jumlah). Metode yang dilakukan adalah penyuluhan dan pelatihan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan makan dengan 3J pada penderita DM. Hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat ini yaitu adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang mengelola makan dengan 3J, sehingga terjadi peningkatan khususnya pada penderita DM dalam mengontrol kadar gula darahnya agar tetap dalam batas normal.Kata kunci: diabetes melitus; pengelolaan makan; 3J.
Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif yang dilatar belakangi oleh resistensi insulin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh locus of control (LOC) terhadap quality of life (QOL) pada pasien Diabetes Melitus tipe II di RSUD Kota Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan metode cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling, didapatkan 37 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang telah dikumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer program microsoft excel dan program statistik (SPSS) versi 22.0. Analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji chi-squere (a=0.05) untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil analisis bivariat didapatkan Pengaruh locus of control terhadap quality of life pada pasien Diabetes Melitus tipe II (ρ=0.038). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada Pengaruh locus of control (LOC) terhadap quality of life (QOL) pada pasien Diabetes Melitus tipe II di RSUD Kota Makassar. Disarankan pada penderita Diabetes Melitus (DM) tipe II dianjurkan untuk melakukan pencegahan dengan melakukan aktivitas secara rutin dan memperbanyak aktivitas di rumah. Selain itu melakukan kontrol gula darah secara rutin.
Diabetes mellitus merupakan keadaan hiperglikemik kronik yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku pengendalian DM dengan terjadinya komplikasi penyakit di puskesmas Kassi-Kassi kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Analitik dengan jenis desain cross sectional yaitu merupakan jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen pada satu saat, tujuan untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan ada tidaknya komplikasi sebuah paparan dan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Penelitian ini dilakukan di puskesmas Kassi-Kassi kota Makassar, yang dimulai pada tanggal 11 Desember 2017-11 januari 2018. Data dikumpulkan dengan alat bantu kuesioner yang selanjutnya diolah dengan menggunakan SPSS versi 16.0. dan dilakukan analisis univariat dan bivariat, dengan a= 0,05. Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang berobat di puskesmas Kassi-Kassi kota Makassar dan menderita komplikasi penyakit diabetes melitus dengan cara accidental sampling. Adapun samplenya adalah sebanyak 43 respponden. Hasil penelitian ini menunjukkan banhwa ada hubungan antara perilaku pengendalian DM dengan komplikasi penyakit (r=0.008).
Tingginya prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia mengharuskan adanya upaya pengendalian diabetes melitus yang dilakukan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi upaya pelaksanaan pengendalian diabetes melitus yang dilakukan penderita diabetes melitus tipe 2 berdasarkan background factor (personality traits, pendidikan, pengalaman, pengetahuan dan status ekonomi) terkait locus of control yang dimiliki. Jenis penelitian explanatory research dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel sebesar 143 responden. Pengujian dilakukan menggunakan uji regresi linear berganda dengan metode backward. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa personality traits berpengaruh signifikan terhadap locus of control penderita diabetes melitus (α = 0.06, ρ = 0.004), pendidikan berpengaruh tidak signifikan terhadap locus of control penderita diabetes melitus (α = 0.06, ρ = 0.919), pengalaman berpengaruh signifikan terhadap locus of control penderita diabetes melitus (α = 0.06, ρ = 0.043), pengetahuan berpengaruh tidak signifikan terhadap locus of control penderita diabetes melitus (α = 0.06, ρ = 0.640) dan status ekonomi berpengaruh tidak signifikan terhadap locus of control penderita diabetes melitus (α = 0.06, ρ = 0.119). Berdasarkan background factor yang dilihat, determinan yang berpengaruh signifikan terhadap locus of control penderita diabetes melitus dalam upaya mengendalikan diabetes melitus adalah personality traits dan pengalaman. Locus of control yang lebih dominan adalah internal locus of control.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.