Turbin angin merupakan salah satu alat konversi ramah lingkungan dengan salah satu komponen utamanya adalah bilah. Dalam optimasi bilah perlu diperhatikan beberapa parameter yaitu chord dan twist. Rancangan desain yang tepat akan menghasilkan bilah yang memiliki performa yang baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simulasi dengan bantuan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan adalah Microsoft Excel dan Qblade. Adapun target yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu mencari desain bilah yang terbaik dengan cara optimasi menggunakan metode linearisasi chord dan twist, hasil akhirnya akan didapat grafik performansi Coefficient power (Cp) dan Tip speed ratio (TSR). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mendapatkah hasil bahwa bilah airfoil SG6043 Taper dengan distribusi twist dari hub adalah sebesar 10.77 hingga ujung sebesar 0.91 dan distribusi chord adalah sebesar 0.120 m pada bagian hub dan 0.042 m pada bagian pangkal. Hasil pengujian variasi linearisasi chord dan twist didapat bahwa titik linearisasi twist pada 55% dan chord pada 25% menghasilkan coefficient power (Cp) sebesar 52.6% dengan Tip speed ratio optimal sebesar 4.5.Kata Kunci : turbin angin skala mikro, koefisien daya (Cp), tip speed ratio (TSR), bilah turbin, perangkat lunak Qblade
Krisis kebutuhan energi mendorong masyarakat global untuk mengatasi dominasi pembangkit sumber energi berbahan bakar fosil. Salah satu upaya yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber energi baru terbarukan yang dinilai memiliki sumber energi yang akan terus terbaharui. PT Lentera Bumi Nusantara terletak di pesisir Pantai Selatan Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu perusahaan yang telah berhasil mengembangkan pembangkit listrik tenaga bayu skala mikro The Sky Dancer 500. Dengan jenis desain bilah yang digunakan oleh TSD 500, penelitian ini bertujuan untuk mendesain dan mengetahui karakteristik desain bilah dengan jenis NACA airfoil S2046. Dalam melakukan perancangan, digunakan metode studi literatur, pemilihan airfoil, menganalisis hasil simulasi performa airfoil, menentukan desain NACA airfoil yang terbaik dan dilakukan finalisasi dengan menggambar desain bilah dari NACA yang telah dianalisis. Perancangan dilakukan dengan menggunakan data kecepatan angin maksimum di PT LBN sebesar 12 m/s. Perancangan dan simulasi performa dilakukan menggunakan software Qblade dengan membandingkan hasil dari desain perancangan bilah menggunakan NACA airfoil S2046. Diperoleh hasil perangan dan simulasi NACA airfoil S2046 memiliki karakteristik titik TSR puncak pada 5.0. The energy demand crisis has pushed the global community to overcome the dominance of fossil fuel energy sources. One of the efforts made is by utilizing new renewable energy sources which are considered to have energy sources that will continue to be renewed. PT Lentera Bumi Nusantara located on the southern coast of Tasikmalaya Regency is one of the companies that has succeeded in developing a micro-scale wind power plant The Sky Dancer 500. With the type of blade design used by the TSD 500, this study aims to design and determine the resulting performance. of blade designs with different NACA airfoil types. In doing the design, the literature study method was used, airfoil selection, analyzed the results of the airfoil performance simulation, determined the best NACA airfoil design and finalized it by drawing the blade design of the analyzed NACA. The design is carried out using maximum wind speed data at PT LBN of 12 m/s. The design and performance simulation was carried out using Qblade software by comparing the results of the blade design using the NACA airfoil S2046. The results of the design and simulation of NACA airfoil S2046 have an efficiency value of 49%.
Energi merupakan sektor primer untuk kebutuhan hidup manusia, namun ironi negeri ini sektor energi masih dipasok oleh waste energy, dimana negeri-negeri tetangga sudah mulai memanfaatkan green energy. Indonesia dilimpahkan sumber daya energi baru-terbarukan sangat berlimpah, mulai dari panas matahari, panas bumi, angin, air, gelombang laut. Namun, kita belum mampu untuk memaksimalkan potensi yang diberikan. Contohnya, kecepatan rata-rata angin di Indonesia berkisar 2 m/s sampai dengan 11 m/s. Masuk dalam kecepatan angin rendah. Hampir mustahil memanfaatkan energi angin ini untuk skala besar. Akan tetapi, potensi angin ini tersedia hampir sepanjang tahun, maka dari itu, pengembangan teknologi turbin angin ini memungkinkan untuk skala mikro. Terdapat berbagai opsi untuk memaksimalkan energi angin dalam kecepatan rendah. Ada banyak opsi untuk menggunakan airfoil, parameter yang dicari adalah nilai Cl/Cd yang tinggi untuk mengekstrak energi angin pada kecepatan 2 m/s sampai 11 m/s. Pada penelitian ini dilakukan 3 tahapan, tahapan pertama perhitungan untuk menentukan jari-jari, chord, dan twist pada bilah. Tahapan kedua menggunakan bantuan software Q-blade untuk mengetahui Coefficient Performance dari airfoil yang digunakan dan 3D CAD Modelling. Tahapan ketiga yaitu proses manufaktur dan pengujian lapangan. Berdasarkan hasil perancangan, bilah yang dipilih adalah airfoil NACA tipe 5415 jenis taperless dengan jari-jari 0.875 m. Energy is the primary sector for the needs of human life, but the irony of this country is that the energy sector is still supplied by waste energy, where neighboring countries have started to use green energy. Indonesia is bestowed with abundant new-renewable energy resources, ranging from solar heat, geothermal, wind, water, ocean waves. However, we have not been able to maximize the potential given. For example, the average wind speed in Indonesia ranges from 2 m/s to 11 m/s. Enter in low wind speed. It is almost impossible to harness this wind energy on a large scale. However, this wind potential is available almost all year round, therefore, the development of this wind turbine technology allows for micro-scale. There are various options for maximizing wind energy at low speeds. There are many options for using airfoils, the parameter to look for is a high Cl/Cd value to extract wind energy at speeds of 2 m/s to 11 m/s. In this study, 3 stages were carried out, the first stage was the calculation to determine the radius, chord, and twist on the blade. The second stage uses the help of Q-blade software to find out the Coefficient Performance of the airfoil used and 3D CAD Modeling. The third stage is the manufacturing process and field testing.
