Hipotermia perioperatif didefinisikan sebagai kondisi suhu inti tubuh lebih rendah dari 36°C yang terjadi akibat respon dari induksi anestesi serta prosedur pembedahan. Pasien yang menjalani pembedahan abdomen merupakan salah satu populasi yang berisiko besar mengalami hipotermia perioperatif. Perawat mempunyai peran penting untuk melakukan intervensi manajemen hipotermia sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis intervensi manajemen hipotermia dan gambaran penerapannya dalam keperawatan perioperatif pada pasien yang menjalani pembedahan abdomen. Rancangan penulisan yang digunakan yaitu literature review yang mencakup 10 literatur yang dicari menggunakan database PubMed, ProQuest, ScienceDirect dan Google scholar, dan diseleksi berdasarkan kriteria inklusi-eksklusi serta PRISMA flowchart. Hasil review menunjukan bahwa jenis intervensi yang dapat diberikan yaitu dengan metode penghangatan aktif dan penghangatan pasif. Metode penghangatan aktif meliputi pengaturan suhu ruang operasi, pemberian cairan yang dihangatkan, penggunaan alat forced air warming, circulating-water mattresses, resistive warming systems, self-warming blanket, dan humidification warming systems. Metode penghangatan pasif meliputi penggunaan selimut katun, surgical drapes dan pakaian yang terbuat dari reflective composite fabric. Perawat kamar bedah spesialisasi bedah abdomen memegang peranan penting dalam manajemen hipotermia secara aktif dan pasif dengan mempersiapkan alat pada tahap preoperatif dan memantau keefektifan intervensi selama intraoperatif dan pascaoperatif.
Sopir pariwisata merupakan salah satu kelompok yang berisiko terkena HIV/AIDS. Penyakit HIV/AIDS mempunyai prognosis yang buruk dan dapat menyebabkan kematian, untuk itu diperlukan upaya pencegahan terhadap penularan dari penyakit ini. Pentingnya memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS serta mampu bersikap dan berperilaku yang benar menjadi upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh sopir pariwisata untuk melindungi diri dari risiko penularan. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui gambaran dari pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dimiliki oleh sopir pariwisata di Denpasar terkait HIV/AIDS. Rancangan yang digunakan yaitu dekriptif dengan teknik purposive sampling dan sampel yang dipilih sebanyak 106 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas sopir pariwisata berjenis kelamin laki-laki sebanyak 101 orang dengan rata-rata usia yaitu 38 tahun. Pendidikan terakhir sopir pariwisata mayoritas pada jenjang pendidikan SMA (71,7%), sebanyak 86 orang sopir pariwisata sudah menikah dan rata-rata sudah bekerja selama 11 tahun. Pengetahuan HIV/AIDS pada sopir pariwisata mayoritas sudah baik sebanyak 51,9%, sebanyak 56 orang memiliki sikap yang positif (52,8%) dan terdapat 42,5% sopir pariwisata memiliki perilaku berisiko terkena HIV/AIDS. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, diharapkan peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berisiko HIV/AIDS pada sopir pariwisata di Denpasar dan bagi instansi kesehatan diharapkan dapat melakukan pemeriksaan HIV bagi sopir pariwisata yang berisiko.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.