Robekan perineum terjadi hampir pada semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bahwa dengan ukuran yang lebih besar dari pada sirkumferensia suboksipito bregmatika. Luka perineum adalah perlukaan pada diagfragma urogenitalis dan musculus lefator ani, yang terjadi pada waktu persalinan normal, atau persalinan dengan alat, dapat terjadi tanpa luka pada kulit perineum atau pada vagina, sehingga tidak terlihat dari luar. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan hubungan pengetahuan Ibu post partum tentang perawatan luka perineum dengan proses penyembuhan luka. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi penelitian adalah seluruh ibu post partum yang ada di Klinik Bersalin Hj. Nirmala Sapni, Am.Keb pada bulan Agustus sampai dengan September 2017 yaitu sebanyak 32 ibu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik total populasi. Hasil penelitian menemukan dari 32 responden mayoritas pengetahuan responden tentang perawatan luka perineum adalah cukup yaitu sebanyak 15 orang (46,9%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 8 orang (25%), penyembuhan luka normal yaitu sebanyak 12 orang ( 37,5%) dan minoritas cepat yaitu sebanyak 9 orang (28,1%). Hasil uji Chi-Square (person Chi-Square) dengan nilai p 0,00 <α=0,05 dimana H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang perawatan luka perineum dengan proses penyembuhan luka.
Latar Belakang: Perubahan hemoglobin pada kehamilan terjadi secara siginifikan khususnya pada trimester II. Prevalensi anemia di Asia sebesar 48,2 % dan di Indonesia sebesar 37,1%. Anemia dapat menjadi potensial membahayakan ibu dan anak. Penanganan yang telah dilakukan oleh pemerintah dengan pemberian tablet Fe masih belum cukup, yang dikarenakan adanya keluhan dari tablet pada ibu hamil.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi daun kacang panjang terhadap peningkatan kadar Haemoglobin pada ibu hamil Trimester II dengan anemia di Klinik Pratama Anugerah Kota Binjai.Metode: Desain penelitian menggunakan quasy experiment dengan pretest postest control group design dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling sebanyak 16 orang. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan uji analisis one sample t test.Hasil: Dari hasil penelitian dengan hasil uji statistik nilai Asym sig (2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konsumsi daun kacang panjang terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II di Klinik Pratama Anugerah Kota Binjai.Kesimpulan: Hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara daun kacang panjang terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga pencegahan terjadinya anemia.
AbstrakPendahuluan: Bendungan ASI yang disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusu pada ibunya. Data SDKI tahun 2015 menyebutkan bahwa terdapat ibu nifas yang mengalami Bendungan ASI sebanyak 35.985 atau (15,60 %) ibu nifas. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui factor yang berpengaruh terhadap bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Rambung Merah Kabupaten Simalungun. Metode: Desain penelitian survey analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan populasi sebanyak 122 ibu nifas dan sampel sebanyak 92 responden dengan teknik accidental sampling, analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil: Diperoleh hasil penelitian bahwa seluruh variabel independen mempengaruhi bendungan ASI dengan nilai pvalue < 0,05, dan berdasarkan hasil uji regresi logistik yang paling mempengaruhi kejadian bendungan ASI adalah frekuensi menyusui dengan nilai sig. p = 0,000<0,25 dan nilai B (logaritma natural) terbesar yaitu 3,740. Kesimpulan: Diperoleh kesimpulan ada pengaruh frekuensi menyusui dengan kejadian bendungan ASI. Diharapkan kepada petugas puskesmas agar lebih peduli dan meningkatkan informasi manajemen laktasi dan perawatan payudara dalam mencegah kejadian bendungan ASI pada ibu nifas. Abstract Background:The occurence of breastmilk inhibition is caused by uneasy milk supply, becausethe baby does not suckle enough on the mother often. The IDHS data in 2015 stated thae there are 35,985 of postpartum mother who experienced breastmilk inhobition or 15,6% of postpartum mothers. Methode: The research design is a qualitative analitycal survey with a cross-sectional approachwith aim for analysis factor that inhibition in postpatum mothers at Working Area of Rambung Merah Health Center of Simalungun with populations as much 122 postpartum mothers and sample 92 respondentswith technic accidental sampling, the data analysis used univariate, bivariate ande multivariate with logistic regression test. Result: Acquired result that all independent variable affected breastmilk inhibitio with p-value <0.05, and the result of logiztic regression test with the selection of the p -value model <0.25 was known to the variable that most influences the incidence of breastmilk inhibition was the frequency of breastfeeding with sig value p = 0.000 < 0.25 ande the largest B (natural logarithm) value was 3.740. Conculsion: Acquired conclusion the most variable affected breastmilk inhibition was breastfeeding frequency. Its expected that the Health Center officer will be more concerned and improve the information on lactation management and breast care.
