The pregnancy period in a woman's body experiences many changes or adaptations due to fetal growth needs. Various adaptations during pregnancy are adaptations of physiology to the digestive system, endocrine system and adaptations of psychology. Nausea vomiting are normal in pregnancy which occurs around 50-90 % of pregnant women experience nausea in the first trimester. Nausea vomiting in pregnant women will be better if it is able to overcome the problem of nausea in early pregnancy by using non-pharmacological supplementary therapy. Nonpharmacological therapy is non-instructive, non-invasive, inexpensive, simple, effective, and without adverse side effects. Non-pharmacological therapy can be done by giving aromatherapy. The purpose of this study is to prove the comparison between the lemon, ginger and combination aromatherapy inhalation intervention to decrease nausea and vomiting in pregnant women in the first trimester. The design of this study used Quasi Experiment Pre-Post Test Design. The number of research samples for each group is 10 respondents.The purposive sampling research technique.The measuring instrument used a standard questionnaireRhodes INVR.Data analysis using Wilcoxon test and Kruskal Wallis test. The results showed that there were differences in the Mean rank before and after aromatherapy lemon inhalation interventions, inhalation of ginger aromatherapy, and combination against the frequency of nausea vomiting in pregnant women in the first trimester. The highest pre-post mean rank is the combination of aromatherapy inhalation interventions is 17,60 and post 18.20. It can be concluded that combination intervention is more effective in reducing nausea and vomiting in first trimester pregnant women.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desainQuasiEksperiment pre and post with control group. sampel yang digunakan berjumlah 70 responden yang dibagi menjadi 2 kelopok dengan masing-masing 35 responden. Analisis data menggunakan uji paired t-test menunjukkan hasilkelompok intervensi sesudah diberikan "Paket MISERI" berpengaruh secara bermakna dibanding kelompok kontrol. Dimana pada kelompok intervensi mendapat hasil p value = 0,000<0,05. Saran bagi pelayanan kesehatan Perlunya membuat program promosi kesehatan yang dilakukan secara continue terhadap ibu hamil di wilayah endemis malaria menggunakan "Paket MISERI" dalam pencegahan dini malaria.
Tanggal 11 Maret 2020 WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemik. Di Indonesia sampai dengan Juni 2020 menurut data dari PHEOC Kemenkes kasus Covid-19 terkonfirmasi sudah mencapai 56.385 kasus diantaranya 2.976 kasus meninggal dunia. Dalam era pandemic Covid-19, RS X Pulomas menerapkan berbagai upaya dalam mengurangi risiko infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan kerjasama tim yang dimediasi oleh kepemimpinan terhadap upaya pengurangan risiko infeksi di Unit Rawat Inap Rumah Sakit X, Pulomas. Model penelitian yang digunakan adalah korelasi multipel, dimana menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode survey. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Upaya Pengurangan Risiko Infeksi dengan variabel-variabel bebas adalah: Komunikasi, Kerjasama Tim dan Kepemimpinan sebagai variabel mediasi. Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel jenuh yaitu sebanyak 60 perawat di unit rawat inap, menggunakan instrument kuesioner dengan pengukuran skala Likert. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan SPSS 25 dan AMOS 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Komunikasi dan kerjasama tim berpengaruh signifikan terhadap upaya pengurangan risiko infeksi. Variabel kerjasama tim merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam upaya pengurangan risiko infeksi. Hasil analisis lainnya didapatkan kepemimpinan tidak memediasi antara komunikasi dan kerjasama tim terhadap upaya pengurangan risiko infeksi
Latar belakang : Salah satu indikator untuk menentukan tingginya derajat kesehatan suatu negara dilihat dari angka kematian ibu (AKI). Untuk beberapa daerah yang memiliki akses pelayanan kesehatan yang sulit, Kementrian Kesehatan membuat sebuah kebijakan dengan mengembangkan program kemitraan tenaga kesehatan dan dukun. Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui lebih dalam pengalaman partisipan melahirkan di rumah dengan kemitraan tenaga kesehatan dan dukun beranak. Metode:Penelitian ini dengan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penentuan partisipan menggunakan metode Purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam pada ibu dan FGD pada Kepala Desa, Pemangku Adat, dukun beranak dan tenaga kesehatan.Hasil : Penelitian ini diperoleh 6 tema yaitu Pilihan tempat dan penolong saat melahirkan, Keyakinan ibu terhadap dukun beranak dalam proses melahirkan, Tradisi mayiria dan berurut selama hamil dan setelah melahirkan, perasaan ibu dengan kemitraan, tugas mandiri dukun beranak setelah melahirkan dan Pemanfaatan pelayanan kesehatan.Saran : Diharapkan tenaga kesehatan harus memiliki pengetahuan tentang budaya yang anut oleh pasien dan kelaurga yang asuh. Hal ini bertujuan agar bisa memberikan gambaran dan dampak positif terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu melahirkan dalam konteks budaya.
ASI makanan tunggal bayi sampai berusia 6 bulan. Peraturan Pemerinta No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif menjelaskan bahwa ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain selain obat. Kendala–kendala pada ibu postpartum yaitu ASI tidak keluar pasca persalinan, ASItidak lancar, payudara ibu bengkak dan mastitis. Pijat oksitosin adalah untuk mengatasi ASI yang tidak keluar. Pemijatan dilakukan pada tulang belakang costae ke 5 – 6 sampai ke scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis merangsang hipofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin. Penelitian ini bertujuan untuk diperolehnya informasi yang mendalam tentang persepsi ibu post partum terhadap pijat oksitosin untuk kelancaran ASI di RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta. penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi. Wawancara mendalam terhadap delapan partisipan mendapatkan lima tema yaitu (1) perasaan menyenangkan saat menyusui, (2) hambatan dalam menyusui, (3) manfaat air susuibu (ASI), (3) dukungan keluarga untuk kelancaran pengeluaran ASI, (5) persepsi ibu terhadap pijat oksitosin. menunjukkan pentingnya perawat untuk memberikan edukasi dan konseling secara komprehensif mengenai pijat oksitosin untuk kelancaran ASI.Keyword: Ibu Post Partum, Pijat Oksitosin, Pengeluaran Air Susu Ibu (ASI)
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.