Bus transportation existence in Central Kalimantan is very important because it is able to carry out mass transportation, connecting and reaching all areas of Central Kalimantan. This research was conducted to obtain the appropriate amount of vehicle operating costs and passenger fares to be applied under normal conditions and during the COVID-19 pandemic. Primary data were obtained through questionnaires, namely vehicle operating costs components data and passenger trips data. Analysis was carried out based on Decree of Transportation Minister No. KM. 89 of 2002. Vehicle operating costs per seat kilometer for the Palangka Raya – Pangkalan Bun route on the Damri Bus are IDR 131.04/seat-km, while the Logos Bus is IDR 170.97/seat-km. Under normal conditions, the Damri Bus fare is IDR 190,453/passenger, while the Logos Bus fare is IDR 134,241/passenger. During the COVID-19 pandemic, the Damri Bus fare was IDR 216,707/pnp, while the Logos bus fare was IDR 198,435/pnp.
Transportasi merupakan peranan yang penting pada aspek kegiatan ekonomi sosial dan budaya. Dilihat dari distribusi keluar masuknya arus penumpang transportasi darat jurusan Palangkaraya-Sampit merupakan jasa travel yang paling diminati sebab waktu tempuh lebih cepat dan efisien. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya biaya operasional kendaraan, pendapatan, tarif dan Fare Box Ratio (FBR) dari perusahaan jasa travel CV. Sumertha Sari Jurusan Palangkaraya-Sampit. Metode pengumpulan data penumpang dan analisis untuk data armada adalah metoda pengambilan sampel semesta, mengumpulkan data primer dan sekunder, biaya operasional kendaraan dianalisis dengan metoda pendekatan biaya per kilometer yang dikeluarkan setiap kendaraan, pendapatan dianalisis dengan metoda pendekatan jumlah pendapatan rata-rata perusahaan per tahun dan dikurang dengan total biaya operasional kendaraan (BOK) per kilometer, tarif dianalisis dengan metoda menjumlahkan komponen biaya tetap, biaya tidak tetap dan biaya overhead dalam satuan/pnp (per penumpang) dan Fare Box Ratio (FBR) dianalisis dengan metoda perbandingan nilai Biaya operasional kendaraan (BOK)/tahun dengan pendapatan per tahun. Dari hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: besar biaya operasional (BOK) pada perusahaan CV. Sumertha Sari adalah sebesar Rp. 760.460.275,81/tahun pendapatan yang didapatkan oleh perusahaan CV. Sumertha Sari sebesar Rp. 1.669.000.000,00/tahun, tarif yang didapatkan dari hasil perhitungan adalah sebesar Rp. 50.092,60/penumpang dan hasil Fare Box Ratio (FBR) yang didapatkan dari hasil perhitungan adalah 2,20 dimana hasil FBR > 1 menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan keuntungan dari jasa travel yang dilakukan.
Banyaknya persimpangan dikota Palangka Raya dengan jarak antar simpang yang pendek terkadang menimbulkan permasalahan tersendiri, dimana kendaraan terkadang harus selalu berhenti pada tiap simpang karena selalu mendapat sinyal merah. Penelitian ini bertujuan menganalisa simpang di jalan Garuda-Rajawali dan jalan Tingang-Rajawali, dengan mengkoordinasikan kedua simpang untuk mengurangi antrian dan tundaan. Perencanaan waktu siklus yang didasarkan pada kondisi terjenuh saaat eksisting. Perencanaan dilakukan dengan memperhatikan teori koordinasi persimpangan dan rumus dalam MKJI 1997. Diharapkan waktu siklus baru dapat memberi kinerja simpang lebih efektif. Merencanakan koordinasi antar kedua simpang dari waktu siklus baru yang telah didapat dengan menggambil waktu siklusterpanjang dari kedua simpang. Dari hasil penelitian diperoleh waktus siklus Simpang I = 98 detik dengan masing-masing pendekat, pendekat (Utara=11 detik, Timur= 21detik, Selatan=12 detik, dan Barat = 29 detik). Sedangkan pada simpang II = 113 detik dengan masing-masing pendekat, pendekat (Utara=12 detik,Timur=31 detik, Selatan = 12 detik, dan Barat = 34 detik). Dari hasil perbandingan waktu siklus setelah analisis, diketahui waktu siklus Simpang II (c = 113 detik) lebih besar dari Simpang I (c = 98 detik) dengan selisih waktu 15 detik. Maka kedua simpang dapat dikoordinasikan dengan mengambil waktu siklus terpanjang dari kedua simpang tersebut, yaitu c = 113 detik. Waktu tempuh dari simpang I ke simpang II membutuhkan waktu sekitar 61,42 detik, dengan t=0 pada waktu hijau pertama fase ke 2 pada simpang I dan t=61,42 detik merupakan waktu hijau pertama fase ke 2 pada simpang II.
