Beton merupakan bahan bangunan yang terbentuk dari campuran semen, agregat kasar, agregat halus dan air. Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintregasi alami batuan ataupun pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir lebih kecil dari 5 mm atau lolos saringan no.4. Penggantian agregat halus dengan padas giling merupakan salah satu alternatif sebagai pengganti agregat halus tanpa mengubah mutu beton yang direncanakan. Pada penelitian ini, mutu beton yang direncanakan yaitu K.250 dengan metode eksperimen dengan mengambil 5 variasi penggantian agregat halus. Variasi tersebut antara lain, 100 % padas giling, 25 % padas giling 75% muntilan, 50% padas giling dan muntilan, 75 % padas giling 25 % muntilan, dan 100% muntilan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan penggantian 100% pasir padas giling kuat tekan masih sesuai dengan mutu beton rencana, yaitu dengan hasil 18,22 MPa diumur beton 14 hari dan 20,42 Mpa diumur beton 28 hari. Semakin banyak pasir padas giling yang digunakan semakin rendah kuat tekan yang diperoleh, meskipun masih sesuai dengan kuat tekan beton yang sudah direncanakan. Kuat tekan maksimum yang diperoleh pada variasi beton 100% pasir muntilan umur 28 hari yaitu 26,24 MPa.
Limbah yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara pada industri tekstil utamanya adalah bottom ash, fly ash, dan limbah pendamping. Limbah pembakaran batu bara yang semakin lama semakin meningkat serta diiringi oleh perkembangan sektor industri harus sudah dimulai bagaimana cara pengolahannya. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan limbah batu bara untuk dimanfaatkan sebagai bahan yang memiliki nilai guna dan jual, seperti pemanfaatan sebagai bahan konstruksi bata beton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode substitusi limbah batu bara berupa bottom ash dan limbah pendampingnya yang dimanfaatkan dalam pembuatan bata beton dengan mensubstitusikan bertahap sebagian pasir tersebut dengan limbah-limbah hingga 40%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sebagian limbah batubara pada bata beton mampu meringankan bata beton hingga 22,6%, menyerap air hingga 19,46%, serta meningkatkan kuat tekan sebesar 25%.
Green materials are being developed by researchers and entrepreneurs because they can help manage excess waste by turning the waste into something useful and profitable. one of the uses that can be done in the construction sector is the use of these wastes into structural materials such as concrete bricks for wall filling. One of the wastes that can be used is coal burning waste from textile factories. This research will utilize one of the coal wastes, namely bottom ash as a partial substitution of sand for concrete bricks to see its effectiveness. The research was conducted by making several variations of the mixture using bottom ash with rate of 0%, 15%, 30%, and 45% as a substitute for sand. The test object is made in the size of 24 cm x 12 cm x 6 cm and is treated until the compression test which is 28 days. The results obtained are the compressive strength of concrete brick with bottom ash substitution is lower than concrete brick without bottom ash, but based on SNI 03-0349-1989 the quality of the concrete brick can be classified into grade 1 where it is the highest grade with a minimum compression strength of 100 kg/cm<sup>2</sup>
<p style="text-align: justify;">Seringnya terjadi banjir pada Kota Pekalongan memerlukan runtutan pekerjaan mulai dari survey, pemetaan, dan penanganan langsung terkait dengan perbaikan yang diperlukan untuk kondisi banjir pada masing masing daerah tersebut. Kelurahan Tirto Kecamatan Pekalongan Barat merupakan daerah yang menjadi langganan dari banjir baik yang berasal dari hujan maupun rob yang menyebabkan ketidaknyamanan pada masyarakat sekitar. Salah satu penyebab rob yaitu kondisi saluran-saluran drainase yang tidak mampu mengalirkan air dari saluran ke sungai, sehingga air yang terhambat tersebut akan semakin meninggi dan melimpah ke jalanan. Untuk mengatasi permasalahan banjir tersebut, diperlukan evaluasi yang mendalam pada masing masing saluran agar nantinya dapat ditentukan tindakannya bagaimana. Tim pengabdian dari Program Studi Teknik Konstruksi bekerja sama dengan dinas terkait serta masyarakat untuk melakukan pemetaan saluran saluran pada Kelurahan Tirto yang kemudian diurutkan berdasarkan tingkatan-tingkatan yang perlu ditangani terlebih dahulu. Metode-metode yang dilakukan dalam pemetaan ini antara lain sosialisasi kepada masyarakat, pembekalan teknis pelaksanaan, survey pemetaan, diskusi hasil survey, dan pemaparan hasil diskusi kepada masyarakat Kelurahan Tirto. Hasil dari proses pengabdian ini berupa peta asesmen saluran Kelurahan Tirto yang kemudian akan dilakukan penanganan lanjut oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.</p><p style="text-align: justify;"><strong>Kata kunci</strong>: banjir, drainase, rob.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.