Early Warning Score (EWS) merupakan suatu alat untuk mendeteksi perburukan kondisi pasien, sehingga tidak terjadi henti jantung yang tidak diprediksi sehingga meningkatnya kelangsungan hidup pasien. Penelitian bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungandengan kepatuhan pelaksanaan monitoring EWS. Penelitian dilakukan Bulan Desember 2019 di RS X Swasta Jakarta dengan sampel 109 responden perawat diambil secara purposive sampling. Metode penelitian deskriptif korelasi, desain cross sectional. Pengumpulan datamenggunakan kuesioner dan observasi pelaksanaan monitoring EWS oleh perawat melalui rekam medik. Hasil analisis didapatkan mayoritas responden melakukan monitoring sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) RS X sebanyak 58 orang (53,2%), dan berdasarkan observasi sebanyak 53 orang (48,6%). Hasil analisis uji statistik chi square didapatkan ada hubungan pelatihan EWS p-value: 0,020, pengetahuan p-value: 0,009, motivasi: p-value 0,000, dan sikap p-value: 0,000 (p-value < 0,05) dengan kepatuhan pelaksanaan monitoring EWS. Sedangkan antara usia, pendidikan dan masa kerja tidak ada hubungan dengan kepatuhanpelaksanaan monitoring EWS (p-value > 0,05). Kesimpulan kepatuhan pelaksanaan SOP monitoring EWS dipengaruhi oleh pelatihan, pengetahuan, motivasi dan sikap. Saran semua perawat perlu diberikan pelatihan dan mengikuti pelatihan tentang monitoring EWS dan dilakukan audit rutin tentang pendokumentasian monitor EWS perawat dalam rekam medik pasien.
Vegetables and fruit are important nutrients that our body needs to fulfill fiber, vitamins, minerals and some enzymes that play an important role in the functioning of the digestive system, cardiovascular system and prevent diabetes mellitus. A survey found that the consumption level of fruits and vegetables in Indonesia was still low. One factor in the low consumption of fruits and vegetables is the development of fast food. Teenager is the group of age with the least consumption of fruits and vegetables. This counseling activity was carried out to find out and increase the knowledge of teenagers about the consumption of fruits and vegetables. This activity was held in SOS Taruna Village which began with the distribution of questionnaires to 35 teenagers who were present at the time of data collection. After the data was obtained, health counseling and distribution of fruits (oranges and bananas) were carried out. The survey results obtained were mostly good at 51.4% and lack of attitudes (51.4%). Conclusion: teenagers' knowledge and attitudes about consumption of fruits and vegetables is still lacking. Suggestion: need health education and movement to make teenagers aware of the benefits and importance of eating fruits and vegetables and then evaluated in their daily diet.
Abstrak Pendahuluan: Hemodialisa adalah terapi yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan sisa metabolisme tubuh pada gagal ginjal kronis yang harus dilakukan seumur hidupnya. Pengalaman pertama akan mempengaruhi keberlanjutan terapi. Tujuan: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman pertama menjalani hemodialisa pada pasien gagal ginjal kronik. Metode: Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi deskriptif, jumlah partisipan 7 pasien yang dipilih menggunakan teknik purpose sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis Collaizi. Hasil: Hasil penelitian menghasilkan empat tema yaitu (1) Respon dan adaptasi menjalani hemodialisa (2) Alasan menjalani Hemodialisa, (3) Rintangan yang dijalani saat Hemodialisa, (4) harapan dan motivasi. Kesimpulan: Pengalaman pertama yang dirasakan informan dalam menjalani hemodialisa meliputi dunia seperti mau kiamat dan takut dengan respon menjalani hemodialisa secara rutin.
Virus Corona atau Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh corona virus yang menjadikan pandemic seluruh negara termaksud Indonesia.Covid-19 dapat dicegah melalui kepatuhan dalam menjalankan protocol kesehatan pencegahan 3M seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dan pengetahuan lansia dengan kepatuhan menjalankan protocol kesehatan pencegahan Covid-19. Metode penelitian yang digunakan metode kuantitatif dengan desain deksriptif korelatif dan pendekatan cross sectional, sampel dalam penelitian ini 148 lansia, pengumpulan data dilakukan pada 19 Februari - 3 Maret 2021 dengan teknik purpose sampling. Hasil univariate menunjukan mayoritas berusia 45-59 tahun (66,2%) berjenis kelamin perempuan (75,7%) pendidikan SMA (56,8%), tidak memiliki riwayat penyakit (60,1%), pengetahuan baik (73,6%) dan memiliki kepatuhan (60,8%). Analisis bivariate dengan uji Kendall’s tau C dan Chi-square. Secara statistic didapatkan hasil terdapat hubungan bermakna antara pendidikan dengan kepatuhan menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 (p-value = 0,007), pengetahuan dengan kepatuhan menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 (p-value = 0,019), Namun terdapat hubungan yang tidak bermakna antara usia dengan kepatuhan (p-value = 0,347), jenis kelamin dengan kepatuhan (p-value = 0,085) dan riwayat penyakit dengan kepatuhan (p-value = 0,831).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.