The analysis was calculated based on the method of Indonesian Highway Capacity Manual 1997, which resulted in the form of volume, capacity, degree of saturation, delays and queues opportunities. Whereas the performance on the part of weaving area of daily traffic average at peak hours in the morning can actually capacity (C) = 3481.848 smp/h, the degree of saturation DS = 0.695, delay braided section (DT) = 3.799 sec/smp, and opportunities queue braided section (Qp%) = lower limit/minimum of 12.12%, and the upper limit/maximum of 28.18%. On the daily traffic average at peak hours during the day obtained the capacity actually (C) = 3495.967 smp/h, the degree of saturation DS = 0692, delay part of weaving area (DT) = 3,766 det/smp, and opportunities queue section weaving area (Qp%) = lower limit/minimum of 11.99%, and the upper limit/maximum of 27.89%. On the daily traffic, the average at peak hours in the afternoon, the accually capacity can be obtained (C) = 3593.639 smp/h, the degree of saturation DS = 0673, delay part weaving area (DT) = 3,546 det/smp, and opportunities queue section weaving area (Qp %) = lower limit/minimum 11.16%, and the upper limit/maximum of 25.95%. Based on the analysis, the results obtained Degree of Saturation (DS) to all parts of weaving area is less than 0.75 the terms set forth in MKJI, 1997 so that each hour of the peak that occurred in parts of weaving area on Yos Sudarso-Kinibalu street is still qualify.
Ruas jalan yang dianalisa adalah jalan Diponegoro, RTA. Milono, Imam Bonjol, Yos Soedarso dan G. Obos. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode kuantitatif dengan cara survey lapangan. Data yang diambil adalah data tipe jalan, geometrik jalan, tipe lingkungan, hambatan samping dan jumlah penduduk yang mempengaruhi kapasitas jalan kota, serta data jenis tanaman yang ada di median jalan tersebut. Hasil analisa data menunjukan kecepatan arus bebas pada ruas jalan kota tersebut berkisar 50,41 km/jam sampai dengan 55,43%.km/jam untuk ruas A, dan 48,01 km/jam sampai dengan 54,67 km/jam untuk ruas B, menunjukan kondisi arus lalu lintas masih berjalan dengan lancar. Pelebaran ruas jalan A meningkatkan kapasitas jalan tersebut berkisar 2,8603% sampai dengan 3,9139% untuk pelebaran 0,5 meter, berkisar 5,6145% sampai dengan 7,8278% untuk pelebaran 1,0 meter dan berkisar 8,4746% sampai dengan 31,9542.% untuk pelebaran 1,5 meter. Pelebaran ruas jalan B meningkatkan kapasitas jalan tersebut berkisar 2,7458% sampai 10,8399% untuk pelebaran 0,5 meter, berkisar 5,7296% sampai dengan 14,3666% untuk pelebaran 1,0 meter dan berkisar 8,6486% sampai dengan 40,413% untuk pelebaran 1,5 meter. Pohon yang dominan di tanam pada median jalan adalah pohon tanjung dengan kemampuan menyerap karbon monoksida sebesar Dengan berkurangnya lebar median selebar 0,5m, 1m dan 1,5 m dari masing-masing ruas A dan B, maka maka terjadi pengurangan penyerapan karbon monoksida sebesar 35,94 mg, 71,88 mg dan 107,82 mg untuk setiap panjang 1 meter ruas jalan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.