Sexual violence against children is increasing. It makes the urgency of providing sex education for children from their early ages. However, many parents still consider it taboo for early childhood sex education,so they neglect it. This research aimed to analyze the factors that affect parental behavior inproviding sex education to early childhood. This research was a Cross-Sectional Study involving 239 parents who have children under the age of 6 years. The data analysis was performed using Chi-square test. The results of this study indicated that the factors relating to the behavior of providing early sex education by parents are knowledge (p=0.342), attitude (p=0.581), and role (p=0.163). Less knowledgeable parents have a 1.35 times risk of not providing early sex education. Concurrently, parents who are not supportive have a 1.18 times risk of not providing early sex education.When the dominant role is the mother, the risk is 1.83 times not to provide sex education for early childhood. Less knowledgeable parents have an unsupportive attitude, and the dominant role is that mothers tend not to provide sex education to early childhood. Parents can collaborate to improve knowledge about early childhood sex education and delivery to children from their early ages.
Postnatal refers to the time frame starting 6 to 8 weeks following the birth. The uterus, lochia, vagina, and vulva are among the physical changes that postpartum women experience. The uterus will gradually return to its pre-pregnancy state during the puerperium. However, there are a number of issues like bleeding, pain, and stress during this time of transformation. The purpose of this service is to improve postpartum mothers' understanding of postpartum difficulties and their abilities to avoid problems through postnatal cupping massage. A question-and-answer lecture, a demonstration, and practice are the techniques used. The outcome of this training is a better understanding of issues affecting postpartum mothers as well as improved cupping massage techniques. For postpartum mothers, this activity is a great way to gain more understanding and information about the postpartum period and to identify other postpartum mothers who are knowledgeable and sensitive to all physical and psychological complaints. This will help them get through the postpartum period without any discomfort.
Pada masa post partum, uterus akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil, proses involusi uterus mempengaruhi terjadinya perubahan pada pengeluaran lochea. Perawatan post partum sangat diperlukan untuk mecegah terjadinya tanda bahaya masa nifas seperti perdarahan post partum. Cupping massase dapat mengembalikan jaringan-jaringan penghubung di dalam tubuh manusia untuk menghantarkan suatu energi metabolisme tubuh pada area titik meridian bagian perut dan punggung dengan tujuan mempercepat kerja saraf parasimpatis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh cupping massase pada ibu post partum terhadap pengeluaran lochea. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain Quasy experiment dengan rancangan posttest with control design . Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk menguji pengaruh pemberian massage cupping terhadap pengeluaran lochea di RSI Sultan Agung Semarang. Responden pada penelitian ini adalah ibu post partum. Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 30 responden dengan pembagian 15 responden untuk kelompok intervensi dan 15 responden sebagai kelompok kontrol. Hasil Penelitian didapatkan ada pengaruh pemberian cupping massage terhadap pengeluaran Lochea pada ibu post partum di RSI Sultan Agung dengan hasil uji Mann-Whitney p=0,0030 (p<0,005). Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi dasar untuk penelitian berikutnya dengan menggunakan lebih banyak sampel dan variasi metode sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih bermanfaat bagi masyarakat luas Kata kunci : Cupping massage, Lochea, Post Partum ABSTRACT The puerperium or post natal period is a time period of 6 to 8 weeks after delivery. During the puerperium, the uterus will gradually recover as it was before pregnancy, with cupping massase technique can restore the connective tissues in the human body to deliver a body's metabolic energy in the area of the meridian points of the abdomen and back with the aim of accelerating the work of parasympathetic nerves . The purpose of this study was to determine the effect of cupping massase on post partum mothers on