Stunting merupakan salah satu karakteristik yang menandakan terjadinya masalah gizi yang berulang dan dalam waktu yang lama, sehingga diperlukan pengetahuan orangtua untuk merawat balita dengan stunting. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh edukasi merawat balita stunting melalui media booklet dan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua. Metode penelitian quasi eksperimental dengan pre and post-testawithout control. Teknik pengambilan sampel purposive sampling dan analisis data menggunakan paired t-test. Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua yang memiliki balita stunting dengan usia24 – 60 bulan di Puskesmas Kota Karang. Jumlahsampel (N) = 30terdiridari3kelompok, setiap kelompok terdapat 10 responden. Hasil penelitian terdapat perbedaan signifikan rata-rata pengetahuan (p=0,003) sebelum dan sesudah diberikan edukasi melalui media booklet. Terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan (p=0,000) orangtua sebelum dan sesudah diberikanedukasi melalui media audiovisual. Terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan (p=0,000) orangtua sebelum dan sesudah diberikan edukasi melalui media booklet dan audiovisual. Media booklet dan audiovisual lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan media secara terpisah atau sendiri – sendiri. Oleh karena itu media booklet dan audiovisual yang digabungkan jadi satu saat penyuluhan atau pendidikan kesehatan dipelayanan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan orangtua dapat diterapkan.
Demam thypoid merupakan salah satu penyakit yang menyerang saluran pencernaan sehingga terdapat infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii. dan masih merupakan penyakit endemik di Indonesia. Salmonella typi adalah salah satu bakteri gram negatif yang menyebabkan demam thipoid. World Health Organization (WHO) diperkirakan 11-20 juta orang jatuh sakit karena tifus dan sekitar 128.000 sampai 161.000 orang meninggal karenanya setiap tahun. Penyakit ini banyak dijumpai di daerah yang kekurangan air bersih dan kurang bersihnya sanitasi lingkungan. Penyebab penyakit ini juga bisa muncul dari makanan yang tidak sehat. Salah satu penyebab peningkatan adalah kurangnya pengetahuan, sehingga perlu dilakukan edukasi kesehatan secara tatap muka. Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan orangtua tentang demam thypoid di TK Tunas Ceria Kota Bandar Lampung. Pengabdian ini di ikuti 27 orangtua dengan karakteristik usia responden antara 15-30 tahun, jenis kelamin 100% perempuan, pekerjaan 16,7% guru, 50,3% ibu rumah tangga, dan 67% buruh. Rata-rata Untuk persentase peningkatan pengetahuan tentang demam thypoid menunjukkan peningkatan sebesar 72,96 %. Kesimpulan pemberian edukasi kesehatan berpengaruh terhadap pengetahuan orangtua tentang penyakit Demam thypoid.
Imunisasi adalah proses untuk membuat imun seseorang kebal terhadap suatu penyakit, sehingga apabila terkena penyakit tersebut tidak terkena sakit atau hanya mengalami sakit ringan saja, efek saat suntik imunisasi adalah memiliki respon nyeri. Nyeri adalah kondisi dimana seseorang merasakan perasaan yang tidak nyaman yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang telah rusak atau yang berpotensi untuk rusak. Penatalaksanaan nyeri non farmakologis dengan metode 5S terhadap respon nyeri saat imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas metode 5S (Swaddling, Side/Stomach Position, Sushing, Swinging, Sucking) terhadap respon nyeri pada Bayi saat imunisasi berdasarkan literature review. Desain yang digunakan dalam penelitian adalah studi literature review. Dari kelima jurnal menunjukkan bahwa penerapan metode 5S efektif dalam mengatasi nyeri, serta terbukti berpengaruh terhadap respon nyeri pada bayi saat imunisasi. Berdasarkan dari 5 jurnal yang direview dapat disimpulkan bahwa metode 5S dapat diaplikasikan untuk mengatasi nyeri pada bayi saat imunisasi.
