Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika antara model PBL dan P<sub>J</sub>BL berbasis <em>e-learning </em>berbantuan <em>schoology</em>, (2) kemampuan pemecahan masalah matematika antara tingkat <em>self-efficacy </em>tinggi, sedang, dan rendah, dan (3) interaksi antara model PBL dan P<sub>J</sub>BL berbasis <em>e-learning </em>berbantuan <em>schoology </em>dengan <em>self-efficacy </em>terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X MIPA SMAN 1 Pakel dan sampel yang digunakan adalah kelas X MIPA 4 dan 5 yang berjumlah 53 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan tes. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat. Uji hipotesis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalur dan dilanjutkan dengan uji komparasi untuk mengetahui perbandingan antara klasifikasi <em>self-efficacy </em>terhadap kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: (1) Tidak terdapat perbedaan antara model PBL dan P<sub>J</sub>BL berbasis <em>e-learning </em>berbantuan <em>schoology </em>terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dimana F<sub>htung </sub>lebih kecil dari F<sub>tabel</sub> (0,290 < 5,361); (2) Terdapat perbedaan antara klasifikasi <em>self-efficacy </em>siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dimana F<sub>htung </sub>lebih besar dari F<sub>tabel</sub> (41,693 < 3,994); dan (3) Tidak terdapat interaksi antara model PBL dan P<sub>J</sub>BL berbasis <em>e-learning </em>berbantuan <em>schoology </em>ditinjau dari <em>self-efficacy </em>siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dimana F<sub>htung </sub>lebih kecil dari F<sub>tabel</sub> (0,216 < 3,994).
Culture is something that is unique and can be a characteristic or identity of an area that is formed from daily habits. Without realizing it, culture is closely related to education, one of which is mathematics. Because culture can be used as a learning media associated with realistic learning styles, culture as a learning medium can be used by educators in the learning process, especially in mathematical concepts. Learning mathematics that is done with a cultural approach is called ethnomathematics. Ethnomathematics is a realistic mathematics learning approach that bridges mathematics learning through local culture. The purpose of this research is to explore Trenggalek's Turonggo Yakso Batik Motif and to describe the mathematical concepts in Turonggo Yakso's Typical Batik elements Trenggalek. This research is a type of qualitative research using an ethnographic approach. The results of this study indicate that the characteristics of the Turanggo Yakso Typical Trenggalek Batik Motif can be implemented as a medium for learning mathematics in the following materials: flat shape, folding symmetry, rotational symmetry, angles, reflection, congruence, and congruence. AbstrakBudaya adalah hal yang unik dan dapat menjadi penciri atau identitas dari suatu daerah yang terbentuk dari kebiasaan sehari-hari. Tanpa disadari budaya berkaitan erat dengan pendidikan, salah satunya dengan mata pelajaran matematika. Hal tersebut karena budaya dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang dikaitkan dengan gaya belajar realistik. Budaya sebagai media pembelajaran dapat digunakan pendidik dalam proses pembelajaran terutama pada konsep matematika. Pembelajaran matematika yang dilakukan dengan pendekatan budaya disebut dengan etnomatematika. Etnomatematika merupakan pendekatan pembelajaran matematika realistik yang menjembatani pembelajaran matematika melalui budaya setempat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi Batik Motif Turonggo Yakso khas Trenggalek dan mendeskripsikan konsep matematika yang ada pada unsur Batik Motif Turanggo Yakso Khas Trenggalek Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur dari Batik Motif Turanggo Yakso Khas Trenggalek dapat diimplementasikan sebagai media pembelajaran matematika pada materi: bangun datar, simetri lipat, simetri putar, sudut, pencerminan, kesebangunan dan kekongruenan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.