Ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan pertanian yang harus ditangani secara bersama. Tidak hanya mengandalkan pemerintah, masyarakat dimulai dari lini terkecil yaitu keluarga yang diwadahi oleh organisasi Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) harus aktif berperan dalam kegiatan meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) memiliki tujuan agar Ibu-Ibu PKK mampu memanfaatkan pekarangan yang ada dengan menanami tanaman kebutuhan sehari-hari guna mencukupi kebutuhan pangan keluarganya. Namun demikian, dalam pelaksanaannya Ibu-Ibu PKK mengalami kendala dalam pemeliharaan tanaman ketika tanaman ada serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu perlu sekali dilakukan pelatihan pembuatan pestisida nabati kepada Ibu-Ibu PKK agar Ibu-Ibu tersebut dapat mengerti dan memahami serta mampu membuat pestisida nabati sendiri dan mampu mengaplikasikan ke tanaman yang ada di pekarangan masing-masing. Kegiatan dilakukan dengan pemberian materi tentang pestisida nabati mulai dari pengertian, bahan yang dapat digunakan, manfaat dan kelemahan serta cara mengaplikasikannya dan setelah itu dilanjutkan dengan praktek membuat pestisida nabati dengan bahan dasar daun sirsak dan tembakau bersama Ibu-Ibu PKK Desa Kebagoran, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen. Hasil kegiatan sangat bermanfaat bagi Ibu-Ibu PKK Desa Kebagoran, ini dapat terlihat dari pengetahuan dan pemahaman Ibu-Ibu PKK setelah diadakan kegiatan pengabdian meningkat drastis yaitu lebih dari 81.8% pengetahuan dan pemahaman tentang pestisida nabati meningkat. Ini dapat diketahui dari kuisioner yang diberikan ke peserta kegiatan. Kegiatan pemberdayaan Ibu-Ibu PKK melalui pelatihan pembuatan pestisida nabati sangat bermanfaat bagi Ibu-Ibu PKK Desa Kebagoran karena dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memelihara tanaman dengan membuat pestisida nabati sehingga harapannya tanaman yang ada di pekarangan peserta kegiatan dapat tumbuh dengan baik dan dapat berproduksi dengan optimal.
Deres coconut is a plantation commodity that is widely cultivated in Purworejo Regency. Deres coconut produces sap which is a raw material in the manufacture of ant/crystal sugar and molded sugar. The research was conducted in Loano and Kaligesing sub-districts, Purworejo district. In general, the purpose of this study is to determine the feasibility level of coconut sugar crushing business including production costs, revenues, income, profits, Break Even Point (BEP) and Revenue/Cost Ratio (R/C). The method used in this study is a survey which was analyzed descriptively. The selection of research locations was carried out by purposive sampling. The research sample was taken by disproportionate stratified random sampling on 30 respondents, by analyzing secondary data and primary data. Primary data retrieval from respondents was carried out by means of interviews and questionnaires. While secondary data obtained from records found from agencies related to the research. The results of the study showed that the search for business includes production costs of Rp. 7,023,054.17/5 months, revenues of Rp. 8,314,595.53/5 months, income of Rp. 6,906,145,53/5 months, profits of Rp. 1,291,541.36/5 months, BEP for ant/crystal sugar production is not feasible, BEP ant sugar/crystal production is not feasible and BEP price for ant/crystal sugar is not feasible, BEP price for ant/crystal sugar is not feasible, R/C ratio 1.18 (worthy). Keywords: feasibility, coconut sugar grinder, molded sugar, ant/crystal sugar
The aim of this study was to determine the response of ground kale plants to various doses of PO cow manure and the best number of PO cow manure doses for growth and yield of ground kale plants. The research method used was a non-factorial Randomized Block Design (RBD) with five levels, namely without cow manure PO 0 tons/ha (control), cow manure concentration PO 10 tons/ha, cow manure concentration PO 20 tons/ha, concentration of cow manure PO 30 tons/ha and concentration of cow manure PO 40 tons/ha. Based on the results of the study, it was shown that the application of various doses of PO cow manure had no significant effect on the growth and yield of ground kale and the best number of PO cow manure doses was seen from the average observation parameter, namely at the concentration of PO cow manure of 20 tons/ha. Keywords: land kale, doses, cow manure PO
Separe Village, Loano District, Purworejo Regency was chosen as a research site to analyze the marketing of brown sugar craftsmen. This study aims to determine the institutions involved and the marketing channels, marketing margins, farmer's share, and the ratio of profits and costs. The results showed that there are 2 types of brown sugar marketing channels in Separe Village, Loano District, Purworejo Regency, namely marketing channel I including craftsmen, retailers, and consumers and marketing channel II including craftsmen, collectors, retailers, and consumers. Marketing channel I has a marketing margin of Rp. 758/kg, farmer's share is 94.77% and the profit and cost ratio is 24.27. Meanwhile, marketing channel II has a marketing margin of Rp. 1258/kg, farmer's share is 91.16% and the profit and cost ratio is 18.35. Both channels are classified as efficient, but the most efficient is marketing channel I. Keywords: farmer's share, marketing margin,, marketing channel, profit ratio
Umbi Kentang adalah salah satu komoditas hortikultura yang diminati oleh masyarakat karena kandungan gizi dan dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat. Saat ini kebutuhan umbi kentang belum memenuhi kebutuhan masyarakat secara optimal. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan benih kentang yang masih kurang baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menentukkan Respon Benih kentang dengan teknik budidaya hidroponik dan aeroponik, (2) Mengetahui suhu larutan hara terbaik untuk diaplikasikan pada benih kentang. Metode yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Menggunakan percobaan factorial. Faktor yang dicoba yaitu teknik budidaya dan larutan hara. Teknik budidaya alternatif mempunyai 2 taraf yaitu Aeroponik, dan Hidroponik, sedangkan larutan suhu mempunyai 4 taraf yaitu suhu normal rata-rata 230C, 150C, 190C dan 240C. Total terdapat 8 perlakuan. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji F kemudian dilanjutkan menggunakan DMRT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan Respon pertumbuhan kentang lebih baik menggunakan teknik aeroponik, sedangkan komponen hasil baik menggunakan teknik Hidroponik. Suhu larutan terbaik adalah 230C. Kata kunci: Budidaya Alternatif, Larutan Hara Suhu Rendah, Umbi Kentang
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.