The study aims to describe the use of folklore in the classroom to improve students’ reading comprehension and to ascertain the reactions of the students to this approach. 22 students in 9th Grade B at SMPN 1 Sugio are the subjects of the study, which employs the classroom action research methodology. Participation of the students to improve their reading comprehension is the theme of all the key phrases. The teacher needs to inspire the students more, though. Utilizing interviews, observations, and questionnaires, data is gathered. 14.28.% of students met the minimal mastery level criterion, according to their preliminary test results (KKM). The initial cycle was deemed ineffective. Students who attained the bare minimum mastery in The first cycle was deemed a failure. The percentage of students who met the minimal mastery level criterion (KKM) was only 53.57% or 15 students. The second cycle is regarded as a success. It was because 26 students, or 92.85% of the test participants, met the minimal mastery level criterion (KKM). The percentage of students who got up increased with each cycle, and the findings suggested that reading folklore could improve students' reading comprehension. Reading folklore in the classroom raises students' enthusiasm, enjoyment, and participation. Reading the narrative text through folklore can improve students' reading comprehension.
Dengan bantuan kursus ini, guru akan dapat membuat perangkat pembelajaran berorientasi TPACK untuk digunakan dalam kursus online. Selain itu, pelaksanaan program ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian guru SDN Jatiadi II, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo dalam hal inovasi pendidikan. Ada dua langkah yang terlibat dalam proses tersebut. Tahap pertama adalah tiga hari pelatihan online pada 19, 21, dan 22 Juli 2021, dilanjutkan dengan dua hari pendampingan pada semester berikutnya pada Oktober 2021. Ada 26 JP konten yang akan disampaikan, yang semuanya berkaitan dengan TPACK konsep pembelajaran, pengembangan perangkat pembelajaran TPACK, dan penerapan model peer teaching yang baru. Kebutuhan materi program ini memerlukan koordinasi yang cepat dengan BKS, dan disepakati bahwa pelatihan akan dilakukan secara online. Karena menggabungkan model sinkron dan asinkron, program pelatihan ini akan terus efektif. Untuk masalah yang muncul di antara mitra, program ini terbukti menjadi solusi yang efektif. Pelatihan ini dapat membantu guru lebih memahami pembelajaran berorientasi TPACK. Guru yang kurang yakin dengan konsep dan implementasi pembelajaran TPACK kini lebih percaya diri dengan kemampuannya. Motivasi guru juga tinggi selama pelatihan. Adanya peningkatan pengetahuan dan kepercayaan diri guru mitra sebagai hasil dari program tersebut.
Karya-karya inovatif yang diterapkan secara kreatif dalam proses pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan profesi guru. Siswa hanya menerima tugas dari guru yang aktif belajar selama pandemi covid-19. Guru di sekolah dasar mengalami kesulitan dengan pengalaman belajar dan kurang menarik. Tujuan dari penyedia ini adalah untuk membantu guru sekolah dasar dalam membuat materi dan rencana pelajaran yang mutakhir. Perencanaan kegiatan melalui penggunaan metode Forum Group Discussion, penyebaran informasi, dan pemberian pendampingan. Guru SD Probolinggo adalah audiens yang dituju. Dengan menggunakan angket dan deviasi dasar untuk mengukur kemampuan guru, dapat dievaluasi hasil pendampingan guru SD terhadap kreasi karya baru. Menurut temuan penyelidikan, 41,10 persen pendidik mungkin terlibat dalam pekerjaan inovatif, 25,77 persen pendidik percaya bahwa mereka tidak terlibat dalam pekerjaan inovatif, dan 33,13 persen pendidik benar-benar terlibat dalam pekerjaan inovatif. Sebelum pendampingan, sebagian besar guru yaitu 47,85% cenderung memahami kompetensinya sendiri dalam kesiapan kerja teknologi, 23,31 persen tidak paham dan 28,83 persen paham. Kemampuan guru sekolah dasar untuk mengembangkan karya inovatif meningkat sebagai hasil dari pendampingan di bidang ini. Hasilnya, 69,84 persen guru mampu menciptakan karya inovatif, sementara 28,57 persen guru mungkin sudah melakukannya tetapi membutuhkan dukungan tambahan. Hanya 1,59 persen dari mereka yang mendaftar tidak dapat mengirimkan karya kreatif mereka untuk koleksi. Guru harus menjalani pelatihan ekstensif untuk menginspirasi siswa mereka untuk menciptakan karya seni baru.
There are various ways that can be taken to improve the vocabulary of EFL students. The use of media, as well as teaching methods. This research focuses on developing Comic Strips as a supporting medium for vocabulary teaching. Based on the sections from Comic Strips, students can choose what vocabulary they want to use to complete the available bubbles so that they form sentences and in the end a coherent story. Lecturers can also use Comic Strips to facilitate students in developing ideas in their writings by asking some stimulating questions. In line with the usefulness of Comic Strips to improve the vocabulary of EFL students, the researchers developed comic strip media with certain themes to be used in vocabulary courses for 7 meetings. The researcher believes that the development of Comic Strips media can be effective because it can make students enjoy the teaching and learning process.
Siswa di Sekolah Dasar (SD) akan diuntungkan dengan pengembangan layanan ini karena akan melibatkan penggunaan multimedia sebagai alat bantu pengajaran. Menggunakan studi pengembangan Gall dan Borg, layanan ini menggunakan pendekatan RD. Di SDN Ranuagung III, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, layanan ini ditawarkan kepada masyarakat. Pembelajaran (multimedia) terdiri dari buku siswa, buku guru, dan RPP. Model pendidikan terintegrasi dengan sejumlah perangkat (RPP) yang berbeda. Menggunakan multimedia dalam hubungannya dengan model pembelajaran berbasis inkuiri telah terbukti meningkatkan prestasi siswa dalam matematika dan sains. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji statistik yang dikenal dengan uji-t, dimana statistik thitung (9,98) lebih tinggi dari statistik ttabel (2,00), menunjukkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi hanya tergabung dalam pembelajaran inkuiri. Tidak ada tanda-tanda peningkatan kepraktisan model yang ditunjukkan oleh 33,9 persen dari segi kepraktisan tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.