Kontak bahasa yang terjadi pada masyarakat multibahasa menyebabkan berbagai peristiwa-peristiwa kebahasaan. Salah satu peristiwa kebahasaan tersebut adalah pergeseran bahasa. Dalam hal ini seorang atau sekelompok orang meninggalkan bahasa pertama atau bahasa guyup dan beralih menggunakan bahasa kedua. Penelitian pergeseran bahasa pada masyarakat kampung Desa Laikang Kabupaten Takalar bertujuan untuk mendeskripsikan wujud penggunaan bahasa masyarakat berdasarkan ranah usia, yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan wujud penggunaan bahasa Makassar dan bahasa Indonesia dengan sumber data masyarakat kampung desa Laikang kabupaten Takalar yang diperoleh dengan menggunakan metode simak, yaitu teknik simak, libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat serta metode cakap atau wawancara pada kasus fenomena pergeseran bahasa dihasilkan temuan bahwa bahasa Makassar yang merupakan bahasa guyup masyarakat kampung desa Laikang mengalami pergeseran Bahasa. Masyarakat dewasa meski mampu menggunakan bahasa Makassar secara aktif, namun menunjukkan penggunaan bahasa Indonesia secara dominan pada wujud penggunaan bahasa mereka. Masyarakat remaja meski mampu memahami bahasa Makassar, namun tidak mampu menggunakan bahasa Makassar secara aktif, sedangkan anak-anak sangat kesulitan bahkan tidak mampu lagi menggunakan bahasa Makassar, indikasi lain yaitu keberadaan bahasa Indonesia yang telah menggeser keberadaan bahasa Makassar.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jumlah lemak yang dihasilkan setiap lapisan atau tumpukan pada suhu ruang dan suhu 60°C serta mengetahui besar tekanan yang dibutuhkan untuk pengepresan pada tiap lapisan/tumpukan biji kakao. Prosedur kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Pengupasan Testa Kakao, (2) Pengeringan dan Pengpresan Nib Kakao dengan perlakuan 3 lapis nib kakao, 5 lapis nib kakao, dan 7 lapis nib kakao, (3) Analisa Kadar Lemak/minyak, (4) Analisa Kadar Air. Hasil penelitian menunjukkan jumlah persen lemak/minyak yang dihasilkan berdasarkan efektifitas pengempaannya ialah pada 3 lapis atau tumpukan suhu ruang sebesar 22%. Pengepresan pada suhu 60°C dapat lebih mudah mengeluarkan lemak nib kakao dari yang sebelumnya (suhu ruang) yang sulit untuk dipisahkan. Besar tekanan dipengaruhi oleh tebal lapisan atau tumpukan nib kakao. Pada 3 dan 5 lapis/tumpukan nib kakao diperoleh sampai tekanan 25 ton, sedangkan 7 lapis atau tumpukan sampai 28 ton (terlampir pada hasil penelitian). Kesimpulan yang di peroleh dari penelitian ini (1) Tebal lapisi tumpukan nib kakao berbanding lurus terhadap jumlah (%) minyak kakao yang dihasilkan pada pengepresan suhu ruang dan suhu 60°C. Makin tebal lapisan nib kakao, rendemen lemak diperoleh semakin rendah. (2) Pengepresan nib kakao pada suhu ruang menghasilkan minyak 17% - 22% pada tekanan mininal 8 ton dan maksimal 28 ton. (3) Pengepresan padatan nib kakao suhu 60°C dapat mengeluarkan minyak/lemak 16% - 24%, dari padatan nib kakao hasil pengempaan suhu ruang dengan tekanan minimal 8 ton dan maksimal 28 ton. (4). Rendemen pengepresan dicapai 45%, jumlah tersebut sama/mendekati rendemen industri.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.