dicampur dengan buah sebagai sumber serat dan vitamin. Pemilihan bahan untuk formulasi campuran (komposit) merupakan hal penting untuk dapat menghasilkan produk yang baik. Talas, kacang hijau dan pisang merupakan kombinasi yang baik untuk bahan pembuatan sereal sarapan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan breakfast meal berbasis talas, kacang hijau dan pisang dengan energi tidak kurang dari 300 kkal yang disukai. Formulasi dilakukan secara bertahap, meliputi formulasi tepung komposit dilanjutkan dengan formulasi flake. Flake yang dihasilkan diuji peringkat. Hasil terbaik adalah flake yang dibuat dari tepung komposit 90% dicampur dengan susu bubuk 5%, dan santan dengan perbandingan antara tepung komposit : dan santan. Perbandingan antara tepung komposit dan santan 1:1. Flake ini mempunyai kadar air 2,34%, abu 2,36%, lemak 20,08%, protein 19,86%, kalori 479,66 kkal/100g, serat kasar 6,11%, serat pangan 8,07%, dan indeks kelarutan 0,0141 g/ml.Kata kunci: flake, talas, breakfast meals, oven Abstract. Ermi Sukasih and Setyadjit. 2012. Formulations of taro-based breakfast flake with high energy using oven method. Ready to eat breakfast meal is quite popular food products. Breakfast meal can be made from tubers as a source of carbohydrate, mixed with mung bean as a source of protein and also with fruits as a source of fiber and vitamins. The selection of materials for the formulation of cereal flakes are very important to produce a good final product. Taro, mung beans and bananas are good combinations for the manufacture of breakfast meals. The aim of the research was to produce a taro-based breakfast meal consisting of taro flour, mung beans and bananas with the minimum energy of 300 cal. The formulation process was done in some stages, including formulation of composite flour, was flake formulations, and rank test. The best result (formula 3) was flakes made of 90% of composite flour, 5% of milk powder, and coconut milk with the ratio of to composite flours: coconut milk is 1:1. The best flakes had a moisture content of 2.34%, ash of 2.36%, fat of 20.08%, protein of 19.86%, calories of cal/100g 479.66, crude fiber of 6.11% , dietary fiber of 8.07%, and solubility index of 0.0141 g / ml.Key words: flake, taro, breakfast meals, oven PENDAHULUANProses penyiapan sarapan yang memerlukan waktu lama kurang menguntungkan pada kondisi seperti sekarang ini yang menuntut kepraktisan dan hemat waktu. Saat ini makin banyak jumlah ibu rumah tangga yang bekerja sehingga memiliki waktu penyiapan sarapan sangat terbatas, dilain pihak kebutuhan gizi tidak dapat diabaikan. Solusinya adalah makanan yang cepat dan praktis dalam penyajiannya namun memenuhi kebutuhan standar gizi.Produk makanan sarapan siap santap merupakan salah satu produk pangan yang sangat digemari oleh masyarakat. Makanan sarapan dapat dibuat dari umbiumbian sebagai sumber karbohidrat, dicampur kacangkacangan sebagai sumber protein, atau bisa juga dicampur dengan buah sebagai sumber serat dan vitamin. Dalam hal ini pemilihan bahan untuk formulasi campuran (kom...
