Semakin berkembang pesatnya dunia industri kecil mandiri menawarkan tingkat persaingan berbagai produk. Banyak produk sejenis ditawarkan kepada pelanggan, dimana salah satu pembeda produk yang sejenis adalah dengan kemasan yang berbeda Matrik pugh merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menciptakan desain dari beberapa kriteria yang ditawarkan dengan menyaring beberapa konsep hingga diperoleh konsep terpilih sesuai keinginan pengguna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kriteria kemasan keripik singkong dan menganalisis desain kemasan keripik singkong dengan menggunakan matrik pugh. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa hasil identifikasi keinginan pengguna kemasan keripik menginginkan Kemasan keripik singkong selain berfungsi melindungi produk, juga mudah digunakan, tidak mudah rusak, produk yang dikemas terlihat dari luar kemasan dan memiliki ilustrasi yang menarik. Hasil net score pada penyaringan konsep dengan menggunakan matrix pugh diperoleh ranking penilaian terbesar adalah konsep B, pilihan combinasi (C) kriteria konsep dimana pilihan combinasi C2 adalah kombinasi antara konsep C,D,E. konsep desain kemasan keripik terpilih adalah bahwa kemasan menggunakan plastik propetilen transparan dengan bagian atas berbentuk pouch yang artinya bisa dibuka dan ditutup rapat kembali sehingga memudahkan pengguna, plastik yang transparan memungkinkan produk yang dikemas terlihat dari bagian luar yang tidak tertutup label, pada label menginformasikan nama merk keripik yang dijual, rumah produksi yang memproduksi, bahan yang terkandung dalam keripik singkong, serta tanggal expaire produk yang dikemas.
Pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus dan dengan kondisi yang tidak mendukung seperti dari lingkungan kerja dan kondisi fisik dapat mengakibatkan kelelahan baik dari segi fisik maupun dari segi psikis. Otot yang selalu mendapatkan beban ataupun pekerjaan yang berlebih maka akan dapat mengakibatkan kelelahan otot yang berlebihan atau dapat mengakibatkan risiko cedera kepada pekerja. Meja pengelasan yang terdapat pada CV Cipta Karya dinilai kurang ergonomis dari segi ukuran. Terdapat risiko cedera terhadap ketiga pekerja pada proses pengelasan pada CV Cipta Karya berupa keluhan rasa sakit pada bagian punggung dan pinggang dengan presentase sebesar 66,67% berdasarkan dengan hasil kuesioner nordic body map. Operator Sutarno memiliki skor final RULA sebesar 6 yang mengartikan perubahan dibutuhkan segera, operator supri memiliki skor final RULA sebesar 5 untuk bagian tubuh kanan dan 6 tubuh kiri yang mengartikan perubahan dibutuhkan segera, operator Mandra memiliki skor final RULA sebesar 4 untuk tubuh bagian kanan dan kiri yang mengartikan mengidentifikasikan diperlukan analisis lanjut dan perubahan dibutuhkan. Usulan yang diberikan adalah meja las yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi sebesar 171 cm, 82 cm, dan 107 cm. ukuran tersebut diambil berdasarkan dari antropometri ketiga operator. Didukung pula dengan hasil RULA ketiga operator memiliki nilai 3 memiliki arti level resiko kecil dan mengidentifikasikan diperlukan analisis lanjut dan perubahan dibutuhkan. Usulan perbaikan posisi pada operator pengelasan dengan posisi kerja dari ketiga operator melakukan aktivitas pengelasan dengan berdiri tegak dengan tangan kiri dan kanan menjangkau benda kerja.Postur tubuh untuk operator Sutarno sebesar 620 dan 670 untuk upper arm, lower arm sebesar 210 dan 230, wirst sebesar 160, neck sebesar 110, trunk sebesar 230, legs sebesar 220. Usulan perbaikan postur untuk aktivitas mengelas operator Sutarno sebesar 400 dan 430 untuk upper arm, lower arm sebesar 650 dan 690, wirst sebesar 60 dan 40, neck sebesar 50, trunk sebesar 50, legs sebesar 00.Kata Kunci: RULA, Postur Tubuh, CV Cipta Karya
Pengangkatan merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan pada proses penggilingan daging. Proses ini memiliki risiko yang sangat besar apabila dilakukan dengan postur yang kurang tepat, di CV Selera Prima Food pengangkatan daging masih dilakukan secara manual dengan bantuan operator. Proses produksi yang tidak sebentar dan beban yang diangkat sekitar 15 – 20 kg setiap kali pengangkatan, serta postur tubuh yang kurang ergonomis membuat operator mengalami keluhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Nordic Body Map (NBM) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA). Keluhan sangat sakit yang didapatkan berdasarkan kuesioner Nordic Body Map (NBM) yaitu leher bagian atas dan bawah serta lengan bawah kiri dan kanan. Keluhan sakit yaitu pada bagian lengan atas kiri dan kanan, punggung, pinggang, betis kiri, serta betis kanan. Hasil pengolahan data dengan REBA proses pengangkatan memiliki skor 10 yang berarti kategori risiko tinggi. Hal ini disebabkan saat melakukan aktivitas mengangkat bahan baku dilakukan dengan badan membungkuk dan kedua tangan lurus tegak memegang ember. Usulan perbaikan postur kerja saat melakukan mengangkat bahan baku disarankan lebih baik diawali dengan gerakan jongkok ataupun setengah duduk dan mengurangi beban yang diangkat.
Minuman kaleng merupakan salah satu minuman siap saji yang bisa disantap kapanpun dan dimanapun. Penggunaan kemasan kaleng merupakan salah satu cara praktis untuk penyimpanan minuman dalam jangka waktu lama. Penyimpanan minuman kaleng perlu diperhatikan agar bagian luar tidak terkontaminasi bakteri dan tidak terjadi perubahan warna maupun karat pada permukaan kaleng, Oleh karena itu dibutuhkan rak kaleng. Rak kaleng digunakan untuk penyimpanan minuman kaleng dan juga berfungsi sebagai dekorasi rumah, serta kemudahan dalam penyimpanan dan pengambilan minuman kaleng. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi kebutuhan pelanggan terhadap rak kaleng minuman, dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang mengisi kuesioner secara on line, dengan kriteria responden pernah melihat dan menggunakan rak kaleng. Hasil penyebaran kuesioner didapatkan kebutuhan pelanggan antara lain yaitu memiliki material yang bersifat kuat, material yang tahan lama, mampu menampung banyak kaleng, memiliki bahan yang ringan, aman digunakan, nyaman digunakan, mampu melindungi kaleng dari kotoran, dan dapat mengeluarkan kaleng secara otomatis.
Trolley is a means of transportation that is often used in warehouses to move goods from one place to another. Driven trains are widely used because they are economical and do not require too much maintenance. However, in its use there are still obstacles such as piles that are too high so that goods fall, there is no control over the stroller so it cannot stop suddenly. The redesign of the trolley requires information related to customer needs, so this study aims to identification customer needs for the trolley using the Quality Function Deployment (QFD) method. The customer needs obtained include a trolley that is safe to use, a comfortable trolley, a trolley that is easy to fold, a trolley that is easy to carry, and a strong trolley material. The dominant technical characteristic based on QFD results is the type of material and the thickness of the trolley material is 135.00. The specifications of the trolley are 70 x 50 x 67 cm, plate iron material type, hollow iron frame material type, iron pipe handle material type, rubber wheel material type, have handbrake, and fastening rubber rope.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.