AbstrakPuskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan usaha kesehatan masyarakat maupun usaha perseorangan di strata pertama pelayanan kesehatan yang bergerak dalam bidang promotif, preventif dan kuratif yang bertujuan mencapai derajat kesehatan optimal. Dalam menjalankan upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal, seringkali perawat mengalami stres sehingga menyebabkan pelayanan di puskesmas ataupun pelaksanaan program perawatan kesehatan masyarakat tidak berjalan optimal. Salah satunya disebabkan oleh beban kerja yang cukup tinggi karena jumlah tenaga kesehatan yang tidak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan, maupun karena pola kepemimpinan yang tidak memperhatikan keinginan bawahan maupun atau kepemimpinan transaksional. Mengingat kerja manusia bersifat fisik dan mental, maka masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda. Diperlukan perubahan pola kepemimpinan agar beban kerja dapat diturunkan dan program perawatan kesehatan masyarakat dan asuhan keperawatan di pelayanan rawat inap puskesmas dapat berjalan optimal. Tujuan : Memberikan gambaran upaya menurunkan beban kerja perawat puskesmas melalui kepemimpinan transformasional. Metode: Literature review dengan mencari beberapa artikel jurnal penelitian yang dipublikasikan melalui data base eletronik. Data base eletronik yang digunakan: PubMed, EBSCO dan Cochrane Library. Dengan menggunakan kata kunci: Transformational Leadership, Beban kerja, Perawat puskesmas. Serta menggunakan referensi handbook nursing. Hasil : Beban kerja dapat diturunkan dengan penerapan transformasional leadership. Diskusi: Untuk mewujudkan optimalisasi pelayanan pratama dan mengoptimalkan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat salah satu hal yang diperlukan adalah perubahan penerapan pola kepemimpinan dari kepemimpinan transaksional menuju kepemimpinan transformasional. Kata kunci: Transformational Leadership, Beban kerja, Perawat Puskesmas AbstrackCommunity health center is the spearhead of the implementation of public health business as well as individual business in the first strata of health services that is engaged in promotive, preventive and curative activities aimed at achieving optimum health status. In carrying out efforts to achieve the optimal health degree, often nurses experience stress, causing services in health centers or the implementation of public health care programs are not running optimally. One of them is caused by the high work load because the number of health workers is not proportional to the number of health workers, nor because of the leadership pattern that does not pay attention to the desires of subordinates or transactional leadership. Considering that human labor is both physical and mental, each has different levels of loading. Changes in leadership patterns are needed so that the workload can be lowered and the community health care program and nursing care in the inpatient service of puskesmas can run optimally. Objective: Provides an overview of efforts to reduce the workload of nurses of puskesmas through transformationa...
AbstrakPerawat memiliki berbagai kompetensi yang harus dikuasai dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Kompetensi perawat sangat luas, mencakup praktik profesional, etis, legal, peka budaya, pemberian asuhan, manajemen asuhan keperawatan, pengembangan kualitas personal dan profesional. Supervisi klinik menjadi syarat penting untuk memantau penerapan kompetensi perawat, sehingga dapat tercipta kinerja yang memuaskan. Kinerja perawat yang belum mencapai standar yang telah ditetapkan DEPKES RI, dapat mengakibatkan terjadinya tindakan -tindakan yang tidak sesuai SOP, kurang baiknya dalam pemberian pelayanan keperawatan, sehingga menimbulkan cedera, kerugian, bahkan komplain dari pasien dan masyarakat. Kejadian tersebut dapat menimbulkan penurunan kualitas pelayanan kesehatan dan penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesi perawat. Oleh karena itu perlu adanya solusi yang tepat untuk mempertahankan kualitas pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi klinik terhadap peningkatan kompetensi perawat. Penelitian ini menggunakan metode sistematic review melalui pencairan database, scanning, dan screening 8 artikel dari 90 artikel yang didapat. Hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan pelayanan keperawatan, ditunjukkan dari peningkatan kompetensi perawat yang berpengaruh terhadap kinerja perawat. Kinerja perawat dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi kepatuhan dokumentasi keperawatan dan kepatuhan cuci tangan five moment. Sedangkan faktor eksternal meliputi penurunan burnout, peningkatan lingkungan kerja, dan penurunan risiko jatuh. Dari berbagai jurnal menunjukkan bahwa superfisi klinik dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja perawat baik secara internal maupu eksternal. Banyaknya dampak positif supervisi klinik di rumah sakit dapat menjadi acuan agar supervisi klinik terus di lakukan di rumah sakit. Adanya supervisi klinik yang dilakukan dengan tepat diharapakan kegiatan asuhan keperawatan dapat terus ditingkankan sesuai kompetensi perawat. Abstract Clinical supervision in nursing services as an efforts to improve nurse competency in hospitals.Nurses have various competencies that must be mastered in providing nursing care to patients. Nurses' competencies are very broad, covering professional, ethical, legal, cultural-sensitive practices, providing care, nursing care management, developing personal and professional qualities. Clinical supervision is an important requirement for monitoring the application of nurse competencies, so that satisfactory performance can be created. The performance of nurses who have not reached the standards set by the RI Ministry of Health, can result in actions that are not in accordance with the SOP, poor in providing nursing services, causing injury, loss, even complaints from patients and the public. These events can lead to a decrease in the quality of health services and a decrease in the level of public trust in the nursing profession. Therefore it is necessary to have the right solution to maintain service quali...
