Industri batik semakin meningkat setiap tahun seiring dengan kebutuhan konsumen. Peningkatan produksi batik juga berbanding lurus dengan banyaknya limbah yang dihasilkan. Limbah industri batik terdiri dari limbahpadat, cair dan gas sebagai hasil samping dari serangkaian proses pengolahan batik. Limbah cair industri batik merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan dan berpotensi mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Limbah cair ini dihasilkan akibat penggunaan pewarna sintetis dalam industri batik. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik limbah industri batik yang seringkali ditemukan melebihi baku mutu yang disyaratkan,khususnya untuk parameter Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspensed Solid (TSS). Upaya pengolahan limbah cair juga telah dilakukan dengan berbagai metode, baik secara fisika, kimia dan biologi, seperti elektroagulasi, sistem lumpur aktif, phytotreatment dan sebagainya.
Peningkatan jumlah jasa laundry sebanding dengan limbah yang dihasilkan yang biasanya dibuang langsung ke lingkungan tanpa adanya pengolahan. Limbah laundry mengandung surfaktan dalam jumlah besar, yaitu jenis surfaktan anionik Alkyl Benzene Sulfonates (ABS) dan Linear Alkyl Benzene Sulfonates (LAS), yang merupakan senyawa kimia yang berpotensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan sehingga perlu upaya untuk pengolahan limbah tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui efisiensi alat penyaring limbah laundry dengan prinsip absorbsi dan filtrasi. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dengan 3 perlakuan pada alat penyaring yaitu menggunakan (1) karbon aktif, (2) zeolit dan (3) kombinasi karbon aktif-zeolit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat penyaring dengan karbon tak teraktivasi dapat meningkatkan Total Dissolved Solid (TDS) dan kadar surfaktan, sedangkan alat penyaring dengan zeolit tak teraktivasi dapat menurunkan TDS namun meningkatkan kadar surfaktan sampai 8 kali lipat. Hasil penelitian mengungkapkan fakta bahwa penggunaan karbon aktif dan zeolit tak teraktivasi justru berpotensi mencemari lingkungan. Sehingga untuk tujuan pengendalian pencemaran lingkungan, perlu dilakukan aktivasi terlebih dahulu terhadap karbon aktif dan zeolit sebelum diaplikasikan pada alat penyaring. Kata kunci: alat penyaring, karbon aktif, limbah laundry, surfaktan, zeolite. The increasing number of laundry services is directly proportional to the amount of waste produced which is usually discharged directly into the environment without any processing. Laundry wastes contain large amounts of surfactants, namely anionic surfactants Alkyl Benzene Sulfonates (ABS) and Linear Alkyl Benzene Sulfonates (LAS), which are chemical compounds that are potentially dangerous to health and the environment so efforts are needed to treat these wastes. This study aims to determine the efficiency of laundry waste filter equipment with the principle of absorption and filtration. The study was conducted with an experimental method with 3 treatments on filter devices using (1) activated carbon, (2) zeolite and (3) combination of activated carbon-zeolite. The results showed that the use of a filter device with activated carbon can increase Total Dissolved Solid (TDS) and surfactant levels, while the filtering device with zeolite not activated can reduce TDS but increase surfactant levels up to 8 times. The results of the study revealed the fact that the use of activated carbon and zeolites not activated actually has the potential to pollute the environment. So for the purpose of controlling environmental pollution, it is necessary to first activate the activated carbon and zeolite before it is applied to the filter.Keywords: activated carbon, filtering, laundry waste, surfactant, zeolite.
Jasa pencucian (laundry) di Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya diiringi dengan terjadinya pencemaran lingkungan khususnya air akibat limbah yang dihasilkan. Detergen merupakan produk pembersih yang umumnya digunakan dalam proses laundry dengan kandungan utamanya adalah surfaktan dan fosfat dalam builder. Hal ini menyebabkan limbah laundry memiliki kandungan surfaktan dan fosfat yang cukup tinggi. Seiring bertambahnya kegiatan jasa laundry tersebut, maka perlu adanya pengelolaan limbah guna menurunkan kadar surfaktan dan fosfat akibat limbah yang dihasilkan. Beberapa metode yang telah dilaporkan dapat menurunkan kadar surfaktan dan fosfat adalah biodegradasi, elektrokoagulasi, membran dan biofiler.
Kuantitas limbah plastik saat ini memang sangat sulit untuk dikelola. Salah satu solusi untuk mengurangi pertumbuhan sampah plastik yaitu dengan membuatnya menjadi bahan bakar alternatif, yaitu minyak mentah. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menciptakan minyak mentah sebagai energi alternatif dari sampah plastik dan untuk membandingkan kuantitas minyak hasil olahan sampah plastik berjenis PE dan PET dengan bahan bakar konvensional. Metodologi peneilitian antara lain mengumpulan sampel berupa sampah plastik yang berbahan baku PP, PE dan PET melakukan pembuatan reaktor dan mengolah sampel menjadi minyak mentah, melihat kuantitas minyak mentah hasil olahan, melakukan pengujian nilai kalor minyak mentah hasil olahan berdasarkan bahan baku plastik, dan melakukan perbandingan nilai kalor minyak mentah hasil olahan dengan bahan bakar konvensional. Hasil penelitian menunjukan bahwa minyak dari plastic kuantitas minyak hasil olahan dari PE dan PET yaitu sebanyak 425 ml dan PET tidak menghasilkan minyak, dan hanya menghasilkan serbuk berwarna putih.
Jumlah timbulan sampah akan semakin banyak setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Tempat penampungan sementara (TPS) sampah di daerah pemukiman dapatmenimbulkan masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang jumlah timbulan sampah dan komposisinya serta tingkat pencemaran kualitas air tanah di sekitar TPS. Penelitian ini menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan data primer dan sekunder yang diperlukan yaitu studi literatur, survei lapangan, wawancara serta analisis lapangan dan analisis di laboratorium. Sampel air tanah diambil dari 3 titik pada pemukiman masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan jumlah timbulan sampah di TPS Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sampah Terpadu (PST) adalah 77,14 m3/hari atau 12342,4 kg per hari dengan komposisi meliputi sisa makanan, plastik, kertas, kain tekstil, kayu ranting daun, karet kulit dan logam. Pengujian kualitas air lindi menunjukkan bahwa nilai parameter TSS tidak memenuhi baku mutu, serta konsentrasi minyak dan lemak tidak terdeteksi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.