Bimbingan islami bagi muslimah pada masa nifas merupakan wujud kepedulian RSI Sultan Agung Semarang agar tebentuknya rasa sayang ibu dan rasa sayang ke bayinya. Bimbingan yang dilakukan yaitu penjelasan darah nifas, menyusui secara islam, dan kewajiban orang tua terhadap anak.Bimbingan masa nifas ini dilakukan dengan tujuan agar pada masa nifas berjalan dengan baik sesuai kaidah islam, namun peran serta tenaga kesehatan, pasien, keluarga dan steakholder menjadi kunci terwujudnya tujuan tersebut. Tujuan penelitian adalah menganalisa sejauh mana implementasi bimbingan islami bagi muslimah pada masa nifas di RSI Sultan Agung Semarang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitis. Variabel independent adalah implementasi.Variabel dependent adalah hambatan-hambatan yang terjadi. Populasi penelitian ini adalah tenaga kesehatan, pasien, dan steakholder di RSI Sultang Agung Semarang. Lokasi di RSI Sultan Agung Semarang. Data yang digunakan data primer dengan instrument berupa lembar kuesioner/wawancarat. Analisa data menggunakan metode kualitatif. Hasil Penelitian adalah bimbingan islami bagi muslimah pada masa nifas di RSI Sultan Agung Semarang sudah dilaksanakan secara langsung (face to face) maupun tidak langsung sejak tahun 2012, Materi yang disampaikan mengalami perbaikan buku sebanyak 7 kali dengan adanya masukan dari pasien, pasien termotivasi, menambah ilmu pengetahuan dan memberikan dukungan moral spiritual pada pasien dan keluarganya. Adapun hambatannya adalah jumlah petugas kerohaniaan BPI (Bimbingan dan pelayanan Islami) yang tidak seimbang dengan jmlah pasien, dimana jumlah petugas hanya 4 orang petugas kerohanian perempuan yang dikhususkan untuk memberikan bimbingan bagi wanita hamil, melahirkan dan menyusui. Selain itu hambatan lainnya adalah jam kerja petugas kerohaniaan yaitu jam 07.00-14.00 dan tidak shif, sehingga terdapat pasien yang tidak mendapatkan bimbingan tersebut. Kata kunci : Implementasi, bimbingan islami, Nifas
As of November 2018, the number of HIV cases in Semarang reached up to 546. Sex workers have the highest risk to contract HIV/AIDS due to many sexual couples exposure. In 2018, the number of HIV in Argorejo location has increased three times compared to 2017. The purpose of the study was to describe the source of female sex workers information media to act in an effort to prevent HIV / AIDS in the Argorejo Localization in Semarang City. This study used descriptive qualitative method. Data collection techniques was in-depth interviews. Population in this research is female sex workers in the Argorejo Localization, Semarang City. A descriptive phenomenological study was used describe the experience of female sex workers during in prostitution. Eleven female sex workers, a foster mother also two health workers as data resource triangulation to collect the data. This analysis also uses content analysis. Most of the sex workers have heard of HIV/AIDS from magazine, social media, sign or poster in dorm and from friends. HIV/AIDS cases that have occurred to the sex workers’ colleagues were one of the guides to behave or in other words considering the experience that has happened before is a strong predictor for behavior in the future.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.