Kanker payudara atau Carcinoma mammae adalah merupakan masalah utama kesehatan wanita di dunia, karena morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas yang tinggi diperlukan pengobatan yang tepat salah satunya kemoterapi. Kemoterapi ini bekerja pada sel-sel kanker payudara dan sel-sel yang aktif membelah di karenakan penggunaan obat-obatan yang bersifat sitoksik sehingga kemoterapi sering menimbulkan efek samping seperti mielosupresi. Mielosupresi adalah penurunan sel-sel darah salah satunya leukosit. Leukosit merupakan sistem pertahanan tubuh yang dapat mendeteksi masuknya mikroorganisme serta virus kedalam tubuh. Hal ini akan memperburuk keadaan pasien dan mengancam kelangsungan hidup pasien. Jenis penelitian ini bersifat observasi laboratorik untuk mengetahui jumlah leukosit pada penderita kanker payudara pasca kemoterapi. metode yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu automatic analyzer dengan menggunakan alat mindray BC-3600 dengan jumlah 5 sampel. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa jumlah leukosit pada sampel kanker payudara pasca kemoterapi mengalami laukopenia atau penurunan.
Alat kontrasepsi oral adalah salah alat kontrasepsi yang umumnya dipakai masyarakat untuk mencegah kehamilan. Ada 2 macam kontrasepsi yaitu kontrasepsi hormonal dan non hormonal kontrasepsi hormonal salah satunya yaitu pil KB . Kontrasepsi pil merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukan melalui mulut (oral), yang mengandung estrogen dan proestrogen, bertujuan untuk mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur). Tujuan penelitian ini untuk mengukur kadar kolesterol pada wanita akseptor pil KB. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar kolesterol total pada akseptor pil KB. Jenis penelitian ini bersifat observasi laboratorium dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang dengan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria penggunaan selama 1.5 tahun. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh sebanyak 3 (15%) sampel mengalami kenaikan kadar kolesterol total dan 17 (85%) sampel tidak mengalami kenaikan kadar kolesterol total.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Tuberculosis yang merupakan masalah kesehatan di seluruh negara yang diakibatkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Penderita TB umumnya disertai dengan kekurangan energi kronis, kekurangan gizi dan mengalamai defisiensi mikronutrien. Penderita TB paru mengalami perubahan metabolisme yang disebabkan sitokin-sitokin pro inflamasi yang disekresi oleh sel-sel imun sebagai respon imun terhadap infeksi bakteri TB. Hal tersebut diduga menjadi penyebab kekurangan energi kronis yang berdampak status gizi yang lebih buruk. Defisiensi asupan makanan mempengaruhi proses eritropoesis yaitu produksi sel darah merah oleh sumsum tulang. Proses eritropoesis tersebut membutuhkan bahan dasar esensial yang beberapa bahan tidak dapat disediakan oleh tubuh. Hemoglobin adalah produk proses eritropoesis yang terbentuk dengan ketersediaan zat besi secara cukup. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan gambaran hasil kadar hemoglobin pada penderita tuberculosis sebelum pengobatan. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan melakukan pemeriksaan kadar Haemoglobin menggunakan Sysmex KX-21 dengan menggunakan metode Resistensi Elektronik (Impedans). Sampel yang diperiksa berupa plasma penderita TB sebanyak 20 sampel dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 sampel diperoleh 8 orang (40%) menunjukkan kadar hemoglobin yang rendah, 12 orang (60%) menunjukkan kadar hemoglobin yang normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa infeksi TB beresiko mengalami penurunan kadar haemoglobin.
Helminthiasis (kecacingan) menurut World Health Organization (WHO) adalah infestasi satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda usus. Sebagian besar dari nematode ini adalah penyebab masalah kesehatan masyarakat di dunia. Nematoda golongan STH yang penting dan menginfeksi manusia adalah Ascaris lumbricoides, Necator amaericanus, Ancylostoma dudonelae, Trichuris trichuira dan Strongiloides stercoralis. Infeksi Soil Transmitted Helmiths (STH) masih merupakan endemik di banyak daerah di dunia, terutama di negara yang sedang berkembang dengan sanitasi lingkungan dan kebersihan diri yang sangat kurang. Diperkirakan sekitar 807 juta manusia di dunia terinfeksi Ascaris lumbricoides, sekitar 604 juta menderita trikuriasis dan hookworm (A.duodenale dan N. americanus) menginfeksi sekitar 576 juta manusia di seluruh dunia. Jumlah infeksi STH sangat banyak di Asia Tenggara termasuk Indonesia, Letak geografis Indonesia yang beriklim tropis sesuai untuk perkembangan parasit. Adapun prevalensi kecacingan STH di Indonesia berkisar 40-60% dan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting (Akhsin, 2011). Prevalensi tertinggi terdapat di Papua dan Sumatera Utara dengan prevalensi antara 50% hingga 80%. Tingginya prevalensi ini sangat didukung oleh keadaan alam yang cocok, higiene perorangan dan sanitasi lingkungan yang rendah, pengetahuan dan kurangnya penyuluhan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis korelasi higiene pribadi dan sanitasi lingkungan dengan kejadian helminthiasis di Kelurahan Rappocini. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan metode pemeriksaan sedimentasi. Hasil analisis korelasi korelasi mengahsilkan adanya korelasi higiene pribadi dan sanitasi lingkungan dengan kejadian helminthiasi di kelurahan rappocini. Hal ini berdasarkan uji korelasi nilai p(0.00)<0.05.
Halus manis merupakan jajanan yang terbuat dari gula pasir yang diberi pewarna makanan dan dibuat menggunakan alat khusus yang berputar dan menghasilkan serat-serat gula yang halus. Dalam produksi halus manis terkadang ada pedagang menambahkan Bahan Tambahan Makanan (BTM) berupa sakarin. Sakarin adalah zat pemanis buatan dengan rumus kimia (C7H5NO3S), berbentuk bubuk kristal putih, mudah larut dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Efek samping penggunaan sakarin dapat menyebabkan gangguan tenggorokan berupa batuk dan radang tenggorokan serta dapat menimbulkan kerusakan membran sel serta timbulnya kanker kandung kemih karena bersifat karsiogenik jika dikonsumsi dalam kurun waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar sakarin dengan teknik pengambilan sampel random sampling dengan jumlah 10 sampel. Berdasarkan hasil penelitian uji kualitatif menggunakan uji kolorimetri diperoleh 7 sampel negatif (70%) dan 3 sampel positif (30%). Selanjutnya uji kuantitatif menggunakan uji alkalimetri diperoleh sampel 1 dengan kadar sakarin 0,0096 mg/kg, sampel 2 dengan kadar sakarin 0,0085 mg/kg dan sampel 5 dengan kadar sakarin 0,0096 mg/kg. Menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 mengenai bahan tambahan makanan, batas maksimum sakarin yaitu 50-300 mg/kg bahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa halus manis yang diperjualbelikan di kota Makassar masih layak dikonsumsi karena masih masuk ambang batas yang ditetapkan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.