Semenjak WHO menyatakan covid-19 sebagai pandemi maka negara-negara di dunia membuat berbagai peraturan sebagai upaya menghambat penyebaran virus tersebut sambil melakukan vaksinasi untuk membentuk sistem kekebalan tubuh. Kebijakan bekerja dan belajar dari rumah menimbulkan berbagai persoalan, sosial, ekonomi dan sebagainya. Dunia pendidikan adalah salah satu yang harus menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Proses pembelajaran yang semula dilakukan di sekolah/kampus harus dilakukan secara daring. Persoalannya tidak semua siap dengan tuntutan tersebut, terutama di jenjang pendidikan dasar. Persoalannya sangat kompleks, karena tidak hanya berkaitan dengan proses pembelajaran, namun juga memunculkan persoalan dalam relasi guru dan orang tua. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus penelitian yang dilakukan bulan Oktober 2020 ini mengungkap komunikasi empatik di SD Muhammadiyah 08 Semarang. Selain menghadapi persoalannya sebagai pendidik, para guru juga menghadapi kendala yang datang dari orang tua. Melalui komunikasi empatik guru berupaya menyelami dan memahami berbagai kesulitan yang dialami orang tua seperti kurangnya waktu mendampingi, ketidakmampuan memahami materi ajar, keterbatasan sarana-prasarana dan sebagainya. Empati para guru terhadap kondisi orang tua yang sebagian besar bekerja sebagai karyawan, wirausahawan dan buruh yang juga terdampak pandemi diwujudkan melalui kesediaan melayani orang tua yang berkonsultasi dengan batasan waktu yang longgar, memaklumi keterlambatan penyerahan tugas siswa, berusaha membuat materi pembelajaran yang menarik dan diunggah di media sosial.
Abstrak -Kota Semarang menduduki peringkat keempat kota pariwisata terbaik di Indonesia dalam event Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Award tahun 2018. Hal ini dapat dilihat melalui meningkatnya jumlah wisatawan dari 2,09 juta wisatawan pada 2011 menjadi 5,02 juta wisatawan pada 2017. Perkembangan ini juga tidak lepas dari strategi pemasaran yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Semarang yang saat ini juga telah mengembangkan Program Semarang Smart City. Artinya, peran teknologi, dalam hal ini media digital, menjadi satu acuan yang akan digunakan untuk dapat mengakses segala informasi, salah satunya aspek pariwisata, yang disebut dengan tourism 4.0. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Marketing Public Relations oleh Thomas El Harris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam melakukan promosi wisata melalui media digital. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data melalaui wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pemerintah Kota Semarang memiliki berbagai platform untuk mempromosikan pariwisata, yaitu aplikasi WisSemar dan My Semarang Travel Guide, Facebook, Instagram, Twitter dan Youtube. Tujuannya adalah agar masyarakat datang dan berkunjung ke Semarang baik untuk menghadiri acara maupun mengunjungi tempat wisata. Pull strategy digunakan oleh Disbudpar Kota Semarang untuk menarik perhatian masyarakat dengan cara mengunggah informasi tentang semua acara yang diselenggarakan di Semarang melalui media sosial.
The Covid-19 pandemic has caused a downturn in the tourism sector, especially community-based tourist attractions, namely tourist villages. One tourist village that has experienced a downturn is the Kandri Tourism Village in Semarang, which has been recorded since March 2020 that it has not received visits from group or individual tourists who wish to travel in that place. This crisis makes Kandri Tourism Village have to carry out proper branding and promotional media in order to attract tourists to visit again. The aim of this article is to implement a visual storytelling model on the @desawisatakandri Instagram account in order to increase tourist visits in Kandri Tourism Village. This research uses descriptive qualitative research methods. The results of this study indicate that through Instagram @desawisatakandri, the implementation of visual storytelling through photos and videos is a branding strategy for Kandri Tourism Village. The content uploaded in social media includes brand positioning for segmentation of tourists by group or teams. Brand identity describe on logo with the tagline “Kandri Wae”, and the Brand personality can be seen in activities that are characteristic of Kandri Tourism Village.
The purpose of this article is to find out how the marketing communication strategy of Kandri Tourism Village in digital media, which is based on the SAVE (Solutions, Access, Value, and Education) model. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive approach. The information was gathered through in-depth interviews with informants and the results of content analysis on Kandri Tourism Village's digital media. Every aspect of SAVE will be identified as a message that will become content in digital media. The results showed that the marketing communication strategy carried out by Kandri Tourism Village was based on the Relationship Marketing model. The use of this model is an adaptation during the COVID-19 pandemic when an approach through product awareness through storytelling content is more applicable and needed than using the personal selling method. Kandri that offers a variety of activities that support the preservation of the local culture, and the government regulation for learning outside the classroom, and almost all programs are carried out outside (outdoor learning/ outing class), making them safe to carry out during and after the pandemic. Visitors experience of doing, making and learning about arts and culture, how to live in village, and SME’s product made in Kandri is the selling point. Solutions, values, and education regarding Kandri Tourism Village are packaged into digital content to describe Kandri's potential and become selling points. This digital content can be found on the official website, YouTube and Instagram of Kandri Tourism Village. Kandri`s way of attracting the market is by establishing closeness with customers through the use of social media in the form of visual storytelling content.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.