Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perubahan kandungan protein dan serat kasar kulit nanas setelah difermentasi dengan plain yoghurt. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi. Bahan yang digunakan yaitu kulit nanas sisa pengolahan buah nanas di Desa Tangkit Baru, plain yoghurt dan bahan kimia untuk analisa proksimat. Plain yoghurt yang digunakan mengandung bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor A (level yogurt 0, 3, 6, dan 9 ml/kg bahan) dan faktor B (lama fermentasi 24, 48, dan 72 jam). Setiap perlakuan diulang 5 kali. Peubah yang diamati yaitu kandungan bahan kering, protein, dan serat kasar. Data dianalisis ragam dan pengaruh nyata antar perlakuan diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level yogurt tidak nyata (P>0,05) mempengaruhi kandungan bahan kering kulit nanas fermentasi tetapi lama fermentasi berpengaruh nyata (P<0,05). Level yogurt atau lama fermentasi nyata (P<0,05) mempengaruhi kandungan protein, dan serat kasar kulit nanas fermentasi. Kombinasi level yogurt dan lama fermentasi tidak nyata (P>0,05) mempengaruhi kandungan bahan kering, protein, dan serat kasar. Penggunaan yogurt pada 3 ml/kg bahan memberikan hasil yang sama baiknya dengan kontrol dan lama fermentasi selama 24 jam memberikan hasil yang sama dengan fermentasi selama 48 jam. Disimpulkan bahwa terjadi perubahan kandungan protein dan serat kasar kulit nanas yang difermentasi dengan plain yoghurt. Kandungan protein dan serat kasar kulit nanas lebih baik didapatkan pada fermentasi menggunakan 3 ml/kg yogurt selama 24 jam.
Biji karet merupakan salah satu bahan pakan hasil samping berkualitas dari perkebunan karet yang dapat dijadikan pakan ternak unggas maupun ruminansia. Salah satu kelemahan dari bahan pakan tersebut adalah tingginya kandungan asam sianida (HCN) yang dapat menyebabkan keracunan bila dikonsumsi oleh ternak. Salah satu cara untuk mengeliminasi bahkan menghilangkan kandungan antinutrisi tersebut yaitu dengan proses pengukusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu pengukusan terhadap penurunan asam sianida maupun perubahan zat makanan lainnya seperti bahan kering dan bahan organik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Data yang diperoleh dilakukan Analisis Ragam, sedangkan uji jarak berganda Duncan digunakan sebagai uji lanjut. Perlakuan yang terapkan adalah; P0 (tepung biji karet tanpa pengukusan sebagai kontrol), P1 (pengukusan tepung biji karet selama 10 menit), P2 (pengukusan tepung biji karet selama 20 menit) dan P3 (pengukusan tepung biji karet selama 30 menit). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa lama waktu pengukusan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap HCN tepung biji karet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu pengukusan semakin signifikan menurunkan kandungan HCN, bahan kering maupun bahan organik tepung biji karet. Dapat disimpulkan bahwa pengukusan tepung biji karet selama 30 menit mampu menurunkan asam sianida 13 kali lebih rendah (9.542 - 0.712%) dibandingkan kontrol
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.