ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh sikap berwirausaha terhadap intensi berwirausaha, 2) pengaruh efikasi diri terhadap intensi berwirausaha, 3) pengaruh norma subjektif terhadap intensi berwirausaha, 4) pengaruh kecenderungan mengambil risiko terhadap sikap berwirausaha, dan 5) pengaruh kecenderungan mengambil risiko terhadap efikasi diri.Penelitian ini bersifat kuantitatif dan merupakan penelitian cross-sectional. Populasinya adalah mahasiswa UNY. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan kriteria mahasiswa semester akhir atau minimal semester 6 dengan pertimbangan pengambilan keputusan setelah lulus. Banyaknya sampel penelitian ini 436. Besaran sampel ditentukan secara proporsional pada semua fakultas di lingkungan UNY. Pengujian model analisis data dengan menggunakan persamaan struktural atau SEM yang dibantu dengan program AMOS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan model intensi berwirausaha dalam penelitian ini memenuhi kaidah fit model yang berarti model yang dikembangkan dalam penelitian ini sesuai dengan kondisi empirik yang ada. Kecenderungan mengambil risiko memengaruhi self efficacy secara signifikan, kecenderungan mengambil risiko memengaruhi sikap berwirausaha secara signifikan, norma subjektif tidak memengaruhi intensi berwirausaha secara signifikan (norma subjektif sebagai faktor eksternal tidak memiliki kontribusi dalam mendorong minat mahasiswa untuk berwirausaha, mahasiswa lebih terdorong oleh aspek internal seperti kemampuan diri dan sikap dalam mengevaluasi kegiatan berwirausaha), dan efficacy memengaruhi intensi berwirausaha secara signifikan.Kata kunci: Intensi berwirausaha, risiko, self efficacy, norma subjektif.
The practice of culture-based teaching and learning Indonesian as a foreign language (T&LIFL) has not been well managed and standardized. Therefore, this study attempted to investigate T&LIFL at six universities in Yogyakarta. The investigation consisted of some cultural aspects in terms of program management, learning material, learning media, teaching approaches, methods, and strategies, learning assessment, and program evaluation. The research design was a mix method design. To collect data, it used questionnaires, interviews, and observations. The data then were analysis quantitatively and qualitatively. The research results were (1) T&LIFL program management had not been culturebased, (2) T&LIFL learning material had not been entirely culture-based, (3) there were not enough learning media reflected on culture, (4) approaches, methods, and strategies had not used learning models including language learning, language awareness, cultural awareness, and cultural experience, (5) the assessment of culture-based learning had not been carried out with process assessment, but some have already packed it in cultural festivals at the end of the program, and (6) there was no evaluation on T&LIFL programs that explicitly evaluated program achievements on aspects of culture awareness, and experience.Abstrak: Praktik pengajaran dan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing (PBIA) berbasis budaya belum dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali PBIA di enam universitas di Yogyakarta. Fokus penelitian ini pada enam aspek PBIA, yaitu manajemen program, materi pembelajaran, media pembelajaran, pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran, serta (6) evaluasi program PBIA. Penelitian ini menggunakan metode campuran kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dan pengamatan kemudian data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut: (1) manajemen program PBIA belum berbasis budaya, (2) materi pembelajaran PBIA belum seluruhnya berbasis budaya, (3) media pembelajaran belum banyak yang berbasis budaya, (4) pendekatan, metode, dan strategi belum menggunakan model pembelajaran yang meliputi pembelajaran bahasa, kesadaran bahasa, kesadaran budaya, dan pengalaman budaya, (5) penilaian PBIA berbasis budaya belum dilakukan dengan penilaian proses, namun sudah ada yang mengemasnya dalam festival budaya pada akhir program, dan (6) evaluasi program PBIA belum mengevaluasi capaian program pada aspek kesadaran dan pengalaman budaya Indonesia/daerah secara eksplisit. Kata kunci: pengajaran, pembelajaran, bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, aspek budaya
Abstrak: Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepercayaan dan Kesetiaan Konsumen. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepercayaan konsumen dan kesetiaan konsumen, dan pengaruh kepercayaan terhadap kesetiaan konsumen. Penelitian ini bersifat kuantitatif asosiatif kausal, untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Yang dijadikan subjek penelitian in adalah masyarakat Yogyakarta yang pernah menggunakan jasa ekspedisi paket PT. Pos Indonesia. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh positif terhadap kepercayaan konsumen, kualitas pelayanan mempunyai pengaruh positif terhadap kesetiaan konsumen, dan kepercayaan mempunyai pengaruh positif terhadap kesetiaan konsumen. Kata kunci: Kualitas pelayanan, kepercayaan konsumen, kesetiaan konsumen Abstract: The Influence of Service Quality on Trust and Loyalty of Consumers. This study aimed to find out the effect of service quality on consumers trust and loyalty, and the effect of trust on the consumers loyalty. This study was causal associative quantitative approach. The subject of this research was citizen of Yogyakarta who have or still use the shipping services at PT. Pos Indonesia. The results of this research showed service quality positively affects consumers trust, service quality positively affects the consumers loyalty, and trust positively affects the consumers loyalty. Keywords: Service quality, consumers trust, consumers loyalty
The Medina Charter as the first constitutional document in Islam, has relationship with Pancasila in the Jakarta Charter as religious ideology. It shows that the Medina Charter has relevance to the philosophical values of Pancasila as the ideology of the Indonesia. This paper presents the relationship between the Medina Charter abbd Pancasia from normative and philosophical point of view in order to prove that the Constitution's Ideology of the Medina Charter is very relevant to the Jakarta Charter with the Philosophical values of Pancasila. The first principle (or Sila) of Pancasila Belief in one supreme being is in line with article in the Medina Charter about monotheism and aqedah. The second Sila of Pncasila Just and Civilized Humanitarism is in relation with the Articles about Human Rights in the Medina Charter. The third Sila of Pancasila about the comitment to the unity of Indonesia is also stated in Articles of Medina Charter about unity and brotherhood. The forth principle about the idea of people led or governed by wise politics in line with the Articles about deliberation and agreement. The last principle about the commitment to Social Justice for All Indonesian People is similar with the law of human rights in the Medina Charter.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.