ABSTRAKKaries gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi membuat anak mengalami kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan, yang mengakibatkan pertumbuhan kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi anak (kebiasaan memberi makan manis, lengket dan minum susu, pemeliharaan gigi, pemeriksaan gilut) dengan karies gigi di Taman Kanak-Kanak (TK) R.A Bustanussholihin di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Penelitian ini bersifat Analitik yang datanya dikumpulkan secara Cross Sectional dengan sampel anak TK usia 4-6 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 49 anak. Pengumpulan data primer melalui wawancara pada orang tua siswa TK R.A Bustanussholihindengan menggunakan kuisioner dan data sekunder diperoleh dari instansi yaitu data profil wilayah di TK R.A Bustanussholihin di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Penelitian ini menggunakan uji korelasi coeffi cient contingency. Berdasarkan hasil uji korelasi coeffi cient contingency didapatkan hasil bahwa faktor yang memiliki hubungan yang kuat adalah kebiasaan memberi makan manis, lengket, dan minum susu dengan nilai P = 0,504. Sedangkan faktor yang memiliki hubungan yang lemah yaitu kebiasaan pemeliharaan kebersihan gigi anak dan kebiasaan pemeriksaan gigi dan mulut anak. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang kuat antara kebiasaan memberi makanan manis, lengket dan minum susu dengan kejadian karies gigi anak usia 4-6 tahun. Sehingga untuk mencegah keparahan karies gigi maka perlu diadakan penyuluhan tentang pemberian makan manis, lunak dan lengket terhadap pengaruh karies gigi serta bagaimana seharusnya pemberian susu formula maupun Air Susu Ibu (ASI) kepada anak agar tidak terjadi karies rampan.Kata kunci: karies gigi, makanan manis, anak usia 4-6 tahun, taman kanak-kanak ABSTRACT Dental caries is one of the dental health problems. Impact, teeth become brittle, hollow, even broken. Dental caries experiences a loss of power to make a child chewing and digestive disruption, which resulted in a growth of less than the maximum. This study aims to determine the relationship of parents' behavior towards the maintenance of dental health of children (feeding habits sweet, sticky and drinking milk, teeth maintenance, inspection tooth, and mouth) with dental caries in the Kindergarten (TK) of R.A Bustanussholihin in Balun village Turi District of Lamongan. This study Analytics whose data is collected with a cross-sectional sample of kindergarten children aged 4-6 years with a total sample of 49 children. The collection of primary data through interviews parents kindergarten of R.A Bustanussholihin student using questionnaires and secondary data obtained from the agency are in the region of the profile data kindergarten of R.A Bustanussholihin in Balun Village of Turi District of Lamongan. This study used a correlation coefficient of contingency. Based on the resul...
ABSTRAKPasien dengan diabetes melitus (DM) tipe 2 akan menggambarkan penyakit yang dialami sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya untuk memahami masalah terkait. Persepsi sakit dapat ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan oleh perawat tentang bagaimana mengelola penyakit dan manajemen perawatan diri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara peran perawat sebagai edukator dengan persepsi sakit pada pasien DM tipe 2. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling penelitian ini adalah consecutive sampling dengan sampel sebanyak 112 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner peran perawat sebagai edukator dan kuesioner Brief Illness Perception Questionnaire (BIPQ). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman-rank dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara peran perawat sebagai edukator dengan persepsi sakit (p value: 0,001; r: -0,433). Tingkat korelasi sedang dan bersifat negatif yang berarti semakin tinggi nilai peran perawat sebagai edukator maka semakin rendah nilai persepsi sakit. Semakin baik peran perawat sebagai edukator, semakin positif persepsi pasien tentang penyakit, yang berarti semakin sedikit ancaman penyakit yang dirasakan oleh pasien. Studi ini menunjukkan bahwa perawat harus dapat meningkatkan penyediaan pendidikan kesehatan untuk pasien dengan DM tipe 2 sehingga pasien dapat memiliki persepsi positif terhadap penyakit. ABSTRACT Patients with type 2 diabetes mellitus will describe their illness based on what is in their minds to understand related problems. Illness perception can be improved through health education by nurses about how to manage the illness and self-care management. This study aimed to analyze correlation between the role of nurse as educator and illness perception in patients with type 2 diabetes mellitus. This research applied an observational analytic design with cross sectional approach. A total of 112 respondents were obtained by using consecutive sampling technique. Data collection was conducted by administering questionnaires of Role of Nurse as Educator and Brief Illness Perception Questionnaire (BIPQ). Data analysis was performed with Spearman-rank correlation test with significance level of 0,05. The result showed a significant correlation between the role of nurse as educator and illness perception (p value: 0,001; r: -0,433). The correlation was moderate and negative which means the higher the value of the role of nurse as educator, the lower the value of illness perception. The better the role of the nurse as educator, the more positive the patient’s perception about the illness, which means the less threatening the illness is perceived by the patients. This study indicates that nurses should be able to improve the provision of health education to patients with type 2 diabetes mellitus so that patients can have positive perceptions of the illness.
Purpose The purpose of this paper is to explore the meaning of quality of life of elderly tobacco farmers in the perspective of agricultural nursing. Design/methodology/approach This was a qualitative study with a descriptive phenomenological design conducted in rural area of Jember from November until December 2013. Seven elderly tobacco farmers participated in this study by purposive sampling technique. Data were collected through semi-structured in-depth interview and analyzed by using a qualitative descriptive method. Findings Six themes emerged from data analysis included physical condition, psychological condition, activity level, social relationships, environmental condition and worship activities. Practical implications The role of agricultural health nurses should be optimized to improve quality of life of elderly farmers by promoting the health status of elderly farmers and the health of workplace environment. Originality/value Elderly tobacco farmers reported decreased health and decreased energy and vitality. Tobacco farming was considered giving heavy workload, especially during harvest season. Participants were still actively participating in activities conducted in the community and eagerly doing worship activities. The environment conditions were described as the easiness of transportation, affordability of health care facilities, safe environment and tobacco storage effects during harvest season.
ABSTRAKDiabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronik yang membutuhkan perawatan diri secara terus menerus. Edukasi oleh perawat dapat menunjang perilaku perawatan diri pasien DM tipe 2. Pengetahuan yang baik berdampak pada perawatan diri pasien DM tipe 2 sehingga dapat dicapai kontrol metabolik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan peran perawat sebagai edukator dengan perawatan diri pasien DM tipe 2. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional. Teknik sampling penelitian ini adalah consecutive sampling dengan sampel sebanyak 63 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner peran perawat sebagai edukator dan kuesioner summary of diabetes self care activities (SDSCA). Data dianalisa dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Pada penelitian ini didapatkan nilai rerata peran perawat sebagai edukator adalah 59,84 dan nilai rerata perawatan diri adalah 3,79. Hasil uji statistik dengan Spearman rank menunjukkan adanya hubungan signifikan antara peran perawat sebagai edukator dengan perawatan diri pasien DM tipe 2 (p value = 0,000; r = +0,851). Nilai korelasi bersifat positif yang berarti semakin baik peran perawat sebagai edukator maka semakin baik perawatan diri pasien DM tipe 2. Edukasi yang didapatkan oleh pasien dapat mempengaruhi motivasi pasien sehingga berdampak pada perilaku perawatan diri. Oleh karena itu menjadi penting bagi perawat untuk memberikan edukasi pada pasien DM tipe 2 sehingga perawatan diri pasien menjadi optimal. ABSTRACT Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease that requires
Abstracte-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.