Separation Anxiety Disorder (SAD) adalah sebuah gangguan kecemasan yang umumnya terjadi pada anak-anak dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Program intervensi untuk SAD sangat dibutuhkan agar perkembangan anak terjadi secara optimal dan tidak menyebabkan gangguan kecemasan lainnya di masa mendatang. Studi ini merupakan kajian literatur sistematis yang bertujuan untuk menginventarisasi program intervensi yang dapat digunakan untuk menurunkan simtom SAD pada anak. Pencarian dilakukan melalui online database Scopus, SpringerLink dan ProQuest sehingga diperoleh 12 artikel untuk direviu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi dapat diberikan kepada anak dan orang tua secara bersama-sama, intervensi diberikan kepada orang tua secara terpisah dan intervensi secara khusus pada interaksi orang tua dan anak. Dua konsep utama yang perlu diperhatikan adalah 1) adanya keterlibatan orang tua dan 2) intervensi dilakukan sedini mungkin. Berdasarkan pendekatan yang digunakan, Cognitive Bhevioal Therapy (CBT) terbukti efektif dalam menurunkan simtom SAD pada anak terlepas dari jumlah sesi yang diberikan dan konteks budaya.
Perlindungan diri merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap individu untuk menghindari berbagai bentuk kejahatan termasuk kekerasan seksual. Penelitian sebelumnya banyak membahas pencegahan dari sisi orang dewasa, namun jarang menyoroti langsung kemampuan perlindungan diri anak. Penelitian ini merupakan intervensi pre-post-test design dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan melihat efektivitas Program Pelatihan Perlindungan Diri (P3D) dalam meningkatkan pengetahuan perlindungan diri sebagai upaya pencegahan kekerasan seksual. Sampel penelitian ini adalah 45 orang anak perempuan usia 7-8 tahun yang dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Data dikumpulkan melalui instrumen penelitian dan dianalisis menggunakan Wilcoxon signed-rank test. Hasilnya menunjukan adanya peningkatan rata-rata pengetahuan yang signifikan sebelum dan setelah memperoleh pelatihan. Pengetahuan tersebut bersifat menetap pada follow up test yang dilakukan setelah jeda waktu dua minggu. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan follow up test berulang untuk mengukur konsistensi pengetahuan anak. Hasil penelitian dan modul yang digunakan dapat dimanfaatkan oleh lembaga perlindungan anak, orang tua dan guru di sekolah dalam mencegah kekerasan seksual pada anak usia dini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.