lochea expenditure. This research is a quantitative study using a Quasy experiment design with a posttest with control design. Research conducted by researchers is to examine the effect of giving cupping massage on lochea expenditure at RSI Sultan Agung Semarang. Respondents in this study were post partum mothers. The sample size in this study were 30 respondents with the division of 15 respondents for the intervention group and 15 respondents as a control group. The results showed that there was an effect of giving cupping massage on the expenditure of Lochea in post partum mothers at RSI Sultan Agung with the results of the Mann-Whitney test p = 0.0030 (p <0.005). It is hoped that the results of this study can be the basis for further research by using more samples and variations of the method so that the results of the study are more beneficial for the wider community. Keywords: Cupping massage, Lochea, Post Partum
ABSTRAK Latar Belakang: Kebijakan tentang pemberian ASI Ekslusif ditetapkan Pemerintah Indonesia dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 128 ayat 1. Salah satu masalah utama sampai saat ini yang menjadi penyebab rendahnya keberhasilan pemberian ASI di Indonesia adalah faktor dukungan keluarga yang berkaitan dengan sosial budaya. Perilaku pemberian ASI eksklusif tidak terlepas dari pandangan keluarga terhadap budaya yang sudah turun temurun diwariskan dalam kebudayaan yang bersangkutan. Dengan demikian akibat kurangnya dukungan dari keluarga disebabkan perspektif keluarga yang masih menyepelekan ASI Ekslusif sehingga menyebabkan kegagalan pemberian ASI Ekslusif masih tergolong tinggi. Metode Penelitian: Kajian literatur dengan penelusuran menggunakan media elektronik dan internet melalui data base dengan penggunaan kata kunci. Hasil: Dukungan keluarga dipengaruhi oleh perspektif atau pandangan serta pengetahuan keluarga terhadap ASI ekslusif. Kesimpulan: Study ini menyimpulkan bahwa pandangan keluarga terhadap pemberian ASI ekslusif kepada bayi sangatlah penting. Karena pandangan keluarga yang baik akan melahirkan dukungan yang baik kepada ibu dalam menyusui bayinya secara ekslusif. Oleh karena itu, tenaga kesehatan diharapkan bisa melibatkan keluarga dalam memberikan KIE tentang ASI ekslusif agar keluarga juga memiliki pandangan yang baik terhadap pemberian ASI ekslusif, dan ibu akan mendapatkan dukungan keluarga yang baik dalam praktiknya memberikan ASI ekslusif. Kata Kunci: ASI Ekslusif, Dukungan keluarga, Perspektif
Bimbingan islami bagi muslimah pada masa nifas merupakan wujud kepedulian RSI Sultan Agung Semarang agar tebentuknya rasa sayang ibu dan rasa sayang ke bayinya. Bimbingan yang dilakukan yaitu penjelasan darah nifas, menyusui secara islam, dan kewajiban orang tua terhadap anak.Bimbingan masa nifas ini dilakukan dengan tujuan agar pada masa nifas berjalan dengan baik sesuai kaidah islam, namun peran serta tenaga kesehatan, pasien, keluarga dan steakholder menjadi kunci terwujudnya tujuan tersebut. Tujuan penelitian adalah menganalisa sejauh mana implementasi bimbingan islami bagi muslimah pada masa nifas di RSI Sultan Agung Semarang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitis. Variabel independent adalah implementasi.Variabel dependent adalah hambatan-hambatan yang terjadi. Populasi penelitian ini adalah tenaga kesehatan, pasien, dan steakholder di RSI Sultang Agung Semarang. Lokasi di RSI Sultan Agung Semarang. Data yang digunakan data primer dengan instrument berupa lembar kuesioner/wawancarat. Analisa data menggunakan metode kualitatif. Hasil Penelitian adalah bimbingan islami bagi muslimah pada masa nifas di RSI Sultan Agung Semarang sudah dilaksanakan secara langsung (face to face) maupun tidak langsung sejak tahun 2012, Materi yang disampaikan mengalami perbaikan buku sebanyak 7 kali dengan adanya masukan dari pasien, pasien termotivasi, menambah ilmu pengetahuan dan memberikan dukungan moral spiritual pada pasien dan keluarganya. Adapun hambatannya adalah jumlah petugas kerohaniaan BPI (Bimbingan dan pelayanan Islami) yang tidak seimbang dengan jmlah pasien, dimana jumlah petugas hanya 4 orang petugas kerohanian perempuan yang dikhususkan untuk memberikan bimbingan bagi wanita hamil, melahirkan dan menyusui. Selain itu hambatan lainnya adalah jam kerja petugas kerohaniaan yaitu jam 07.00-14.00 dan tidak shif, sehingga terdapat pasien yang tidak mendapatkan bimbingan tersebut. Kata kunci : Implementasi, bimbingan islami, Nifas
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.