2020
DOI: 10.25311/keskom.vol6.iss1.365
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Studi Fenomenologi: Pengalaman Ibu Melahirkan Di Rumah Dengan Kemitraan Tenaga Kesehatan Dan Dukun Beranak Di Desa Perhentian Luas, Kabupaten Kuantan Singingi Riau

Abstract: Latar belakang : Salah satu indikator untuk menentukan tingginya derajat kesehatan suatu negara dilihat dari angka kematian ibu (AKI). Untuk beberapa daerah yang memiliki akses pelayanan kesehatan yang sulit, Kementrian Kesehatan membuat sebuah kebijakan dengan mengembangkan program kemitraan tenaga kesehatan dan dukun. Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui lebih dalam pengalaman partisipan melahirkan di rumah dengan kemitraan tenaga kesehatan dan dukun beranak. Metode:Penelitian ini dengan desain kuali… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Dukun bayi memiliki kelebihan-kelebihan yang sering kali tidak dimiliki oleh bidan, misalnya mengerjakan rumah tangga seperti memasak, mencuci pakaian, memijat, mengurut ibu hamil dan bersalin, sebagai warga setempat yang sudah "dianggap tokoh" dukun bayi lebih komunikatif, berwibawa, telaten, sabar dan biayanya relatif murah. Dari segi pendekatan kemanusiaan (human approach), dukun bayi bersedia merawat ibu hamil sebelum melahirkan sampai dengan 35 hari setelah melahirkan (Adila et al, 2020) Keuntungan lain ditolong oleh dukun bayi yaitu pasien bersalin di rumahnya sendiri dalam suasana yang sudah di kenal dengan biaya yang sangat murah. Pada umumnya upah yang diberikan kepada dukun bayi tergantung pada kemampuan melahirkan, di kota upah itu dapat lebih tinggi daripada di desa, dimana kemampuan orang lebih rendah, maka dukun rela diberikan apa saja, kadang-kadang hanya untuk membeli kapur sirih, kalau pasiennya tidak mampu sama sekali, dan membutuhkan pertolongan, maka dukun rela memberikan kainnya sendiri.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Dukun bayi memiliki kelebihan-kelebihan yang sering kali tidak dimiliki oleh bidan, misalnya mengerjakan rumah tangga seperti memasak, mencuci pakaian, memijat, mengurut ibu hamil dan bersalin, sebagai warga setempat yang sudah "dianggap tokoh" dukun bayi lebih komunikatif, berwibawa, telaten, sabar dan biayanya relatif murah. Dari segi pendekatan kemanusiaan (human approach), dukun bayi bersedia merawat ibu hamil sebelum melahirkan sampai dengan 35 hari setelah melahirkan (Adila et al, 2020) Keuntungan lain ditolong oleh dukun bayi yaitu pasien bersalin di rumahnya sendiri dalam suasana yang sudah di kenal dengan biaya yang sangat murah. Pada umumnya upah yang diberikan kepada dukun bayi tergantung pada kemampuan melahirkan, di kota upah itu dapat lebih tinggi daripada di desa, dimana kemampuan orang lebih rendah, maka dukun rela diberikan apa saja, kadang-kadang hanya untuk membeli kapur sirih, kalau pasiennya tidak mampu sama sekali, dan membutuhkan pertolongan, maka dukun rela memberikan kainnya sendiri.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Untuk beberapa daerah yang memiliki akses sulit terhadap pelayanan kesehatan, Kemenkes membuat kebijakan dengan menyusun program kemitraan bagi tenaga kesehatan dan aendant kelahiran tradional. Fenomena aendant kelahiran tradional menjadi fenomena interesng karena nilai-nilai kearifan lokal yang mereka jaga (Adila et al, 2020). Faktor penyebab kematian ibu dirumuskan sebagai 4 terlalu (terlalu muda, tua, sering, dekat) dan 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, sampai difakses dan mendapat pertolongan).…”
Section: Pendahuluanunclassified