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan usaha kesehatan masyarakat maupun usaha perseorangan di strata pertama pelayanan kesehatan yang bergerak dalam bidang promotif, preventif dan kuratif yang bertujuan mencapai derajat kesehatan optimal. Dalam menjalankan upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal, seringkali perawat mengalami stres sehingga menyebabkan pelayanan di puskesmas ataupun pelaksanaan program perawatan kesehatan masyarakat tidak berjalan optimal. Salah satunya disebabkan oleh beban kerja yang cukup tinggi karena jumlah tenaga kesehatan yang tidak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan, maupun karena pola kepemimpinan yang tidak memperhatikan keinginan bawahan maupun atau kepemimpinan transaksional. Mengingat kerja manusia bersifat fisik dan mental, maka masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda. Diperlukan perubahan pola kepemimpinan agar beban kerja dapat diturunkan dan program perawatan kesehatan masyarakat dan asuhan keperawatan di pelayanan rawat inap puskesmas dapat berjalan optimal. Tujuan : Memberikan gambaran upaya menurunkan beban kerja perawat puskesmas melalui kepemimpinan transformasional. Metode: Literature review dengan mencari beberapa artikel jurnal penelitian yang dipublikasikan melalui data base eletronik. Data base eletronik yang digunakan: PubMed, EBSCO dan Cochrane Library. Dengan menggunakan kata kunci: Transformational Leadership, Beban kerja, Perawat puskesmas. Serta menggunakan referensi handbook nursing. Hasil : Beban kerja dapat diturunkan dengan penerapan transformasional leadership. Diskusi: Untuk mewujudkan optimalisasi pelayanan pratama dan mengoptimalkan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat salah satu hal yang diperlukan adalah perubahan penerapan pola kepemimpinan dari kepemimpinan transaksional menuju kepemimpinan transformasional.
Penelitian di Indonesia dan di luar negeri menunjukkan semakin meningkatnya burnout pada perawat yang merupakan gejala kelelahan fisik, emosional dan mental serta munculnya perasaan rendah diri akibat stres yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa penerapan kepemimpinan transformasional dapat menurunkan burnout perawat pelaksana.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment yang dilakukan di dua rumah sakit pemerintah di Karesidenan Surakarta terhadap 25 perawat pelaksana yang telah mengalami burnout dan pada 2 kepala ruang pada masing-masing rumah sakit sebagai kelompok intervensi dan kontrol. Data dibandingkan dengan independent t test dan paired t tes.Kelompok intervensi menunjukkan rerata skor burnout perawat pelaksana sebelum intervensi adalah 71.96 dan setelah intervensi menurun menjadi 49.52 dengan nilai p 0,00 sedangkan pada kelompok kontrol rerata skor burnout perawat pelaksana sebelum intervensi 63,7 dan setelah intervensi 63,8 dengan nilai p 0,81. Berdasarkan rumus Cohen, efektivitas penerapan kepemimpinan transformasional masuk dalam kategori tinggi (1,8). Simpulan dari penelitian ini penerapan kepemimpinan transformasional kepala ruang terbukti efektif dalam menurunkan burnout perawat pelaksana.Kata Kunci: burnout; kepemimpinan transformasional; perawat pelaksana
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.