PT ABC merupakan perusahaan cetak dalam skala nasional. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan buku ajar, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya. Kegiatan maintenance yang ada PT ABC terbagi menajadi dua, yaitu preventive maintenance setiap senin dan kamis serta kegiatan corrective maintenance yang dilakukan jika mesin mengalami kegagalan fungsi. Kegagalan fungsi pada mesin Komori masih cukup tinggi. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan pecegahaan untuk meningkatkan reliabilitas mesin. Metode yang dilakukan adalah Reliability Centered Maintenance, yaitu dengan menganalisis failure yang terjadi dengan menggunakan analisis Failure Mode and Effect Analysis dan Decision Worksheet. Hasil dari analisis ini merupakan preventive task masing-masing komponen. Sedangkan untuk menganalisis risiko yang diakibatkan jika mesin mengalami gagal fungsi, yaitu dengan metode Risk Based Maintenance. Hasil yang diperoleh dari nilai risiko yang ditanggung perusahaan ketika mesin mengalami failure, yaitu sebesar Rp965.904.899,36. Berdasarkan hasil pengolahan data pada subsistem kritis diperoleh kesimpulan bahwa enam komponen dilakukan dengan task scheduled on condition, tiga komponen dengan task scheduled restoration, dan enam komponen dengan task scheduled discard. Sedangkan untuk interval waktu dalam pengerjaan preventive maintenance pada komponen tersebut disesuaikan dengan task yang diperoleh. Setelah mendapatkan interval waktu perawatan, kemudian ditentukan biaya perawatan usulan yang dikeluarkan perusahaan, yaitu sebesar Rp971.567.519,69.

No abstract

The high number of tourist transport accidents in Indonesia makes transportation security as a factor that affects tourist risk perception. Electronic word of mouth (eWOM) about tourism places also affects the tourist risk perception. Research on the effect of travel risk perception on intention to travel has been done, but research on risk perception variables associated with accident risk perception has not been found. This research fills the research gap on the development of travel intention model which involves travel motivation, eWOM and risk perception variables associated with accident risk perception on island tourism using water transportation (ship) as the main transportation. This research used qualitative method by collecting data through depth interview, focus group disscusion and using literature study data as research data. The findings of this research are 10 indicators for accident risk perception variable, 10 indicators for travel motivation-push motivation variable, 7 indicators for travel motivationpull motivation variable and 5 indicators for eWOM variable. The model developed in this study is adapted to the characteristics of the island tourism in Indonesia that is considering the island tourist experience and the risk of tourism island perceived by domestic tourist of Indonesia.

No abstract

PT Konimex adalah salah satu perusahaan yang memproduksi makanan, seperti permen. Proses produksi permen ini dilakukan dengan menggunakan mesin, salah satunya mesin Eurosicma E75 DS (4)/A yang digunakan untuk proses packaging. Berdasarkan data tahun 2017, mesin ini hanya mampu mencapai target availability nya selama satu bulan dan memiliki frekuensi downtime terbesar dibandingkan mesin lainnya, yaitu sebanyak 37 kali kerusakan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk umur mesin yang sudah melampaui batas optimalnya, sehingga menyebabkan perusahaan perlu melakukan kegiatan maintenance untuk mengembalikan kinerja mesin yang maksimal. Dalam melakukan kegiatanmaintenance, diperlukan untuk mengetahui jumlah maintenance crew. Untuk menentukan umur mesin dan jumlah maintenance crew yang optimal dapat digunakan metode Life Cycle Cost (LCC). Metode ini dihitung dari penjumlahansustaining cost dan acquisition cost. Selain itu, untuk mengetahui besarnya kerugian atas ketidakandalan mesin dilakukan perhitungan dengan metode Cost ofUnreliability (COUR) yang terdiri atas perhitungan failure rate, time lost, danmoney lost. Berdasarkan perhitungan LCC, diperoleh total nilai LCC terkecil sebesar Rp1.451.140.737 dengan umur mesin optimal adalah delapan tahun dan jumlah maintenance crew optimal sebanyak tujuh orang. Berdasarkan hasil perhitungan COUR, diperoleh nilai corrective money lost sebesar Rp57.097.869.694 dan downtime money lost senilai Rp60.671.980.382. Kata kunci: Downtime, Maintenance Crew, Life Cycle Cost, Sustaining Cost,Acquisition Cost, Cost of Unreliability