Human resources are the most important asset in the organization because of the role of employees in maintaining and improving performance. Job stress is a situation related to work factors that can cause changes to a person's psychological or physiological condition. The purpose of this study was to analyze the effect of role ambiguity and organizational culture on work stress with workload as an intervening variable on health workers at Army Hospital X. The method in this study was quantitative associative using a questionnaire given to health workers at Army Hospital X. Statistical analysis using Pearson correlation test followed by multiple linear regression test with and without workload variables. Pearson correlation test analysis shows the correlation coefficient between variables is greater than 0.60 (significance level <0.001) so that there is a relationship between the variables tested. The results of multiple linear regression test with a workload variable determination coefficient of 0.611, while without a workload variable of 0.603. There is a significant influence between variables in this study. Role ambiguity, workload, and organizational culture have an effect on work stress together. However, the role of the workload variable becomes small or even disappears because the influence of the role ambiguity variable and organizational culture on work stress is very large. The beta coefficient of organizational culture is the largest (0.311) among the other two variables so that organizational culture is the variable that has the most influence on the emergence of work stress. Role ambiguity and organizational culture have a significant effect on work stress, while workload is not an intervening variable for health workers at Army Hospital X
RS X merupakan rumah sakit milik universitas swasta, pada observasi pendahuluan muncul beberapa masalah terkait kinerja pegawai antara lain keterlambatan pegawai dari jam absensi serta turnover perawat yang cukup tinggi yang menyebabkan kurangnya produktivitas pegawai. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional, kecerdasan emosional dan kompetensi secara parsial dan simultan terhadap kinerja pegawai pada bagian pelayanan medis di RS X. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif dengan pengujian hipotesis. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai di RS X dengan sampel 97 orang pegawai medis. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien regresi yang menunjukkan bahwa koefisien regresi gaya kepemimpinan transformasional (B=0,528) mempunyai nilai yang paling tinggi dibandingkan nilai koefisien regresi kecerdasan emosional (B=0,206) dan kompetensi (B=0.229). Hal ini berarti pengaruh seorang pemimpin yang dapat diandalkan, menginspirasi, memotivasi, komunikatif dan visioner akan berpengaruh tehadap peningkatan kinerja pegawai. Hasil analisis data serta pengujian hipotesis menyatakan secara simultan dan parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional, kecerdasan emosional dan kompetensi terhadap kinerja pegawai pada bagian pelayanan medis di RS X.
Penerapan budaya keselamatan pasien merupakan salah satu upaya Rumah Sakit dalam menjaga pasien untuk tidak mengalami kejadian yang tidak diharapkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian desain kausal menggunakan VB-SEM berbasis varian yakni PLS (Partial Least Square), bertujuan untuk menganalisa pengaruh yang dapat meningkatkan nilai-nilai budaya keselamatan pasien di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan sampel jenuh 77 orang (staf perawat ruangan dan farmasi). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh positif peran kepala unit terhadap budaya keselamatan pasien, pengaruh negatif beban kerja terhadap budaya keselamatan pasien, pengaruh positif implementasi handover perawat-farmasi terhadap budaya keselamatan pasien, pengaruh positif peran kepala unit terhadap implementasi handover perawat-farmasi, pengaruh positif peran kepala unit terhadap budaya keselamatan pasien melalui implementasi handover perawat-farmasi sebagai variabel intervening, dimana hasil pengukuran tstatistik>ttabel dan probabilitas (pvalue) 0.000<0.05, dan tidak terdapat pengaruh negatif beban kerja terhadap implementasi handover perawat-farmasi, serta tidak terdapat pengaruh negatif beban kerja terhadap budaya keselamatan pasien melalui implementasi handover perawat-farmasi sebagai variabel intervening dimana hasil tstatistik<ttabel dan probabilitas (pvalue) >0.05. Berdasarkan hasil penelitian maka implikasi dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh peran kepala unit terhadap budaya keselamatan pasien melalui implementasi handover sebagai perencana, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan handover yang efektif dan efisien guna meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.