Limbah hortikultura berpotensi untuk dijadikan bahan antifungal. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak kulit mangga dengan pelarut etil asetat yang dievaporasi hingga menjadi ekstrak kental secara single mampu menghambat khamir Rhodotorula sp., mencapai 31 mm zona dimana nilai ini lebih besar dari benomyl 500 ppm yang hanya 10 mm. Untuk memperluas spektrum daya hambat, perlu dilakukan formulasi dengan bahan lain. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan formulasi ekstrak biji atau kulit mangga dengan pengawet makanan komersial (natrium metabisulfit, kalium sorbat dan natrium benzoat) untuk menghasilkan pengawet yang berspektrum tinggi untuk preservasi buah mangga. Formulasi dilakukan melalui beberapa tahapan untuk menghasilkan konsentrasi dan perbandingan yang tepat. Formula antifungal terbaik berdasarkan uji plate adalah campuran dari ekstrak biji mangga : kalium sorbat 5% (75%:25%) dengan pengenceran 25%. Antifungal ini mampu menghambat kapang dan khamir perusak mangga sebagai berikut: Rhodotorulla sp. sebesar 47,2 mm, Penicillium sp. 41,3 mm, Fusarium sp. 43,6 mm dan Aspergillus niger sebesar 18,2 mm. Aplikasi pada buah mangga melalui penyemprotan menunjukkan hasil 0,2 skor kerusakan dan 2,7% susut bobot lebih baik dibanding kontrol pada penyimpanan hari ke-14 pada suhu 20oC±2oC
<p>Salah satu diversifikasi pengolahan pisang adalah menjadi tepung pisang instan dengan pengering drum dryer. Teknologi pengeringan ini memerlukan bahan pengisi dan agen anti pencoklatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimasi konsentrasi tapioka, asam sitrat dan puree pisang dalam proses pembuatan tepung pisang Cavendish instan. Penelitian ini menggunakan rancangan Response Surface Methodology (RSM), tiga parameter yang dioptimasi adalah konsentrasi tapioka, asam sitrat dan puree pisang. Level dari input parameter adalah tapioka 3-10%, asam sitrat 150-300 ppm dan puree pisang 1-50%. Karakteristik fisiko-kimia produk tepung pisang instan kemudian dianalisis, meliputi kadar air, abu, lemak, protein, karbohidrat, serat kasar, kalori, dan warna (oHue). Hasil prediksi variabel respon dari formula optimal yaitu kadar air 2,67 %, abu 1,60 %, lemak 3,09%, protein 2,38%, karbohidrat 90,26%, serat kasar 7,49%, kalori 398,84 Kkal/100g, dan warna 67,78oHue (kuning kecoklatan). Formula optimum tepung pisang instan adalah formula 6, yaitu dengan penambahan tapioka 6,50%, asam sitrat 225 ppm dan puree pisang 30%. Tepung pisang instan berpotensi untuk digunakan sebagai makanan sarapan melalui formulasi dengan penambahan bahan yang lain seperti lemak dan protein.</p><p> </p><p><strong>Optimisation of The Instant Cavendish Banana Flour Formula by Response Surface Method. 2018. Ermi Sukasih, Setyadjit, Sunarmani and Sri Rejeki R. Pertiwi.</strong></p><p>One of diversification products of banana is instant flour using drum dryer. It requires filler and anti-browning agents. The purpose of this research was to get the optimum concentration of tapioca, citric acid and banana puree to produce instant banana flour.The experiment used Response Surface Methodology (RSM), with three parameters being optimized, i.e. the concentration of tapioca, citric acid and banana puree. The percentage used for tapioca in the range of 3-10 %, citric acid 150-300 ppm and banana puree 1-50%. TThe instant banana flour was analyzed for its physicochemical characteristics, i.e: moisture, ash, fat, protein, carbohydrate, crude fiber content, energy, and color 67.78 (oHue). The result of variable response prediction from the optimum formula was moisture content 2.67%, ash 1.60%, fat 3.09%, protein 2.38%, carbohydrate 90.26%, crude fiber 7.49%, color 67.78oHue brownish yellow, energy 398.84 kcal/100g. The optimum formula was formula 6, with the addition of tapioca 6.50%, citric acid 225 ppm and banana puree 30%. This product has a potential to be used as a breakfast food through further formulations with the addition of other ingredients such as fat and protein.</p>
Peningkatan umur simpan jus rambutan dengan menggunakan kombinasi penambahan vitamin C dan pengukusan telah diteliti. Produksi jus rambutan skala usaha kecil menengah masih menghadapi kendala yakni umur simpan yang hanya 3 hingga 4 bulan. Prosedur umum pembuatan jus rambutan adalah pengejusan, pencampuran (penambahan air masak 1:2, karagenan +CMC masing-masing 1,25 g/l, natrium benzoate dan kalium sorbat masing-masing 250 mg/l, dan gula hingga 15 oBrix), homogenasasi 1500 rpm selama 15 menit, pasteurisasi 80 oC selama 10 menit, pengemasan panas dalam kantong plastik pp, kemudian dalam alufo; serta penyimpanan 5oC, 27 oC dan 40 oC untuk analisis umur simpan. Perlakuan adalah dengan dan tanpa penambahan vitamin C sebanyak 1000 mg/l, pasteurisasi tambahan dengan vakum 70 oC selama 10 menit, dan pengukusan selama 10 menit. Parameter terbaik untuk pendugaan umur simpan adalah dengan kecerahan warna. Kombinasi perlakuan tersebut dirancang dan analisis sesuai dengan metode pengukuran umur simpan dengan metode ASS (<em>Accelerated Storage Studies</em>). Sedangkan perlakuan terbaik adalah kombinasi perlakuan penambahan vitamin C dan pasteurisasi pengukusan; dengan prediksi umur simpan selama 1,58 tahun pada suhu kamar. Dengan umur simpan selama ini memungkinkan untuk untuk mendistribusikan produk jus rambutan siap saji secara nasional.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.