PENDAHULUANIndonesia merupakan negara yang memiliki industri kuliner cukup besar. Perkembangan kuliner cepat saji tersebut akan meningkatkan kebutuhan gula, khususnya untuk bahan baku pemanis untuk makanan dan minuman. Saat ini, penggunaan gula cair dirasa lebih efektif dan praktis karena mudah diaplikasikan (dicampurkan) dengan bahan makanan lainnya. Gula cair yang tersedia saat ini biasanya merupakan hasil pelarutan gula pasir menggunakan air.Pencairan gula pasir yang saat ini banyak dilakukan memiliki beberapa kelemahan diantaranya membutuhkan waktu yang relatif lama, biaya lebih mahal untuk air dan energi panas yang diperlukan.Tanaman sumber gula saat ini yang dikembangkan di Indonesia sebagian besar adalah Tebu. Selain tebu, tanaman lain yang potensial dikembangkan sebagai tanaman sumber gula adalah sorgum manis (Sorghum bicolor L.) karena mempunyai daerah adaptasi yang luas.Tanaman sorgum toleran terhadap kekeringan dan genangan air, dapat berproduksi pada lahan marginal, serta relatif tahan terhadap gangguan hama/penyakit. Budidaya sorgum terbesar di Indonesia terdapat di Jawa Tengah, disusul oleh Jawa Timur (Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo), DI Yogyakarta, serta NTB dan NTT (Sirappa, 2003).Sorgum manis sangat potensial untuk digunakan sebagai tanaman penghasil gulakarena memiliki banyak kandungan air dan gula. Kandungan gula pada nira sorgum (16.
Penelitian dilakukan untuk mempelajari pengaruh rasio tepung sorgum dan tepung sagu aren terhadap karakteristik fisik mi kering. Rancangan Acak Lengkap (RAL) telah digunakan dengan satu faktor yaitu proporsi tepung sorgum dan tepung sagu aren terdiri
Cookies dapat diformulasikan dari bahan baku lokal, misalnya tepung sorgum. Cookies sorgum berwarna gelap dan bertekstur keras sehingga perlu ditambahkan pati jagung untuk meningkatkan kecerahan dan kerenyahan. Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh proporsi tepung sorgum : pati jagung dan proporsi margarin : whey terhadap karakteristik fisikokimia cookies. Penelitian dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor I proporsi tepung sorgum : pati jagung (70:30; 50:50; 30:70) dan Faktor II proporsi margarin : whey (80:0; 70:10; 60:20 dalam satuan g). Analisis data menggunakan Anova (α=0.05), BNT, DMRT, dan Derringer’s Desirability Function. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan proporsi tepung sorgum menyebabkan peningkatan kadar air, ALB, kemerahan, daya patah, dan kekerasan tetapi menyebabkan penurunan kecerahan, kekuningan, dan penyusutan berat. Cookies perlakuan terbaik adalah tepung sorgum 50% dan whey 10g, dengan kecerahan 57.1, kemerahan 7.0, kekuningan 21.57, susut berat 18.0%, daya patah 8.4N, kekerasan 6.7N, kadar air 2.7%, dan ALB 0.2%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.