Pedestrian path in the campus is strategic route dominated by the movement of students and other users from 06.00 AM until 20.00 PM. The unavailability of artificial lighting at night on the pedestrian paths on the campus of the University of Bengkulu causes low visibility for pedestrian path users and have an impact on walking difficulties, negative behaviour and opportunities for criminal acts. The purpose of this study is identifying frequently used pedestrian paths and examines the principles of artificial lighting must be applied pedestrian users can walk safely and comfortably in the campus at night. These conditions can increasing liveability of pedestrian paths on the campus at night. The study sites were divided into 10 zones. Each zone will be analysed using combination method of field survey methods, online questionnaires, and simulation methods using Dialux evo 9.0. Data from questionnaire and field survey result will be used to decide the artificial lighting plan on the pedestrian path. While Dialux evo 9.0 simulation are to simulate the planned light points The results of the research are determining an artificial lighting strategy is evenly distributed along the pedestrian path.
The increase in the transmission of the COVID-19 disease, creating an effort to prevent transmission by controlling total of space users in the Dean’s Office Building, University of Bengkulu to avoid overcrowding users of space in buildings. The control has an impact on the increasing number of space users in the transition space of outdoor (terraces, hallways, corridors) in the eight Dean’s Office Buildings. The thermal comfort of the outdoor transition space needs to be considered because the post-pandemic adaptation behavior causes the change in the function of the transition area as buffer between outdoor and indoor spaces, is currently becoming a waiting room for entering buildings with uncertain waiting times. In addition, University of Bengkulu is located in coastal area with air temperatures during the day between 30 °C- 34 °C and wind speed ranging from 0-2,2 m/s. The purpose of this research is to determine the perception of thermal comfort of space users in the transition space, Dean’s Office Building, University of Bengkulu. Measurement data in the form of air temperature, air humidity, and wind speed at the peak of the dry month were carried out at 08.00-16.00 for 10 working days and interview data on the perception of thermal comfort of space users. Interview and measurement data will be inputted on the Ray-man measuring instrument to obtain the PET, PMV, SET values.
Arsitektur vernakular adalah perwujudan yang terbentuk dari nilai budaya, klimatologi dan tertuang dalam wujud fisik arsitektural. Kawasan Desa Gunung Alam merupakan salah satu area yang memiliki rumah hunian vernakular yang masih bertahan eksistensinya hingga sekarang. Selubung fasad merupakan menelaah bagian terluar bangunan yang dikaji melalui sambungan konstruksi struktur, dalam kasus ini adalah sambungan bahan material alami pada bangunan. Pembelajaran matakuliah Dasar Struktur Dalam Arsitektur memiliki capaian dalam penggunaan jenis struktur sederhana pada bangunan. Tujuan penelitian ini adalah menjadikan bangunan vernakular sebagai studi preseden yang baik dalam memberikan kontribusi kepada pembelajaran matakuliah Dasar Struktur Dalam Arsitektur dalam hal menelaah rangkaian selubung fasad rumah vernakular untuk dijadikan bahan pembelajaran struktur sederhana di era pembangunan yang modern sekarang ini. Metode penelitian menggunakan observasi langsung di lapangan dengan mengumpulkan data terukur dan data dokumentasi untuk di tuang dalam model 3d. Hasil yang di dapat adalah, terdapat beberapa sambungan konstruksi yang dibuat secara buatan pada dinding fasad yang menjadi pengetahuan baru dalam keberlanjutan pembelajaran di dunia arsitektur ke depannya.
Abstrak_Rasa nyaman merupakan salah satu bagian hal penting dalam kelangsungan hidup manusia dan salah satunya adalah kenyamaan visual dari pencahayaan alami. Gedung Kuliah Bersama V (lima) memiliki masalah kelebihan paparan matahari pada sisi samping fasad bangunan akibat pada posisi tersebut berada di sisi Barat dan Timur serta minimnya elemen pembayangan pada bangunan maka dibutuhkan solusi berupa desain sirip matahari sebagai pereduksi silau matahari yang berlebih terhadap bangunan. Metode yang digunakan adalah metode eksplorasi dengan membuat ragam bentuk sirip matahari dan menggunakan metode transformasi lipat dalam mengubah bentuk dasar sirip matahari menjadi bentuk baru dengan kriteria yang akan dicapai adalah jumlah tungkai penggerak bidang kurang dari 5 tungkai dengan bidang yang dapat berintegrasi dengan bentuk fasad. Hasil yang didapat adalah ragam bentuk sirip matahari yang didapat dari ekplorasi bentuk dasar sirip matahari dan pemilihan bentuk horizontal 1 yang sesuai dengan bentuk fasad gedung kuliah bersama V.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.