Sabun telah menjadi kebutuhan primer hampir di seluruh lapisan masyarakat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kimia dan farmasi, perkembangan kosmetik mulai bergeser ke arah natural product karena adanya trend back to nature. Salah satu bahan herbal yang dapat ditambahkan dalam sediaan kosmetik sabun mandi padat adalah ekstrak kulit manggis. Kulit buah manggis diketahui tersusun atas senyawa polifenol yang cukup banyak, diantaranya adalah antosianin, tanin, xantone, dan senyawa asam fenolat. Xantone yang banyak terdapat pada kulit buah manggis berfungsi sebagai antioksidan, antiproliferasi, anti-inflamasi, dan antimicrobial. Oleh karenanya dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada formulasi sabun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil analisa organoleptik, derajat keasaman, kadar air, dan alkali bebas serta pengaruh variabel penambahan ekstrak kulit manggis. Tahap dari penelitian ini meliputi formulasi sabun menggunakan 15 gram minyak kelapa dengan penambahan 12 gram NaOH serta variabel berubah ekstrak kulit manggis 0.1, 0.3, 0.5, 0.7, 0.9 dan 1.1 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel sabun yang dibuat telah memenuhi Standar Nasional Indonesia 1994. Penambahan ekstrak kulit manggis tidak berpengaruh nyata terhadap uji derajat keasaman, kadar air, dan alkali bebas. akan tetapi berpengaruh terhadap warna sabun Kata kunci : formulasi, ekstrak kulit manggis, NaOH, sabun padat
Konsumsi sabun mandi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya angka pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu perlu dilakukan inovasi terhadap bahan baku pembuatan sabun salah satunya dengan menggunakan minyak biji kapuk sebagai bahan baku formulasi sabun. Biji tanaman kapuk randu mengandung minyak sekitar 24-40% berat kering. Minyak biji kapuk yang dihasilkan dari biji tanaman kapuk randu dapat dijadikan alternatif untuk dimanfaatkan dalam formulasi sabun. Hal ini dikarenakan kandungan pada minyak biji kapuk menunjukkan aktivitas antibakteri karena pada ekstrak kasarnya mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Tujuan dari penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui pengaruh variabel NaOH terhadap sabun yang dihasilkan, (ii) mengetahui hasil analisa sabun yang meliputi organoleptik, kadar air, alkali bebas, dan derajat keasaman (pH) terhadap sabun yang dihasilkan. Tahap dari penelitian ini yaitu formulasi sabun menggunakan 19.1 gram minyak biji kapuk dengan variabel berubah NaOH 2, 2,5, 3, 3,5 , 4 gram dengan penambahan jasmine oil sebagai aromaterapi. Hasil penelitian menunjukkan hasil formulasi sabun terbaik diperoleh dari variabel NaOH 2 gram dengan berat 4,22 gram, kadar air 0,32%, alkali bebas 0,01%, dan nilai derajat keasaman (pH) 10. Kata kunci : formulasi,minyak biji kapuk, NaOH, sabun padat
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.