This study aims to examine the relationship between Self Efficacy and peer social support with Self Regulated Learning at Potensi Utama University students. Where the subject of research is a student of Potensi Utama University with a sample of 131 students. Sampling through simple random sampling technique. Data collection is done by using Likert scale which consists of three scale that is Self Efficacy scale, Social Peer Support scale and Self Regulated Learning scale. Data analysis method used is Multiple Regression Analysis. The results obtained that there is a positive relationship between Self Efficacy and social support peers with Self Regulated Learning students of Potensi Utama University. With the value F = 9.511 and the value p = 0.000. Self Efficacy contributes to Self Regulated Learning of 9.3%. Friends' social support contributes to Self Regulated Learning of 7.3%. Self Efficacy and peer social support to Self Regulated Learning as much as 12.9% this means there are still 87.1% other factors that can affect Self Regulated Learning. From these results it is expected for the Potensi Utama University Medan to improve students' ability in managing Self Efficacy in a better direction, build a conducive atmosphere that leads to peer social support, and create learning conditions that lead students to learn independently.
This research was conducted to identify and describe prospective teachers’ critical thinking skills profile as readiness to face the industrial revolution 4.0. This research was a descriptive research. Research subjects were chemistry education students who are prospective chemistry teachers. The instruments used in this study were the Critical Thinking Ability Test and Critical Thinking Ability Questionnaire. The instrument used is valid and reliable. The results of the study showed that the critical thinking skills of prospective chemistry teacher students are still in sufficient criteria with average score 46,7. It was also found that students' critical thinking skills in 5th semester were better than those in semester 3rd and 1st with average score 57,46 and 41. This result was also supported by differences in student performance for each indicator of critical thinking skills. Chemistry students show better performance on indicators of building basic skills compared to other critical thinking skills indicators. Meanwhile, the indicators on building strategies and tactics of chemistry education students still showed poor performance than other indicators. This needs to be improved immediately in order to prepare prospective chemistry teachers who are ready to compete in facing the industrial revolition 4.0. Improvements can be made by designing learning methods, teaching materials and evaluation tools that can improve students' critical thinking skills.Keywords: critical thinking skill, education 4.0., prospective chemistry teachers, revolutioanl industry 4.0ABSTRAK.Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan profil keterampilan berpikir kritis calon guru kimia sebagai kesiapan dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian merupakan mahasiswa pendidikan kimia yang merupakan calon guru kimia. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan berpikir kritis dan kuisioner keterampilan berpikir kritis. Instrumen yang digunakan sudah valid dan reliabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis calon guru kimia masih berada pada kriteria cukup yaitu dengan skor rata-rata 46,7. Selain itu juga ditemukan bahwa keterampilan berpikir kritis mahasiswa semester 5 lebih baik dibandingkan semester 3 dan semester 1 dengan skor rata-rata masing-masingnya yaitu 57, 46 dan 41. Hasil ini juga didukung dengan adanya perbedaan performa mahasiswa untuk masing-masing indikator keterampilan berpikir kritis. Calon guru kimia menunjukkan performa yang lebih baik pada indikator membangun keterampilan dasar dibandingkan dengan indikator keterampilan berpikir kritis lainnya. Sementara itu, pada indikator membangun strategi dan taktik calon guru kimia masih menunjukkan performa yang kurang baik dibandingkan dengan indikator yang lainnya. Hal ini perlu segera diperbaiki guna mempersiapkan calon guru kimia yang siap bersaing menghadapi era revolusi industri 4.0. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara merancang metode pembelajaran, bahan ajar dan alat evaluasi yang dapat mengasah keterampilan berpikir kritis peserta didik. Kata kunci: calon guru kimia, keterampilan berpikir kritis, pendidikan 4.0, revolusi industri 4.0
Literasi merupakan kemampuan seseorang menggunakan potensi dan keterampilan dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan menulis. Melalui kemampuan literasi, seseorang tidak saja memperoleh ilmu pengetahuan tetapi juga bisa menggunakan ilmu pengetahuaan dan pengalamannya untuk dijadikan rujukan di masa yang akan datang. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat.pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih, dan rasional. Dengan kemampuan literasi yang baik, maka diharapkan kemampuan berpikir kritispun akan meningkat. Kemampuan berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir yang dapat diterima akal reflektif yang diarahkan untuk memutuskan apa yang dikerjakan atau diyakini, dalam hal ini tidak sembarangan, tidak membawa ke sembarang kesimpulan tetapi kepada ke kekesimpulan yang terbaik. . Dan hal ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam literasi, dengan literasi yang dilakukan individu seperti dengan membaca atau menyimak informasi atau cerita, maka individu dapat menemukan cara dalam menyelesaikan masalah, sehingga individu akan melakukan analisis dari permasalahannya tersebut, sehingga pada akhirnya akan membentuk karakter atau pribadi yang kritis.
Dalam pola toxic parenting, orang tua memperlakukan anaknya dengan tidak hormat sebagai individu, contoh tidak memuji pekerjaan anak atau ,meremehkan hal-hal yang sudah anak lakukan dalam hidup kesehariannya. Atau orang tua yang suka membanding – bandingkan anak dengan anak lainnya atau membandingkan dengan saudara kandungnya sendiri sehingga mengakibatkan turunnya rasa percaya diri pada anak. Orang tua yang melakukan pola asuh ini atau toxic parents memiliki perilaku yang buruk,seperti melakukan kekerasan fisik dan juga kekerasan verbal, sehingga pada akhirnya ini menjadi racun dalam pribadi anak dan hal ini jarang di sadari oleh orang tua. Toxic parents memberikan efek negatif yang sangat besar untuk anak-anak. Anak-anak dapat menderita secara mental. Anak tipe penurut akan berusaha sekeras mungkin untuk membahagiakan orangtuanya dengan cara menekan segala hal yang mereka inginkan. Sementara untuk yang anak tipe pemberontak akan menjadi pembangkang untuk orang tuanya. Jika toxic parents ini berlangsung sepanjang kehidupan anak maka kesehatan mental anak akan mengalami gangguan. Jika kesehatan mental anak terganggu, maka akan mempengaruhi kepada perilaku anak didalam kehidupan kesehariannya.
This study is conducted to: (1) analyze the level of alignment between chemistry content on TIMSS with science-chemistry textbooks of Junior High School and (2) describe the discrepancies between chemistry content on TIMSS with science-chemistry textbooks of Junior High School in term of cognitive demands as well as subject content covered. This study was descriptive which used content analysis method. The content analysis was conducted on chemistry content of TIMSS and sciencechemistry textbooks of Junior High School. To determine the degree of alignment criteria, this study used the method developed by Porter. Accordingly, the level of alignment is symbolized by Porter's Alignment Index. The results showed that the degree of alignment between TIMSS and and sciencechemistry textbooks of Junior High School was 0.49 (low level of alignment). This imperfect alignment level is characterized by the discrepancies in term of subject content covered and cognitive demands among chemistry content on TIMSS and and science-chemistry textbooks of Junior High School. This can affect toward the achievement of Indonesian students in TIMSS.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.