The purpose of this study was to analyze abnormal changes in kidney histology and physiology in acute kidney injury animal models with multiple doses of gentamicin. Induction of experimental animals was carried out on 20 rats (Rattus norvegicus) Wistar strain which were divided into 4 groups, group I was a negative control group, groups II, III and IV are gentamicin-induced groups at doses of 30 mg/kg, 40 mg/kg, and 50 mg/kg, respectively. Kidney histopathology were stained with Hematoxylin Eosin (HE), while analysis of serum BUN and creatinine by spectrophotometric method. Data analysis for kidney histopathology was descriptively while for BUN and Creatinine were statistically tested with one way ANOVA. The results of this study showed there was a kidney damage in all gentamicin-induced groups, which is necrosis in the contortus tubule and the Bowman’s capsule compared to the negative control group. The group of rats with the higher doses of gentamicin showed a more severe level of histopathological changes, however, BUN and creatinine levels were not significantly different (p> 0.05). This study concludes that gentamicin induction could cause kidney histopathological changes but not kidney physiology.
Program rehabilitasi lutung Jawa di Javan Langur Center menggunakan tiga kandang adaptasi yaitu kandang perawatan, karantina dan sosialisasi. Lutung yang baru datang sering mengalami stress akibat perbedaan perlakuan selama dipelihara oleh masyarakat. Hal ini bisa menimbulkan tidak terbentuknya interaksi kawanan satwa pada saat pengelompokan sebelum dilepasliarkan. Perubahan tingkah laku satwa sifatnya individual sehingga terkadang tidak dapat menunjukkan kondisi stres. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran tingkat stres yang lain seperti hormon kortisol dan rasio neutrophil per limfosit. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesiapan satwa tersebut sebelum dimasukkan ke kandang sosialisasi. Hewan coba berasal dari hutan Coban Talun, Javan Langur Center (JLC), Batu yang sedang menjalani program rehabilitasi. Sebanyak lima ekor lutung Jawa berumur 2 hingga 8 tahun, berjenis kelamin betina dan jantan diambil sampel serum dan darah. Pengujian kadar hormon kortisol dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) dan uji diferensiasi leukosit.dilakukan untuk menghitung rasio neutrofil: limfosit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar kortisol dan rasio N/L pada sampel lutung Jawa pada kandang karantina mengalami penurunan dibandingkan pada saat berada di kandang perawatan. Namun secara individual juga terdapat satwa yang mengalami peningkatan. Terdapatnya variasi tingkat stress pada lutung Jawa ini tergantung kepada kemampuan individu satwa dalam menganggapi cekaman.
Kecepatan angin, pencahayaan, kelembaban dan suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh dalam produksi telur. Ayam KUB atau Ayam Kampung Unggulan Balitbangtan adalah strain ayam petelur baru yang mempunyai kemampuan maksimal dalam berproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh kecepatan angin, pencahayaan, kelembaban, dan suhu terhadap produktivitas telur Ayam KUB fase layer pada umur minimal 43 minggu. Data diperoleh dengan desain penelitian cross-sectional melalui pengukuran dan perhitungan terhadap data populasi. Rata-rata faktor lingkungan berupa kecepatan angin, pencahayaan, kelembaban dan suhu adalah secara berurutan yaitu 1.46 m/s, 17.53 lux, 72.11%, dan 27.71oC. Produktivitas telur Ayam KUB Petelur umur 43-46 minggu adalah 66.11%. Seluruh faktor lingkungan secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 31.4% terhadap produktivitas telur Ayam KUB.
ABSTRAK: Tanaman semanggi air mengandung fitoestrogen yang mungkin dapat berpengaruh terhadap profil darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran darah pada tikus betina setelah pemberian semanggi air. Tikus betina (Rattus norwegicus) sebanyak 30 ekor dalam penelitian ini dibagi menjadi 6 kelompok yaitu: I (K-) kontrol negatif, II (K+) kontrol positif, III (P1) diberi ekstrak semanggi air 6.25%, IV (P2) diberi ekstrak semanggi air 12.5%, V (P3) diberi ekstrak semanggi air 25% dan VI (P4) diberi ekstrak semanggi air 50%. Ekstrak etanol semanggi air diberikan peroral selama 21 hari pascapenyerentakkan berahi menggunakan prostaglandin 2 alfa dua hari sebelumnya. Profil darah lengkap diperiksa sesudah perlakuanpada parameter white blood cell (WBC), red blood cell (RBC), hemoglobin (Hb) dan packed cell volume (PCV). Hasil analisa menunjukkan bahwa WBC, RBC, Hb dan PCV pada darah tikus menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan diantara kelompok perlakuan. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pemberian ekstrak semanggi tidak mempengaruhi profil hematologi tikus.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.