ABSTRAKPasien dengan diabetes melitus (DM) tipe 2 akan menggambarkan penyakit yang dialami sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya untuk memahami masalah terkait. Persepsi sakit dapat ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan oleh perawat tentang bagaimana mengelola penyakit dan manajemen perawatan diri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara peran perawat sebagai edukator dengan persepsi sakit pada pasien DM tipe 2. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling penelitian ini adalah consecutive sampling dengan sampel sebanyak 112 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner peran perawat sebagai edukator dan kuesioner Brief Illness Perception Questionnaire (BIPQ). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman-rank dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara peran perawat sebagai edukator dengan persepsi sakit (p value: 0,001; r: -0,433). Tingkat korelasi sedang dan bersifat negatif yang berarti semakin tinggi nilai peran perawat sebagai edukator maka semakin rendah nilai persepsi sakit. Semakin baik peran perawat sebagai edukator, semakin positif persepsi pasien tentang penyakit, yang berarti semakin sedikit ancaman penyakit yang dirasakan oleh pasien. Studi ini menunjukkan bahwa perawat harus dapat meningkatkan penyediaan pendidikan kesehatan untuk pasien dengan DM tipe 2 sehingga pasien dapat memiliki persepsi positif terhadap penyakit. ABSTRACT Patients with type 2 diabetes mellitus will describe their illness based on what is in their minds to understand related problems. Illness perception can be improved through health education by nurses about how to manage the illness and self-care management. This study aimed to analyze correlation between the role of nurse as educator and illness perception in patients with type 2 diabetes mellitus. This research applied an observational analytic design with cross sectional approach. A total of 112 respondents were obtained by using consecutive sampling technique. Data collection was conducted by administering questionnaires of Role of Nurse as Educator and Brief Illness Perception Questionnaire (BIPQ). Data analysis was performed with Spearman-rank correlation test with significance level of 0,05. The result showed a significant correlation between the role of nurse as educator and illness perception (p value: 0,001; r: -0,433). The correlation was moderate and negative which means the higher the value of the role of nurse as educator, the lower the value of illness perception. The better the role of the nurse as educator, the more positive the patient’s perception about the illness, which means the less threatening the illness is perceived by the patients. This study indicates that nurses should be able to improve the provision of health education to patients with type 2 diabetes mellitus so that patients can have positive perceptions of the illness.
Pendahuluan : Lanjut usia merupakan seseorang dengan kriteria usia 60 tahun ke atas dan mengalami proses penuaan yang berlangsung sepanjang hidup, mengakibatkan perubahan kumulatif dan turunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Pada era pandemi saat ini, kelompok lanjut usia merupakan kelompok yang paling beresiko mengalami morbiditas dan mortalitas akibat penyakit COVID-19 dengan berbagai komorbiditas salah satu diantaranya Diabetes Mellitus. Pencegahan penularan melalui upaya promotif dan preventif kepada kelompok lansia sangat penting dilakukan, di tingkat keluarga, masyarakat dan fasilitas kesehatan. Serta antisipasi dampak dari kebijakan pembatasan sosial seperti kesehatan mental dan kognitif, meningkatnya jumlah serta komplikasi penyakit kronik, dan jumlah lanjut usia yang mengalami ketergantungan karena akses terhadap layanan kesehatan yang terhambat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian Diabetes Mellitus pada lanjut usia di masa pandemi COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Pakusari Kabupaten Jember pada tahun 2020. Metodologi : Desain penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif bersifat retrospektif dengan melakukan observasi terhadap data sekunder lansia selama tahun 2020 yakni berupa database yang diambil dari Puskesmas Pakusari Kabupaten Jember melalui koordinasi dengan penanggung jawab lansia. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan distribusi data karakteristik lanjut usia (lansia) dan diketahui bahwa kejadian penyakit Diabetes Mellitus (DM) banyak terjadi pada rentang usia 45- 59 tahun atau pralansia yakni sebanyak 357 (68%) dan sebagian besar yang mengalami Diabetes Mellitus (DM) berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 281 (54%). Diskusi/Pembahasan : Pihak Puskesmas Pakusari Kabupaten Jember terutama penanggung jawab lansia dan petugas Posbindu PTM dapat menjangkau para lanjut usia (lansia) dengan Diabetes Mellitus (DM) melalui telepon atau layanan kesehatan jarak jauh, menyiapkan persediaan obat dan persediaan kritis minimal 2 minggu di rumah, edukasi kepada lansia terkait gaya hidup, kunjungan rumah secara berkala terutama untuk lanjut usia (lansia) yang tidak pernah menghadiri jadwal kontrol rutin.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.