Yogyakarta dan Bandung merupakan kota favorit untuk menempuh pendidikan. Ketika bermigrasi, kaum muda akan menghadapi proses adaptasi dengan lingkungan baru. Kegagalan saat beradaptasi dengan lingkungan baru akan memicu masalah psikologis seperti stres, cemas, dan gegar budaya (culture shock). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi pengalaman kaum muda dalam beradaptasi selama bermigrasi ke kota Yogyakarta dan Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 200 mahasiswa di Yogyakarta dan Bandung. Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dilakukan dengan menggunakan analisis data tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ketika kaum muda bermigrasi dan melakukan proses adaptasi, mereka cenderung mencari informasi, berinteraksi, dan menyesuaikan diri. Terdapat juga faktor predisposisi yang memengaruhi proses adaptasi kaum muda selama bermigrasi, yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung selama beradaptasi. Penelitian ini memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu psikologi mengenai proses adaptasi dan faktor predisposisi pada kaum muda yang bermigrasi ke kota Yogyakarta dan Bandung. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada kaum muda yang memiliki pengalaman pertama melakukan migrasi ke kota besar.
Abstract. Previous studies examining consumer decision-making styles in different subjects and contexts have had different results. So that the results of research in the context of coffeeshop consumers will be different from previous research. The amount of coffee consumption in Indonesia continues to increase every year whose consumer dominance is young people, especially students. By making students as young people become the main target in the coffee industry, it becomes important to know their decision-making style. This research aims to get an idea of the decision-making style of students as coffeeshop consumers. The instrument used is the adaptation of Consumer Style Inventory (CSI) into the Indonesian language and the context of coffeeshop consumers. Respondents to this study were college students in the Bandung Raya agglomeration area who had bought / consumed coffee in coffeeshop as many as 211 students (141 women and 70 men) obtained through online questionnaires and determined by purposive sampling techniques. This research design is a descriptive study with categorization analysis techniques, the U Mann-Whitney Test and the Kruskal-Wallis Test. The results of this study found five styles namely Hedonistic, Perfectionism, Confusion from Overchoice, Novelty Consciousness, and Brand Consciousness. Hedonistic style as the most dominating style in students as a consumer of coffeeshop. Abstrak. Penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti gaya pengambilan keputusan konsumen pada subjek dan konteks berbeda didapatkan hasil yang berbeda. Sehingga hasil penelitian pada konteks konsumen coffeeshop akan berbeda dari penelitian sebelumnya. Jumlah konsumsi kopi di Indonesia pun terus meningkat setiap tahunnya yang dominasi konsumennya merupakan orang muda, khususnya mahasiswa. Dengan dijadikannya mahasiswa sebagai orang muda menjadi target utama dalam industri kopi, maka menjadi penting untuk mengetahui gaya pengambilan keputusannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran gaya pengambilan keputusan mahasiswa sebagai konsumen coffeeshop. Instrumen yang digunakan adalah adaptasi Consumer Style Inventory (CSI) kedalam bahasa Indonesia dan konteks konsumen coffeeshop. Responden penelitian ini merupakan mahasiswa perguruan tinggi di wilayah aglomerasi Bandung Raya yang pernah membeli/mengkonsumsi kopi di coffeeshop sebanyak 211 mahasiswa (141 perempuan dan 70 laki-laki) yang diperoleh melalui online kuesioner serta ditentukan dengan teknik purposive sampling. Desain Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan teknik analisis kategorisasi, Uji U Mann-Whitney dan Uji Kruskal-Wallis. Hasil pada penelitian ini ditemukan lima gaya yaitu Hedonistic, Perfectionism, Confusion from Overchoice, Novelty Consciousness, dan Brand Consciousness. Dengan gaya Hedonistic sebagai gaya yang paling mendominasi pada mahasiswa sebagai konsumen coffeeshop.
Abstract. Entrepreneurial resilience is one of the most important skills needed by entrepreneurs in dealing with difficult situations that occur in their environment (Ayala & Manzano, 2014). One of these difficult situations is the Covid-19 pandemic which is not only felt by adult entrepreneurs and has been doing entrepreneurial activities for a long time, but the negative impact of the Covid-19 pandemic is also felt by student entrepreneurs and just starting their business. Therefore, when in difficult conditions such as the Covid-19 pandemic, a student entrepreneur needs resilience skills to be able to get through these difficult situations (Linnenluecke, 2017). The purpose of this study was to get an overview of Student Entrepreneurial Resilience in the Covid-19 Pandemic Period. In addition, in this study, researchers also want to see differences in entrepreneurial resilience between sexes and duration of entrepreneurship. In this study, researchers used the concept of Ayala & Manzano (2014) regarding entrepreneurial resilience. This research was conducted on 74 students of the Islamic University of Bandung who have had a minimum of 1 year of entrepreneurship and felt the impact of the Covid-19 pandemic. The measuring instrument used is the entrepreneurial resilience scale from Ayala & Manzano (2014) which then after being tested for validity and reliability, there are 21 items. The results of this study indicate that entrepreneurial resilience tends to be in the high category of student entrepreneurs at the Islamic University of Bandung. Abstrak. Entrepreneurial resilience menjadi salah satu kemampuan penting yang diperlukan wirausahawan dalam menghadapi adanya situasi sulit yang terjadi di lingkungannya (Ayala & Manzano, 2014). Salah satu situasi sulit tersebut adalah pandemik Covid-19 yang bukan hanya dirasakan oleh wirausahawan usia dewasa dan sudah lama melakukan kegiatan wirausaha, namun dampak negatif dari pandemik Covid-19 juga dirasakan oleh wirausahawan mahasiswa dan baru memulai bisnis mereka. Oleh karena itu ketika berada di kondisi sulit seperti pandemik Covid-19 seseorang wirausahawan mahasiswa memerlukan kemampuan resiliensi untuk dapat melewati situasi sulit tersebut (Linnenluecke, 2017). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai Entrepreneurial Resilience Wirausahawan Mahasiswa di Masa Pandemik Covid-19. Selain itu pada penelitian ini juga peneliti juga ingin melihat perbedaan entrepreneurial resilience antar jenis kelamin dan lamanya berwirausaha. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan konsep Ayala & Manzano (2014) mengenai entrepreneurial resilience. Penelitian ini dilakukan pada 74 orang mahasiswa Universitas Islam Bandung yang telah memiliki wirausaha minimal 1 tahun dan merasakan dampak dari pandemik Covid-19. Alat ukur yang digunakan adalah skala entrepreneurial resilience dari Ayala & Manzano (2014) yang kemudian setelah dilakukan uji validitas dan realibilitas berjumlah 21 item. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa entrepreneurial resilience cenderung berada di kategori yang tinggi pada wirausahawan mahasiswa Universitas Islam Bandung.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.