Gravidarum emesis is a natural thing to experience during pregnancy in the first trimester, and will experience gravidrumpeal hemorrhoid 6 after the last day of pregnancy. As for the treatment of emesis, the drug is extracted from herbal extracts. By consuming extracts 2 times a day, the day and day for 4 days according to the goals. Research To find out the effectiveness of the ginger to reduce gravidar hemesis in the first trimester of pregnancy. research design was a type of experimental research, Design of this study used posttest without control study. Sample technique takes a total sample of your population with 30 people. Using Wilcoxon test to find out the effectivity of the ginger on memesis gravidarum. The research results, it can be seen that from 30 respondents, majority of them are gravidarum respondents, there are 13 respondents (43.3%) and minority groups are 5 respondents (16.7%). ) and a minority of 8 respondents (26.7%) with a p-value = 0.000 (p <0.05). The conclusion of the influence of breeding extracts to reduce gravidarumpada episodes in the first trimester in Hj Sesmera clinic Medan.
Pendahuluan; Hasil Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013 diketahui bahwa 20,9% anak perempuan di Indonesia telah mengalami menarche diumur kurang dari 10 tahun. Membaiknya standar kehidupan berdampak pada penurunan usia menarche ke usia yang lebih muda. Tujuan; adalah untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan kejadian menarche dini pada remaja putri. Metode; Desain penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII, VIII, IX yang sudah menstruasi di SMP Amanah Medan sebanyak 33 siswi dan pengambilan sampel dengan total population. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil; Penelitian menunjukkan dari 33 responden (100%) yang memiliki gaya hidup tidak baik sebanyak 23 responden (69,7%), dan yang baik 10 (30,3%), sedangkan yang mengalami menarche dini sebanyak 18 responden (54,6%), dan yang mengalami menarche normal sebanyak 15 (45,4%) dengan hasil p value 0,001< 0,05. Kesimpulan; Ada Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Menarche Dini Pada Remaja Putri Di SMP Amanah Medan. Background: The results of the 2013 Basic Health Research Report revealed that 20.9% of girls in Indonesia had experienced menarche at less than 10 years of age. The improvement in living standards has resulted in a decrease in the age of menarche to a younger age. Objective: is to determine the relationship of lifestyle with the incidence of early menarche in adolescent girls. Method: Analytical survey research design with cross sectional approach. The population in this study were students of class VII, VIII, IX who had menstruated at Amanah Medan Middle School as many as 33 female students and took samples with a total population. The instrument in this study is a questionnaire. Data analysis was performed using Chi-Square statistical test. Result: The study showed that 33 respondents (100%) had a bad lifestyle as many as 23 respondents (69.7%), and a good 10 (30.3%), while those who experienced early menarche were 18 respondents (54.6 %), and those who experienced normal menarche were 15 (45.4%) with the results of p value 0.001 <0.05. Conclusion: There is a relationship between lifestyle and the incidence of early menarche in adolescent girls at Amanah Medan Middle School.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.