Guru adalah suatu profesi yang menuntut kompetensi khusus dan tidak bisa dilaksanakan jika orang tersebut tidak terlatih dalam bidang pendidikan. Guru yang professional menjadi elemen penting dalam menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan siswa yang lebih baik. Pendidikan di abad 21 menekankan kualitas guru yang professional yang bertujuan melahirkan kualitas pendidikan yang lebih baik dan siswa yang unggul. artikel ini memiliki tujuan utnuk memberikan informasi lebih dalam tentang keterampilan dan kompetensi apa saja yang harus dimiliki guru profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai guru di era milenial. Metode tinjauan pustaka (literature review), yang sering dikenal sebagai penelitian kepustakaan, digunakan untuk menulis artikel ini. Literature review adalah jenis penelitian yang menggunakan sumber-sumber yang di ambil dari publikasi sebelumnya, baik berupa karya tulis maupun hasil-hasil penelitian (borego et al., 2014). Teknik perpustakaan memerlukan pencarian dan pembacaan sumber bacaan yang relevan terkait dengan profesionalisme guru dalam menjalankan tugas profesinya. Guru yang profesional harus memiliki beragam keterampilan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal. Terdapat 4 keterampilan yang harus dimiliki guru yang profesional yaitu memiliki pengetahuan yang tinggi, memiliki kemampuan mentransmisikan pengetahuan, memahami perkembangan peserta didik, dan memiliki inovasi dan selera humor yang tinggi. Selain itu, guru profesional juga harus memiliki 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogic, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional. Kompetensi guru dan pembelajaran yang berkualitas menjadi kunci utama dalam pengembangan kualitas pendidikan. Guru yang professional sangat diperlukan untuk dapat menciptakan kualitas pendidikan yang jauh lebih baik. Hal ini dikarenakan bahwa tugas guru sebagai profesi bukan hanya mengajar peserta didik, namun guru juga mempunyai tugas dalam mendidik dan melatih siswa untuk membentuk peserta didik yang berkarater dan mempunyai keterampilan.
Artikel ini bertujuan untuk menelaah nilai-nilai kearifan lokal simbol Batang Garing dari suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah sebagai sumber belajar peduli lingkungan. Serta mewariskan pengetahuan kepada peserta didik mengenai simbol Batang Garing yang memuat nilai-nilai lingkungan hidup agar mereka tetap sadar dan peduli terhadap lingkungan hidup meskipun hidup pada jaman modern. Penulis mengunakan studi kepustakaan atau library research, yakni studi yang dilakukan melalui mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan?bahan pustaka yang relevan. Simbol Batang Garing atau Batang Haring yang diartikan sebagai Pohon Kehidupan yang merupakan lambang keseimbangan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Sumber belajar merupakan semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. Nilai karakter pada simbol Batang Garing dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa serta budaya di lingkungan sekitar sekolah. Proses pembelajaran dapat dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan beberapa media, seperti film dan foto yang berisi dari materi kearifan lokal dan data-data tentang kerusakan alam, hutan maupun bencana di beberapa daerah. Peduli lingkungan merupakan salah satu bagian dari rumusan pendidikan karakter yang dapat dibentuk melalui penanaman nilai-nilai kearifan lokal. Penanaman karakter peduli lingkungan berdasarkan simbol Batang Garing dapat diinternalisasikan sebagai penyatuan nilai-nilai dalam diri seseorang dengan menyesuaikan keyakinan, sikap, praktik dan aturan-aturan
Implematasi kode etik guru dalam proses pembelajaran kesimpulan adalah implematasi kode etik guru dalam proses pembelajaran adalah faktor pribadi pendidik itu sendiri,sarana dan prasarana pendidik serta dukungan dari peserta didik.faktor penghambat penerapan kode etik guru dalam proses pembelajaran . Faktor penghambat penerapan kode etik guru dalam proses pembelajaran adalah penjabaran kode etik guru belum dipahami secara jelas oleh pendidik dan peserta didik juga sulit untuk dihadapi karena memiliki berbagai perbedaan. karakter. Solusinya adalah pendidik harus berupaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas profesinya dan pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan pendidik dan menghargai setiap upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.Penerapan Kode Etik Guru dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru penerapan kode etik bagi guru dalam pembelajaran guru menciptakan yang terbaik. suasana sekolah yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Kode etik guru dalam kehidupan bermasyarakat, guru menjadi figur dan panutan di masyarakat atas profesi yang diembannya, dan penerapan kode etik Di lingkungan sekolah sikap profesional guru terhadap dunia kerja serta dengan menciptakan hubungan yang harmonis dengan teman sebaya. Implikasi penerapan kode etik bagi guru . Kode etik akan mendorong guru untuk secara serius mengedepankan profesionalisme dan kualitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik di sekolah. Selain itu, akan mendorong kemandirian guru di sekolah dan dimanapun mereka berada. Kode etik tentunya akan menambah wawasan bagi guru tentang apa yang patut dan apa yang tidak boleh dilakukan yang tidak sesuai aturan. Guru tahu bahwa semua tindakannya di sekolah memiliki aturan menginformasikan: hakikat guru adalah orang yang berperan dalam usaha membentuk manusia yang berpotensi dengan mengembangkam segala bakat yang ada pada murid.
Kekuasaan diperlukan untuk mempengaruhi kebijakan politik karena dalam suatu sistem politik, kekuasaan adalah kunci untuk memperoleh kendali dan pengaruh terhadap keputusan politik yang diambil. Secara umum, keputusan politik dipengaruhi oleh berbagai kepentingan dan tekanan dari berbagai pihak, termasuk kelompok kepentingan, perusahaan, media, dan individu.Kekuasaan dapat datang dalam berbagai bentuk, seperti kekayaan, kepemilikan media, pendidikan, pengalaman politik, dan dukungan politik. Dengan kekuasaan seperti itu, seseorang atau kelompok dapat mempengaruhi kebijakan politik melaluiberbagai cara, termasuk perundingan, lobbi, kampanye dan demonstrasi. Oleh karena itu, anggota parlemen, partai politik, dan kelompok kepentingan mengadopsi strategi untuk mengumpulkan kekuasaan guna memperoleh pengaruh terhadap kebijakan publik. Kekuasaan dapat memberikan keuntungan dalam mempengaruhi kebijakan politik dan mendapatkan keputusan yang menguntungkan bagi kelompok atau individu tertent
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.