Penelitian bertujuan mengetahui kualitas spermatozoa ayam kampung dalam pengencer NaCl fisiologis dengan lama simpan yang berbeda pada suhu kamar. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen ayam kampung berumur 1-1,5 tahun. Lama simpan pada suhu kamar adalah 0, 30, 60, 90, dan 120 menit dengan 10 kali ulangan. Rasio pengenceran semen dengan pengencer 1:10. Variabel yang diamati yaitu motilitas dan viabilitas spermatozoa. Metode yang digunakan adalah metode percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa lama simpan semen ayam kampung pada suhu kamar dengan pengencer NaCl fisiologis selama 0, 30, 60, 90, dan 120 menit berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap motilitas individu dan viabilitas. Rata-rata motilitas individu pada penyimpanan selama 0, 30, 60, 90, dan 120 menit masing-masing adalah 68,5+5,5; 58,5+5,79; 49,5+7,25; 39,5+8,9; dan 26+11,7% sedangkan rata-rata viabilitas masing-masing adalah 83,1+3,63; 77,6+3,47; 67,8+4,4; 57,7+7,7; dan 45,6+7,19%. Dapat disimpulkan bahwa motilitas dan viabilitas spermatozoa ayam kampung mengalami penurunan secara bertahap seiring dengan lama simpan pada suhu kamar.
Water clover (Marsilea crenata) is contained with isoflavones, shown to mimic the role of the female hormone estrogen. Isoflavones binding to estrogen receptors that produce beneficial effects. However, research on the optimal dose of water clover use is still not much studied. The purpose of this study was to determine the effects of leaf squeeze water clover towards estrogen and how affect the histology of uterine. This study used 30 female Wistar Rats (Ratus norvegicus) divided into six groups. P1 as a negative control group, P2 as a positive control group. P4, P5 and P6 were given squeeze water cloverleaf concentrations given as follow (6.25%, 12.5%, 25%, 50%). The results was analized with one way ANOVA showed significant (p< 0.05) between groups, among group P3, P4, P5 and P6 increase the blood estrogen mostly higher than the negative control (P1) and a positive control (P2). Histological features of the uterus in the positive control group showed endometrial lining thicker than the negative control group. Histology of the uterus in the treatment group P4, P5 and P6 are also seen endometrium thickening as in group P3. This research has proved that water clover extract consumption show a promising supporting phytoestrogen hormone theraphy in the future both in animal and human. However there was needed a much futher research in order to found a proper dose for as a prospective pytotherapy.
Sixteen crossbred growing pigs Duroc x Landrace, (10 weeks of age; initial body weight 27 ± 3.92 kg) were allotted into four treatments in a randomized block design to evaluate the effects of inclusion of fermented kepok banana corm (FKBC) in the diet on the nutrient digestibility of growing pigs. There were four treatments diets offered: basal diets without FKBC (RO); basal diets + 7% FKCB (R1); basal diets + 14% FKCB (R2); basal diets + 21% FKCB (R3). Inclusion of 21% FKBC in the diet of pigs significantly reduced (P <0.01) dry matter intake and organic matter compared to the control diet. There were no significant different between 14% and 21% FKCB on the intake and digestibility of dry matter and organic matter of the pigs. However, inclusion of FKCB at the level of 7% showed the optimum digestibility of dry matter, organic matter, crude protein, and energy with the average value of 66.57%, 70.48%, 83,43% and 70,76%, respectively. In addition, mineral consumption and retention of Ca and P were 14.3 and 9.1 g/h, respectively with the value of mineral retention both Ca and P were 11.9 and 7.5 g/h, respectively. It can be concluded that inclusion of FKCB at the level of 7% increased dry matter digestibility and organic matter. ABSTRAK Sejumlah 16 ekor ternak babi persilangan Duroc x Landrace fase grower (berumur 10 minggu dengan bobot badan awal berkisar 27± 3,92 kg) diberi 4 macam pakan perlakuan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dipakai untuk mengevaluasi kecernaan nutrien. Terdapat 4 perlakuak pakan yang diberikan masing-masing adalah: pakan basal tanpa BPKF (R0); pakan basal + 7% BPKF (R1); pakan basal + 14% BPKF (R2); pakan basal + 21% BPKF (R3) Pemberian sejumlah 21% BPKF dalam ransum sangat nyata (P<0,01) menurunkan konsumsi bahan kering dan bahan organik dibanding pakan kontrol 0 % pakan fermentasi. Penggunaan produk fermentasi pada level 14 % tidak nyata (P>0,05) berbeda terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik dibanding pemakaian level 21%. Level 7 % penggunaan FKCB adalah angka optimum menghasilkan nilai rataan kecernaan bahan kering dan bahan organik masing-masing 66,57 dan 70,48% dan kecernaan protein kasar dan energi masing-masing 83,43 dan 70,76%. Disimpulkan bahwa penggunaan tepung BPKF pada level 7 % adalah terbaik pada variabel kecernaan bahan kering dan bahan organik.
Produksi susu sapi perah dipengaruhi oleh manajemen pemerahan. Lama massage dan milk flow rate merupakan bagian dari manajemen pemerahan yang dapat mempengaruhi laju pancaran produksi susu sapi perah. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai April 2016 di PT Greenfields Indonesia.Tujuan dari penelitian ini mengetahui adanya pengaruh interaksi lama massage dan lama milk flow rate yang berbeda pada sapi FH (Friesian Holstein) terhadap laju pancaran produksi susu. Materi penelitian menggunakan sapi FH periode laktasi sebanyak 64 ekor dengan bulan laktasi 3.Metode yang digunakan adalah penelitian eksperimen yang dilakukan 8 pengulangan.Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial, dan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam/Analysis of Variant (ANOVA), dan apabila terdapat perbedaan yang nyata maka untuk mengetahui perlakuan yang optimal menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi lama massagedenganlama milk flow rate yaitu memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap laju pancaran produksi susu. Perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan M4 MFR2 (lama massage 4 detik dengan lama milk flow rate 60-120 detik) dengan rata-rata laju pancaran produksi susu 9,64±0,38liter/ekor/milk flow rate. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang nyata interaksi lama massage, lama milk flow rate terhadap laju pancaran produksi susu. Berdasarkan dari hasil rata-rata laju pancaran produksi susu pada perlakuan dapat diketahui bahwa semakin lama waktu massage dan lama milk flow rate akan meningkatkan laju pancaran produksi susu. Kata kunci: lama massage, milk flow rate, laju pancaran produksi susu dan sapi perah FH.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.