Penggunaan perahu sering terjadi banyak insiden kecelakaan yang disebabkan oleh cuaca, ombak yang tinggi, rendahnya tingkat kesadaran keselamatan saat berlayar maupun perahu yang tidak memenuhi standar keselamatan dan teknologi pendukung keselamatan dan kenyamanan yang mengakibatkan perahu terbalik dan karam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh performa perahu dengan penambahan variasi fin stabilizer untuk menurunkan gerakan rolling. Metode yang digunakan adalah analisis hambatan dan perilaku gerak kapal menggunakan Software CFD (Computational Fluid Dynamics) untuk melihat pengaruh penambahan fin stabilizer, pengaruh variasi bentuk dan sudut fin stabilizer terhadap gerakan rolling pada perahu. Hasil analisa dengan penambahan fin stabilizer pada perahu dengan menggunakan 2 jenis variasi fin stabilizer yaitu fin stabilizer tipe triangle dengan frekuensi gelombang 0.39 Hz, tinggi gelombang 0.2 m, kecepatan arus 1 m/s, kecepatan angin 5 knot dan kecepatan 2 knot lebih efektif mereduksi sampai dengan 5% gaya rolling yang terjadi pada perahu dengan kondisi air laut yang tenang dengan ketinggian gelombang yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan hasil analisa dari perahu dengan penambahan fin stabilizer tipe propeller pada perahu dengan frekuensi gelombang 0.76408 Hz, tinggi gelombang 0.4 m, kecepatan arus 2 m/s, kecepatan angin 15 knot dan kecepatan 4 knot lebih efektif mereduksi sampai 7% gaya rolling yang terjadi pada perahu dengan kondisi air laut yang sebenarnya. The use of boats often occurs with many accidents caused by weather, high waves, low levels of safety awareness while sailing or boats that do not meet safety standards and supporting technology for safety and comfort which results in the boat overturning and sinking. The purpose of this research is to see the effect of boat performance with the addition of variations of the fin stabilizer to reduce rolling motion. The method used is the analysis of the resistance and motion behavior of the ship using CFD Software (Computational Fluid Dynamics) to see the effect of adding a fin stabilizer, the effect of variations in the shape and angle of the fin stabilizer on the rolling motion of the boat. The analysis results with the addition of a fin stabilizer on the boat using 2 types of variations of the fin stabilizer, namely the triangular fin stabilizer with a wave frequency of 0.39 Hz, a wave height of 0.2 m, a current speed of 1 m / s, a wind speed of 5 knots and a speed of 2 knots more effectively reducing to with 5% of the rolling force that occurs in boats with calm sea water conditions with not too high wave heights. While the results of the analysis of the boat with the addition of propeller type fin stabilizer on the boat with a wave frequency of 0.76408 Hz, wave height 0.4 m, current speed 2 m / s, wind speed 15 knots and speed 4 knots more effectively reduce up to 7% of the rolling force that occurs at boat with real sea water conditions.
A B S T R A KMesin pendingin atau refrigator sangat dibutuhkan guna membuat makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya agar tetap segar dan awet dengan cara menukar atau membuang panas pada makanan tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu merancang sebuah alat pemanas air dengan memanfaatkan panas dari kondensor mesin refrigator ½ PK sebagai keuntungan tabahan. Perancangan dimulai dengan identifikasi permasalahan, menghitung kebutuhan panas, menentukan dimensi dan juga komponen utama pemanas air. Berdasarkan hasil analisa dimana dimensi tube sebesar diameter 8 mm, tebal 2 mm dengan panjang sebesar 0,5 meter dan tangki berkapasitas 20 liter, didapatkan bahwa refrigator ½ PK dengan freon yang keluar sebesar 65˚C hanya mampu memanaskan air sebanyak 3 Kg dari temperatur 28˚ menjadi 60˚ dalam waktu 59 menit, dengan beban panas sebesar 130,74 Watt dan hasil yang dicapai dari CFD menunjukan panas yang masuk pada tube sebesar 65˚C akan berkurang setelah mencapai 1/3 dari panjang tube.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.