THE EFFECT OF ONION COMPRESS ON REDUCING BODY TEMPERATURE IN CHILDREN WITH HYPERTERMIA ABSTRACT Child is someone who is not yet 18 years old (eighteen) years, including children who are under protection of children since the child is in the womb until the age of 18 years. Hyperthermia is a condition where there is an increase in body temperature above the normal body range due to the body's inability to increase the ability to compete in heat. Complications of fever that can occur, namely the onset of dehydration, hallucinations, convulsions non-pharmacological action to reduce temperature is a red onion compress. Onion compress is an action taken on clients who have increased body temperature who need help to reduce body temperature in children with fever. The purpose of this literature review is to describe the effect of onion compresses on decreasing body temperature in children with hyperthermia. This type of literature review is a literature review study by collecting online journal search results using Google Scientist by searching for 10 articles and then reducing them to 5 articles that match the literature criteria. Data analysis showed that after the action of compressing the onion at 36.00C in children who had hyperthermia. There is a difference in the effectiveness of the onion compress on the problem of hyperthermia in children, which turns out to be more effective in reducing body temperature in children. This literature review describes shallot compresses on decreasing body temperature in children with hyperthermia. Keywords: Children, hyperthermia, onion compress.
ABSTRAK Latar Belakang: Stimulasi dapat diberikan sejak dini oleh orang tua kepada anaknya untuk pertumbuhan dan perkembangan secara maksimal. Pijat bayi digolongkan sebagai suatu stimulasi yang dapat merangsang fungsi sel - sel otak. Selain itu dapat merangsang hormon pencernaan sehingga pencernaan menjadi lebih baik. Hal ini menyebabkan bayi cepat merasa lapar sehingga lebih sering menyusu dan dapat meningkatkan berat badan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi. Metode: jenis penelitian ini yang digunakan yaitu dengan desain studi literarture review dengan Quasy exkperimen. Responden berjumlah 205, yaitu 132 kelompok kasus dan 70 kelompok kontrol.Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini didapatkan nilai pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi dengan perbandingan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol didapatkan nilai (p value 0,001),dan perubahan berat badan pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pijat bayi didapatkan peningkatan sebesar 1100 gram dengan uji Wilcoxon didapatkan hasil 0,001 yang berarti ada peningkatan yang signifkan antara berat badan sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi. Kesimpulan: Terdapat pengaruh antara pijat bayi terhadap perubahan berat badan pada bayi usia 0 – 12 bulan. Diharapkan kepada ibu - ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan agar dapat meneruskan pijat bayi sampai umur anak 2 tahun karena manfaat pijat bayi yang begitu besar bagi anak dan ibu. Kata kunci: Pijat bayi, berat badan, Bayi usia 0 – 12 bulan ABSTRACT Background: Stimulation can be given from an early age by parents to their children for maximum growth and development. Baby massage is classified as a stimulation that can stimulate the function of brain cells. In addition, it can stimulate digestive hormones so that digestion becomes better. This causes the baby to feel hungry quickly so that he feeds more often and can increase weight. Objective: This study aims to determine the effect of infant massage on infant weight gain. Methods: this type of research used is a literature review study design with a Quasy experiment. There were 205 respondents, namely 132 case groups and 70 control groups. Research results: The results of this study obtained the value of the effect of baby massage on increasing baby's weight with a comparison of the experimental group and the control group obtained a value (p value 0.001), and changes in body weight in the experimental group before and after baby massage got an increase of 1100 grams with the test Wilcoxon got the result of 0.001 which means there is a significant increase between body weight before and after baby massage. Conclusion: There is an effect between baby massage on changes in body weight in infants aged 0-12 months. It is hoped that mothers who have babies aged 0-12 months can continue baby massage until the child is 2 years old because the benefits of baby massage are so great for children and mothers. Keywords: Infant massage, Body weight, Infants aged 0 – 12 months
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.